Adopsi Kripto RI Anjlok: Saatnya Industri Bangun Ekosistem Lebih Giat!

Indonesia Turun Peringkat Adopsi Kripto, Tetap Kuat di Sektor Ritel

Laporan Chainalysis Global Crypto Adoption Index 2025 menempatkan Indonesia di posisi ke-7 dunia untuk adopsi kripto berbasis akar rumput. Meskipun prestasi ini menandai penurunan dari posisi lima besar tahun lalu, Indonesia tetap menunjukkan kekuatan di sektor ritel. Perubahan peringkat ini didorong oleh perubahan metodologi dalam laporan tahun ini.

Chainalysis 2025 kini menyertakan sub-indeks aktivitas institusional, yang mencakup transaksi bernilai lebih dari US$1 juta. Penambahan ini menguntungkan negara-negara dengan ekosistem keuangan mapan seperti Amerika Serikat, India, dan Brasil, karena tingginya partisipasi institusi, termasuk melalui produk ETF Bitcoin spot. Sebaliknya, sub-indeks DeFi ritel—yang sebelumnya menjadi keunggulan Indonesia—dihapus karena dianggap sebagai aktivitas “niche” yang tidak mewakili adopsi akar rumput secara umum.

Meskipun mengalami penurunan peringkat, Indonesia tetap aktif dalam pengembangan ekosistem kripto. Upbit Indonesia, misalnya, mengkombinasikan edukasi tren Web3 dengan fenomena “yapping” dan SocialFi, serta “sportainment” untuk mendorong adopsi dan pemahaman yang lebih luas.

“Yapping,” yaitu meramaikan diskusi kripto di media sosial seperti Twitter/X, Telegram, atau Discord, dipandang sebagai strategi penting dalam membangun eksposur dan keberlanjutan proyek kripto. SocialFi, sebagai model baru yang memungkinkan monetasi interaksi sosial melalui token atau NFT, memberdayakan komunitas menjadi tidak hanya pengguna, tetapi juga pemilik platform yang mereka dukung. Kedua strategi ini saling terkait; semakin ramai “yapping,” semakin tinggi nilai yang tercipta di ekosistem SocialFi.

Resna Raniadi, Chief Operating Officer Upbit Indonesia, menekankan pentingnya edukasi dalam pertumbuhan ekosistem kripto yang sehat dan berkelanjutan. Melalui diskusi dan aktivitas “sportainment,” Upbit Indonesia bertujuan untuk menunjukkan bahwa Web3 bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang membangun koneksi dan kolaborasi yang kuat. Pemahaman yang lebih baik tentang tren Web3 seperti “yapping” dan SocialFi, menurut Resna, akan mempersiapkan investor dan komunitas untuk perkembangan di dunia digital.

Kejahatan Kripto Capai US$163 Juta pada Agustus 2025, Hacker Ganti Strategi