Ifonti.com Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) telah menjadi sorotan pasar dengan kenaikan harga yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Lonjakan harga emas dunia muncul sebagai katalis utama yang tak terbantahkan di balik meroketnya valuasi emiten logam mulia ini.
Reydi Octa, seorang analis sekaligus Pengamat Pasar Modal Indonesia, menyoroti sentimen positif ini yang begitu kental terasa pada pergerakan saham ANTM. Ia mengungkapkan, saham ANTM telah menunjukkan peningkatan impresif lebih dari 18% hanya dalam kurun waktu satu bulan terakhir, menarik perhatian luas para investor.
Antusiasme investor terhadap prospek saham ANTM ke depan semakin terkonfirmasi dengan aksi borong investor asing. Dalam satu minggu terakhir saja, investor asing tercatat mengakumulasi saham ANTM senilai Rp 520 miliar, sebuah sinyal kuat akan kepercayaan mereka terhadap fundamental perusahaan. Reydi menambahkan, tren investor yang berbondong-bondong memborong emas di tengah ketidakpastian global dan eskalasi politik telah turut mendongkrak kinerja laba Antam secara signifikan.
Meskipun demikian, perlu dicermati bahwa harga konsensus yang ditargetkan oleh gabungan analis untuk saham ANTM berada pada level Rp 3.550. Artinya, dengan harga ANTM saat ini, potensi kenaikan (upside potential) yang ditawarkan tidak terpaut terlalu jauh dari proyeksi tersebut.
Reydi mengindikasikan bahwa para analis berpotensi meninjau ulang kinerja dan potensi ANTM ke depan, yang mungkin akan berujung pada revisi target harga. Sebagai informasi penting bagi investor, level tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) ANTM dalam lima tahun terakhir tercatat pada Rp 3.660. Level ini merupakan titik resistansi krusial yang patut diwaspadai dan dicermati secara saksama oleh para pelaku pasar.
Pada transaksi perdagangan Selasa (2/9/2025), saham ANTM ditutup dengan lonjakan signifikan sebesar 8,44%, mengakhiri sesi di posisi Rp 3.470.
Kinerja Ciamik di Balik Lonjakan Saham
Di balik pergerakan harga saham yang menarik, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga membukukan performa keuangan yang gemilang, mencerminkan solidnya fundamental perusahaan. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis di Bursa Efek Indonesia (BEI), Antam berhasil mencatat penjualan senilai Rp 59,02 triliun pada semester I-2025. Angka ini melonjak 154,51% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp 23,19 triliun.
Pendorong utama kenaikan penjualan ini berasal dari segmen:
- Logam mulia dan pemurnian: naik 162,30% yoy menjadi Rp 49,68 triliun.
- Nikel: meningkat 124,86% yoy menjadi Rp 7,87 triliun.
- Bauksit dan alumina: tumbuh 101,89% yoy menjadi Rp 1,46 triliun.
Seiring dengan meroketnya penjualan, beban pokok penjualan Antam juga tercatat naik 139,64% yoy menjadi Rp 50,78 triliun. Sementara itu, beban usaha bertambah 42,86% yoy menjadi Rp 2,10 triliun. Meskipun dihadapkan pada peningkatan beban, laba usaha Antam justru melesat tajam, mencapai Rp 6,14 triliun pada semester I-2025. Angka ini merupakan peningkatan fenomenal lebih dari 1.000% dibandingkan Rp 532,33 miliar pada semester I-2024.
Puncak kinerja ciamik ini tercermin pada laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk, yang mencapai Rp 4,70 triliun. Angka ini melonjak signifikan 203,23% yoy dari Rp 1,55 triliun pada tahun sebelumnya. Per akhir Juni 2025, total aset Antam tercatat sebesar Rp 48,38 triliun, dengan komposisi liabilitas Rp 14,67 triliun dan ekuitas Rp 33,71 triliun.
Ringkasan
Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mengalami kenaikan harga signifikan didorong oleh lonjakan harga emas dunia, menarik minat investor asing yang mengakumulasi saham senilai Rp 520 miliar dalam seminggu. Kenaikan ini membuat saham ANTM meningkat lebih dari 18% dalam satu bulan terakhir. Target harga konsensus analis untuk saham ANTM adalah Rp 3.550, dengan level tertinggi sepanjang masa (ATH) dalam lima tahun terakhir di Rp 3.660 yang menjadi resistansi krusial.
Kinerja keuangan Antam juga mencatat peningkatan signifikan, dengan penjualan semester I-2025 mencapai Rp 59,02 triliun, naik 154,51% year-on-year. Laba bersih periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 4,70 triliun, melonjak 203,23% year-on-year. Kenaikan ini didorong oleh performa penjualan dari segmen logam mulia, nikel, serta bauksit dan alumina.