Ifonti.com SYDNEY. Bursa saham Australia mengawali pekan dengan pelemahan tipis pada Senin, 4 Agustus 2025. Penurunan ini didorong oleh koreksi pada saham-saham sektor perbankan dan energi, meskipun sektor pertambangan menunjukkan kinerja yang kuat.
Sentimen pasar global terpukul oleh kekhawatiran yang meningkat terhadap prospek pertumbuhan ekonomi. Data tenaga kerja Amerika Serikat yang di bawah ekspektasi serta keputusan Washington untuk memberlakukan tarif impor tinggi terhadap sejumlah negara membebani kepercayaan investor.
Trump Akan Umumkan Calon Pengganti Pejabat The Fed dalam Beberapa Hari ke Depan
Pada pukul 00.34 GMT, indeks acuan S&P/ASX 200 tercatat turun 0,1% menjadi 8.652,50, menandai potensi penurunan selama tiga sesi perdagangan berturut-turut.
Beberapa jam sebelum tenggat waktu 1 Agustus, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menandatangani perintah eksekutif yang menetapkan tarif impor substansial pada produk dari berbagai negara, termasuk Kanada, Brasil, India, dan Taiwan. Langkah ini menegaskan kembali ambisi Trump untuk secara fundamental merombak sistem perdagangan global.
Dari sisi data makroekonomi, laporan pada Jumat lalu menunjukkan bahwa pertumbuhan lapangan kerja di AS melambat lebih dari perkiraan pada bulan Juli. Perkembangan ini segera meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan cenderung memangkas suku bunga pada rapat kebijakan bulan September mendatang.
IHSG Berpotensi Konsolidasi, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini dari BRI Danareksa (4/8)
“Pasar sedang menyesuaikan harganya untuk potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang lebih besar dan gangguan terhadap inflasi AS, yang bisa membuat tugas The Fed dalam menopang pasar tenaga kerja menjadi lebih rumit,” ujar Kyle Rodda, analis pasar senior di capital.com, menyoroti kompleksitas situasi saat ini.
Di pasar saham Sydney, sektor perbankan menjadi salah satu penekan utama, merosot 0,7% dan mencatat penurunan untuk hari kedua berturut-turut. Keempat bank besar Australia dilaporkan terkoreksi antara 0,4% hingga 0,6%.
Sementara itu, saham energi tergerus 1,1%, menyusul anjloknya harga minyak setelah konsensus OPEC+ untuk meningkatkan produksi secara besar-besaran pada bulan September. Akibatnya, saham Woodside Energy turun 1,9% dan Santos melemah 0,4%.
Berbeda dengan sektor lainnya, saham pertambangan justru menunjukkan ketahanan, naik 0,8%. Kenaikan ini didukung oleh stabilnya harga tembaga, menyusul keputusan mengejutkan Presiden Trump yang mengecualikan logam olahan dari penerapan tarif impor sebesar 50%. Saham raksasa pertambangan seperti Rio Tinto dan BHP masing-masing menguat 0,2% dan 0,3%.
Sentimen Negatif AS Bayangi Bursa Asia Senin (4/8), Harga Minyak dan Dolar Melemah
Saham emas mencatat lonjakan signifikan sebesar 2,9%, seiring dengan melambungnya harga logam mulia tersebut pada akhir pekan lalu. Peningkatan ini dipicu oleh meningkatnya permintaan aset aman (safe haven) di tengah data ekonomi AS yang lesu. Saham Evolution Mining, misalnya, menguat 3,6%.
Di Selandia Baru, indeks acuan S&P/NZX 50 terpantau nyaris stagnan, bergerak di level 12.726,87.
Ringkasan
Bursa saham Australia (ASX) mengalami pelemahan tipis pada awal pekan, tertekan oleh kinerja buruk sektor perbankan dan energi. Sentimen pasar global terpengaruh oleh kekhawatiran pertumbuhan ekonomi, data tenaga kerja AS yang mengecewakan, dan penerapan tarif impor oleh Amerika Serikat.
Indeks S&P/ASX 200 turun 0,1%, meskipun sektor pertambangan menunjukkan ketahanan berkat stabilnya harga tembaga. Saham emas mengalami kenaikan signifikan seiring dengan meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven akibat data ekonomi AS yang lesu.