Auto2000 Sebut Penurunan BI Rate Bantu Peningkatan Penjualan

Turunnya BI Rate disambut dengan antusiasme positif oleh pelaku industri dan jaringan penjual mobil baru di Indonesia. Auto2000, salah satu dealer otomotif terbesar, misalnya, melihat penurunan suku bunga Bank Indonesia ini sebagai potensi besar yang diharapkan dapat membantu meningkatkan geliat pasar otomotif nasional.

“Kami sebagai dealer tentu suku bunga yang lebih rendah adalah hal positif,” ungkap Anton Jimmi Suwandy, CEO Auto2000. Namun, Anton juga mengingatkan bahwa meskipun BI Rate telah turun, perubahan aktual pada suku bunga kredit tidak akan terjadi secara instan. “Perlu waktu untuk aktual bunga mengalami perubahan,” jelasnya, menyoroti adanya jeda waktu dalam transmisi kebijakan moneter.

Di luar kondisi ini, Anton menambahkan bahwa sebenarnya Bank maupun perusahaan pembiayaan (financing) telah proaktif memberikan berbagai paket dengan penawaran bunga ringan. Inisiatif-inisiatif ini, menurutnya, telah terbukti efektif dalam menstimulus pasar penjualan, memberikan dorongan tambahan bagi konsumen mobil.

Sebagai informasi latar belakang, Bank Indonesia telah kembali menurunkan BI Rate pada 17 September 2025 lalu. Penurunan sebesar 25 basis poin ini membawa suku bunga acuan menjadi 4,75%. Berdasarkan data yang diumumkan BI melalui situs resminya di bi.go.id, sejak awal tahun 2025, BI Rate secara total telah mengalami penurunan sebanyak 100 basis poin, menunjukkan arah kebijakan moneter yang akomodatif.

Honda Sambut Positif Penurunan BI Rate, Sebut Bisa Dongkrak Penjualan Mobil

BI Rate sendiri merupakan acuan suku bunga utama di Indonesia yang memiliki dampak luas terhadap perekonomian. Dengan turunnya BI Rate, bunga tabungan dan deposito berpotensi menurun, namun di sisi lain, bunga pinjaman akan menjadi lebih terjangkau. Kondisi ini secara fundamental diharapkan dapat mendukung peningkatan konsumsi dan investasi di masyarakat, yang pada gilirannya akan menggerakkan roda perekonomian nasional.

Penurunan suku bunga acuan ini secara keseluruhan disambut baik oleh berbagai pelaku pasar, khususnya lembaga pembiayaan. Mereka melihat peluang untuk semakin menarik minat konsumen dengan penawaran kredit yang lebih kompetitif, sehingga berpotensi besar untuk mendorong penjualan di berbagai sektor, termasuk industri otomotif.