Ifonti.com JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) memulai perdagangan Senin (1/9/2025) dengan guncangan signifikan, merespons sentimen negatif di pasar. Sejak bel pembukaan berbunyi, IHSG langsung anjlok tajam sebesar 2,69% atau kehilangan 210,39 poin, menempatkannya pada level 7.620,10. Hanya berselang beberapa menit, tekanan jual kian memuncak, mendorong pelemahan semakin dalam hingga mencapai 3,52%.
Situasi ini tak lepas dari gejolak domestik. Tekanan jual masif yang melanda pasar saham IHSG pada pembukaan tersebut diyakini merupakan respons investor terhadap eskalasi aksi demonstrasi yang semakin meluas sejak pekan lalu. Di tengah sentimen negatif tersebut, aktivitas perdagangan tetap tinggi dengan nilai transaksi mencapai Rp6,72 triliun, melibatkan perputaran 94,74 juta saham dalam 629,49 ribu kali transaksi. Namun, dominasi sentimen negatif tampak jelas; dari seluruh saham yang diperdagangkan, sebanyak 612 saham menunjukkan pelemahan, sementara hanya 45 saham yang berhasil menguat, dan 37 saham lainnya tetap stagnan.
Menyikapi guncangan di pasar modal Indonesia ini, manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) bergerak cepat dengan mengundang media untuk konferensi pers pagi ini. Pertemuan penting tersebut bukan hanya dihadiri oleh pihak BEI, namun juga akan menghadirkan tokoh kunci dalam perekonomian nasional, yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, perwakilan dari Bank Indonesia (BI), dan perwakilan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kehadiran mereka menyoroti keseriusan pemerintah dan regulator dalam memantau dan menstabilkan kondisi pasar.
Di sisi lain, para analis pasar mencoba membaca arah pergerakan IHSG di tengah tekanan ini. Herditya Wicaksana, Analis dari MNC Sekuritas, memandang pelemahan yang terjadi secara teknikal masih merupakan bagian dari struktur gelombang Indeks Harga Saham Gabungan. Dalam riset hariannya pada Senin (1/9/2025), Herditya memprediksi, “Meskipun terjadi koreksi, IHSG berpotensi menguji area 7.691–7.753 terlebih dahulu sebelum kembali menunjukkan penguatan, dengan target menuju rentang 8.017–8.102.” Lebih lanjut, ia juga memproyeksikan level support IHSG berada di antara 7.731 dan 7.680, sementara level resistance krusial terpantau di 7.858 dan 8.008. Ini memberikan gambaran potensi pergerakan pasar saham ke depan meskipun sedang diwarnai ketidakpastian.