AXA Mandiri ungkap sejumlah faktor yang dapat pengaruhi kinerja unitlink saham

Ifonti.com JAKARTA. PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) membeberkan sejumlah faktor yang dapat memengaruhi kinerja untilink berbasis saham.

Head of Investment AXA Mandiri Erika Marthalina mengatakan beberapa faktor utamanya, yakni kondisi pasar global, sentimen regional, serta pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

“Selain itu, sentimen optimistis di sektor perbankan, consumer, atau energi, dapat menaikkan nilai unitlink,” katanya kepada Kontan, Jumat (12/12/2025).

Sebaliknya, Erika mengatakan ketika pasar penuh ketidakpastian atau inflasi meningkat, kinerja unitlink berbasis saham bisa tertekan.

AdaKami Dorong Fintech Lending Bertumbuh Inklusif lewat Penguatan Teknologi   

Dia menambahkan kebijakan suku bunga juga memiliki peranan penting. Saat suku bunga naik, investor cenderung mengalihkan investasi ke instrumen yang lebih aman, sehingga pasar saham melemah. Namun, ketika suku bunga turun, biaya modal perusahaan menjadi lebih rendah dan aktivitas ekonomi meningkat, sehingga harga saham biasanya terdorong naik. 

Erika mengatakan, strategi investasi yang dilakukan oleh fund manager turut memberikan kontribusi signifikan. Jika mayoritas portofolio berisi perusahaan yang kinerjanya solid, memiliki pertumbuhan laba yang stabil, serta berada di sektor yang prospektif, tentu performa unitlink akan lebih kuat. 

“Strategi alokasi aset, timing pembelian, serta gaya investasi dari fund manager juga memberikan kontribusi besar terhadap hasil akhirnya,” tuturnya.

Erika juga menyebut biaya-biaya dalam produk unitlink tidak dapat diabaikan. Berbagai komponen, seperti management fee, expense ratio, dan biaya transaksi dapat memengaruhi return bersih yang diterima pemegang polis.

Begitu juga dengan faktor eksternal lain, seperti fluktuasi nilai tukar, arus masuk-keluar dana asing, kebijakan pemerintah terhadap sektor tertentu, hingga kondisi geopolitik global juga dapat memengaruhi kinerja unitlink, khususnya berbasis saham.

Pada akhirnya, AXA Mandiri menilai unitlink saham merupakan instrumen jangka panjang, sehingga volatilitas jangka pendek adalah hal yang wajar. Namun, Erika bilang dengan jangka waktu yang cukup dan strategi top-up yang tepat, potensi pertumbuhan unitlink saham dapat lebih optimal.

Sementara itu, Erika berharap kinerja unitlink berbasis saham bisa positif hingga akhir tahun ini. Dia mengatakan terbuka peluang untilink saham tetap mencatatkan kinerja positif hingga akhir tahun ini, dipicu kinerja IHSG yang sejauh ini menunjukkan ketahanan solid, ditopang oleh fundamental ekonomi domestik yang kuat, terutama didorong konsumsi, investasi, dan stabilitas politik.

“Meskipun demikian, volatilitas pasar tetap menjadi faktor yang harus diwaspadai,” ucap Erika.

IIF Kantongi Rp 500 Miliar dari CCB Indonesia untuk Genjot Pembiayaan Infrastruktur

AXA Mandiri menyatakan akan terus melakukan pemantauan aktif dan penyesuaian strategis portofolio agar selalu berada pada posisi yang menguntungkan. Erika mengatakan pihaknya juga memastikan biaya produk perusahaan kompetitif dan fokus pada nilai jangka panjang untuk membantu nasabah mendapatkan proteksi dengan nilai tambah.  

Berdasarkan data Infovesta secara year to date (ytd) per November 2025, unitlink saham AXA Mandiri, yakni AXA-Mandiri Progressive Money, berhasil mencatatkan kinerja positif dengan return sebesar 1,96%.

Secara keseluruhan, rata-rata return unitlink berbasis saham tercatat sebesar 10,15% per November 2025. Kinerjanya menjadi yang tertinggi di antara unitlink lainnya.

Jika ditelaah lebih lanjut, unitlink berbasis campuran mencatatkan kinerja rata-rata return terbesar kedua per November 2025 sebesar 8,84%. Diikuti unitlink pendapatan tetap dengan rata-rata return sebesar 6,86% dan unitlink pasar uang dengan rata-rata return sebesar 3,90% per November 2025.