Ifonti.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) secara resmi kembali membuka perdagangan saham untuk PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk (PGLI), PT Triniti Dinamik Tbk (TRUE), dan PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS). Keputusan pencabutan suspensi ini diumumkan pada 14 Oktober 2025, menandai kembalinya ketiga emiten tersebut beraktivitas di pasar modal mulai hari ini, Rabu (15/10), tepatnya pada sesi I.
Dalam pengumumannya, BEI menyatakan, “Suspensi atas perdagangan saham di Pasar Reguler dan Pasar Tunai dibuka kembali mulai sesi I tanggal 15 Oktober 2025.” Langkah ini tentu dinantikan oleh para investor yang memegang saham-saham tersebut, setelah periode suspensi yang menghentikan aktivitas perdagangan.
Pasca-dibukanya suspensi, pergerakan harga saham ketiga emiten menunjukkan dinamika yang bervariasi. Berdasarkan data RTI, saham PGLI langsung mengalami koreksi tajam sebesar 14,86% dalam sehari perdagangan. Nasib serupa juga menimpa AYLS, yang tercatat anjlok 14,88% pada hari yang sama. Kontras dengan keduanya, saham TRUE justru berhasil menguat 9,73%, meskipun perlu dicatat bahwa emiten ini masih berada dalam papan pemantauan khusus.
Menanggapi volatilitas pasar ini, Ilham Fitriadi Budiarto, seorang Technical Analyst dari RHB Sekuritas Indonesia, memberikan pandangannya. Menurut Ilham, wajar jika saham AYLS dan PGLI menunjukkan potensi koreksi setelah suspensi dicabut oleh BEI. Meski demikian, dari ketiga saham tersebut, Ilham menyoroti PGLI sebagai yang “cukup menarik secara teknikal,” seperti yang diungkapkannya kepada Kontan pada Rabu (15/10).
Sementara itu, untuk saham TRUE, Ilham menyebutkan target terdekat secara teknikal berada di level Rp138 per saham, meskipun statusnya di papan pemantauan khusus menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan investor sebelum mengambil keputusan.
Melihat potensi di balik koreksi awal, Ilham merekomendasikan strategi buy on weakness untuk saham AYLS dan PGLI, memberikan panduan konkret bagi investor. Untuk saham AYLS, level entry ideal disarankan pada Rp163 per saham, dengan target harga di rentang Rp186 hingga Rp204 per saham. Investor juga dianjurkan untuk menetapkan stop loss di level Rp145 per saham guna membatasi risiko kerugian.
Senada, untuk saham PGLI, Ilham merekomendasikan level entry di Rp284 per saham. Target harga optimis ditetapkan antara Rp316 hingga Rp356 per saham, dengan stop loss yang dapat dipasang di level Rp262 per saham. Rekomendasi analisis teknikal ini memberikan peta jalan bagi para pelaku pasar yang ingin memanfaatkan momentum setelah pencabutan suspensi.
Namun, untuk saham TRUE, Ilham belum memberikan rekomendasi beli atau jual. Hal ini disebabkan status saham TRUE yang masih berada di papan pemantauan khusus, sebuah kondisi yang membutuhkan kehati-hatian ekstra dan analisis lebih mendalam dari investor.
Berupaya Buka Suspensi, Simak Perkembangan Restrukturisasi Utang Waskita Karya(WSKT)
Martina Berto (MBTO) Dikabarkan Bakal Diakusisi Asing, Ini Tanggapan Manajemen
Ringkasan
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencabut suspensi perdagangan saham PGLI, TRUE, dan AYLS mulai 15 Oktober 2025. Setelah suspensi dicabut, saham PGLI dan AYLS mengalami koreksi, sementara saham TRUE justru menguat. Analis RHB Sekuritas Indonesia, Ilham Fitriadi Budiarto, menilai PGLI menarik secara teknikal.
Ilham merekomendasikan strategi buy on weakness untuk saham AYLS (entry Rp163, target Rp186-Rp204, stop loss Rp145) dan PGLI (entry Rp284, target Rp316-Rp356, stop loss Rp262). Untuk saham TRUE, yang masih dalam papan pemantauan khusus, belum ada rekomendasi beli atau jual.