BAPETEN Teliti Kontaminasi Radioaktif di Kawasan Industri Cikande

Indonesia tengah menghadapi situasi serius terkait ditemukannya kontaminasi radioaktif berbahaya di kawasan industri vital. Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) bersama pemerintah secara intensif meneliti luas area terdampak Cesium-137, zat radioaktif yang memicu kekhawatiran, di Modern Cikande Industrial Estate, Serang, Banten. Sejauh ini, investigasi telah mengidentifikasi sepuluh titik dengan paparan tinggi zat berbahaya ini, yang biasanya berasal dari uji coba nuklir atau kecelakaan reaktor.

Penyelidikan mendalam terus berlangsung untuk mengidentifikasi skala penuh kontaminasi. Juru bicara investigasi, Bara Hasibuan, menyampaikan bahwa penentuan total area terkontaminasi diharapkan rampung pada awal pekan depan. “Semoga pada awal pekan depan kami sudah mengetahui total luas area yang terkontaminasi. Kami tidak menganggap ini sepele. Bagi kami, ini serius,” tegasnya, sebagaimana dikutip dari Reuters pada Jumat (3/10), menggarisbawahi urgensi dan perhatian penuh yang diberikan oleh otoritas.

Pusat kontaminasi radioaktif ini telah ditetapkan berada di pabrik besi tua PT Peter Metal Technology (PMT), sebuah perusahaan milik investor asing. Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, sebelumnya mengungkap bahwa sumber Cesium-137 berasal dari besi tua atau scrap metal yang diimpor dari Filipina, kemudian diproses atau dilebur di fasilitas PT PMT. Ironisnya, Indonesia tidak memiliki senjata nuklir maupun pembangkit listrik tenaga nuklir, membuat insiden ini semakin menyorot isu pengelolaan limbah impor.

Sebagai respons atas temuan ini, status insiden khusus telah diberlakukan di kawasan industri tersebut, dengan radius pengawasan mencapai 5 km dari pusat kontaminasi di PT PMT. Untuk menjamin keselamatan publik, pergerakan di area terdampak telah dibatasi secara ketat. Tim gabungan yang melibatkan kepolisian, militer, dan tokoh agama juga aktif mendatangi rumah-rumah warga, memberikan informasi krusial mengenai bahaya radiasi dan langkah-langkah pencegahan yang harus diambil.

Dampak serius dari paparan zat radioaktif ini juga telah terasa di tingkat individu. Bara Hasibuan mengonfirmasi bahwa otoritas telah memeriksa lebih dari 1.500 warga lokal dan pekerja di sekitar area tersebut. Dari pemeriksaan ekstensif ini, ditemukan sembilan orang yang menunjukkan tanda-tanda terpapar radioaktif dan kini sedang menjalani perawatan medis khusus. Prioritas utama saat ini adalah memastikan kesehatan dan keselamatan mereka yang terdampak.

Kontaminasi ini sebenarnya pertama kali terdeteksi pada Agustus lalu, ketika pengiriman udang beku dari perusahaan lokal di kawasan tersebut ditolak oleh Amerika Serikat karena teridentifikasi mengandung Cesium-137. Kasus serupa terulang pekan lalu, melibatkan pengiriman cengkeh yang juga ditolak oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) karena kontaminan yang sama. Penemuan ini menggarisbawahi tidak hanya risiko lingkungan dan kesehatan, tetapi juga potensi dampak pada sektor ekspor Indonesia.

Kawasan Industri Modern Cikande, yang berjarak sekitar 68 km dari Jakarta, adalah area industri luas seluas 3.175 hektare dan menaungi lebih dari 270 perusahaan, mulai dari pengolahan makanan hingga komponen otomotif. Meskipun aktivitas industri di kawasan ini masih berjalan, seluruh operasional kini berada di bawah pengawasan ketat. Otoritas terus bekerja keras untuk memastikan bahwa penyebaran kontaminasi dapat dikendalikan dan aktivitas bisnis dapat berlanjut dengan aman, sembari menunggu hasil akhir penentuan luas area terdampak dan rencana dekontaminasi selanjutnya.