Beda arah dengan BI rate, bank sentral Thailand pangkas bunga ke level terendah sejak 2022

Ifonti.com JAKARTA — Berlawanan arah dengan keputusan Bank Indonesia hari ini yang menahan suku bunga acuan BI Rate ke level 4,75%, Bank sentral Thailand (Bank of Thailand/BOT) memutuskan memangkas suku bunga acuan ke level terendah sejak 2022. Langkah penurunan bunga ini untuk menopang ekonomi yang tertekan penguatan baht serta meningkatnya ketidakpastian politik.

Komite Kebijakan Moneter atau Monetary Policy Committee (MPC) BOT pada Rabu (17/12/2025) memutuskan secara bulat memangkas suku bunga repo satu hari sebesar 25 basis poin menjadi 1,25%. Ini merupakan pemangkasan kelima dalam 14 bulan terakhir. 

“Dengan perlambatan ekonomi yang terlihat jelas serta meningkatnya berbagai risiko, kebijakan moneter dapat dibuat lebih akomodatif untuk memastikan kondisi keuangan mendukung pemulihan ekonomi dan meringankan beban utang kelompok rentan,” ujar MPC dalam pernyataannya dilansir dari Bloomberg.

: IHSG Hari Ini (17/12) Ditutup Melemah Usai BI Tahan Suku Bunga jadi 4,75%

Pelonggaran moneter lanjutan dinilai krusial bagi ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara itu, yang dalam beberapa waktu terakhir menghadapi serangkaian guncangan, mulai dari dampak tarif resiprokal Amerika Serikat, banjir parah di provinsi-provinsi selatan, hingga bentrokan perbatasan yang mematikan dengan Kamboja.

Seiring dengan keputusan tersebut, bank sentral juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun depan menjadi 1,5% dari sebelumnya 1,6%, sejalan dengan perlambatan konsumsi dan ekspor.

: : KDM Larang Bangun Perumahan Baru se-Jawa Barat, Lanjutan dari Bandung Raya

Nilai tukar baht memangkas penguatan sekitar 0,3% setelah pengumuman penurunan suku bunga, dan bergerak relatif stabil di level 31,51 per dolar AS pada pukul 14.15 waktu setempat.

BOT menyatakan reli baht didorong oleh perubahan ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan suku bunga Federal Reserve AS serta faktor-faktor spesifik Thailand. Meski demikian, MPC akan meningkatkan pemantauan ketat terhadap pergerakan mata uang tersebut. Komite juga akan mempertimbangkan langkah-langkah pengelolaan transaksi valuta asing yang memberi tekanan signifikan terhadap baht.

: : Kepemilikan Asing di Obligasi Indonesia Anjlok ke Titik Terendah Dua Dekade

Ketidakpastian politik kembali mencuat setelah Perdana Menteri Anutin Charnvirakul membubarkan parlemen awal bulan ini, membuka jalan bagi pemilihan umum pada 8 Februari. Kondisi tersebut membuat Thailand berada di bawah pemerintahan sementara dengan ruang fiskal yang terbatas.

Pemangkasan suku bunga diharapkan dapat meredakan tekanan akibat penguatan baht yang pesat sepanjang bulan ini, yang membebani kinerja ekspor dan sektor pariwisata. 

Menjelang keputusan suku bunga, baht sempat menguat ke level tertinggi dalam lebih dari empat tahun dan telah terapresiasi lebih dari 8% sepanjang tahun berjalan, menjadikannya mata uang dengan kinerja terbaik kedua di Asia.

Sementara itu, harga konsumen Thailand masih berada di wilayah negatif sejak April, terutama dipengaruhi faktor sisi penawaran. Thailand juga tercatat kesulitan menjaga inflasi tetap berada dalam kisaran target bank sentral sebesar 1%–3% selama sebagian besar dekade terakhir.