PT Bank Jago Tbk (ARTO) secara seksama terus mengamati dan menganalisis fluktuasi suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Hal ini menjadi krusial mengingat keputusan terbaru BI untuk memangkas suku bunga acuan atau BI Rate.
Bank Indonesia tercatat telah menurunkan BI Rate sebanyak lima kali pada tahun ini. Penurunan terbaru sebesar 25 basis poin (bps) menjadikan suku bunga acuan berada di level 4,75%, sebagaimana diputuskan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 16-17 September 2025.
Yoyo Cahyadi, Head of Treasury and Financial Institution Bank Jago, menjelaskan bahwa pergerakan BI Rate adalah bagian dari sebuah siklus ekonomi, di mana trennya bisa naik maupun turun. Ketika BI Rate mengalami penurunan, kondisi ini berpotensi memengaruhi biaya dana (Cost of Fund/CoF) bank. Apabila biaya dana berhasil ditekan, maka peluang peningkatan kinerja margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) bank akan semakin terbuka.
Meskipun demikian, Yoyo menekankan bahwa NIM hanyalah salah satu matriks kinerja perbankan dan bukan satu-satunya tolok ukur utama. “Sebenarnya fokus kami bukan harus NIM selalu naik atau bagaimana, tidak. Tapi, ujung-ujungnya lebih kepada profitabilitas,” ujar Yoyo dalam Forum Jurnalis Jagoan di Bandung, pada Jumat (19/9/2025). Menurutnya, kenaikan NIM belum tentu selalu berbanding lurus dengan peningkatan profitabilitas secara keseluruhan. Oleh karena itu, prioritas utama bagi Bank Jago adalah menjaga profitabilitas perusahaan tetap optimal.
Menanggapi dinamika pasar, Bank Jago berkomitmen untuk senantiasa memantau kondisi NIM. “Yang penting kami tetap menjaga pertumbuhan yang baik dan profitabilitas juga terjaga. Kami cenderung ke arah sana,” tegas Yoyo, menggarisbawahi strategi Bank Jago yang berorientasi pada pertumbuhan berkelanjutan dan keuntungan yang sehat.
Komitmen ini tercermin dari laporan keuangan Bank Jago per Juni 2025, di mana rasio NIM tercatat di level 8,42%. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan posisi NIM pada Juni 2024 lalu yang berada di level 7,32%, menandakan pertumbuhan positif dalam efisiensi pengelolaan dana Bank Jago.
Ringkasan
Bank Jago terus memantau fluktuasi BI Rate, yang telah dipangkas lima kali tahun ini hingga 4,75%. Penurunan BI Rate berpotensi menekan biaya dana (Cost of Fund) dan meningkatkan Net Interest Margin (NIM), namun Bank Jago lebih fokus pada profitabilitas secara keseluruhan, bukan hanya mengejar NIM yang tinggi.
Meskipun demikian, Bank Jago tetap memantau kondisi NIM dan berkomitmen menjaga pertumbuhan serta profitabilitas yang baik. Hal ini tercermin dari rasio NIM Bank Jago per Juni 2025 yang meningkat signifikan menjadi 8,42% dibandingkan Juni 2024, menandakan efisiensi pengelolaan dana yang positif.