
Ifonti.com Bitcoin masih membutuhkan reli sekitar 6,24% agar mampu menutup tahun 2025 di zona hijau.
Jika gagal, Bitcoin berpotensi mencatatkan penutupan tahunan negatif untuk pertama kalinya dalam periode pasca-halving, menurut analis kripto.
Harga Bitcoin (BTC) saat ini berada di kisaran US$ 87.747, masih di bawah harga pembukaan awal tahun sekitar US$ 93.374.
IHSG Masih Wait and See Senin (29/12), Simak Rekomendasi Saham GPRA, HRTA, dan TEBE
Dengan kondisi tersebut, Bitcoin harus menguat setidaknya 6,24% dalam beberapa hari terakhir perdagangan 2025 agar dapat menutup tahun dengan kinerja positif.
“Masih ada tiga hari bagi Bitcoin untuk pulih dan menutup tahun di zona hijau. Jika tidak, ini akan menjadi tahun pasca-halving pertama Bitcoin yang ditutup melemah,” ujar analis kripto Alex Puckrin dilansir dari Cointelegraph pada Senin (29/12/2025).
Sebelumnya, banyak analis memproyeksikan harga Bitcoin mampu mencapai US$ 180.000–US$ 250.000 pada 2025. Namun, realisasinya jauh dari ekspektasi.
Bitcoin sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di atas US$ 125.000 pada Oktober, sebelum reli tersebut terhenti akibat gejolak pasar global yang memicu aksi jual di pasar kripto.
Sejak menyentuh puncaknya, harga Bitcoin telah terkoreksi sekitar 30% dan membentuk level terendah lokal di sekitar US$ 80.000 pada November.
8 Emiten Bagikan Dividen Saham Awal 2026, Cum Date Dimulai Hari Ini (29/12)
Kondisi ini memicu perdebatan di kalangan analis mengenai apakah fase bull market telah berakhir atau justru menjadi fase konsolidasi sebelum penguatan lanjutan.
Pergerakan Bitcoin juga masih berada di bawah rata-rata pergerakan 365 hari, yang selama ini menjadi level support penting.
Penembusan ke bawah level tersebut menandai berakhirnya tren naik struktural yang telah berlangsung sejak 2023.
Pelaku pasar kini menanti arah kebijakan moneter Amerika Serikat. Suku bunga yang lebih rendah dinilai menjadi katalis positif bagi aset berisiko, termasuk kripto, seiring meningkatnya likuiditas global.
Sepanjang 2025, Federal Reserve telah memangkas suku bunga sebanyak tiga kali, masing-masing sebesar 25 basis poin (bps).
Wall Street Bidik Akhir Tahun Positif, S&P 500 Tinggal Selangkah Menuju Level 7.000
Namun, Ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan panduan kebijakan yang cenderung berhati-hati dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Desember lalu.
“Tidak ada jalur kebijakan yang bebas risiko,” kata Powell, yang memunculkan keraguan pasar terkait kelanjutan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.
Berdasarkan FedWatch Tool dari CME Group, hanya 18,8% pelaku pasar yang memperkirakan The Fed akan kembali memangkas suku bunga pada pertemuan Januari 2026.