Ifonti.com JAKARTA. Pasar saham Asia-Pasifik menunjukkan pergerakan bervariasi pada Rabu (8/10/2025), kontras dengan pelemahan yang melanda Wall Street pada perdagangan semalam. Dinamika ini terjadi di tengah optimisme Bank Dunia yang baru-baru ini menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi kawasan, meskipun ketidakpastian global masih menjadi bayang-bayang.
Meskipun sentimen regional cenderung lebih positif, bayangan ketidakpastian global masih terasa. Hal ini mengingatkan kita pada musim panas lalu ketika kebijakan tarif Amerika Serikat sempat mengguncang ekonomi dunia dan menambah gejolak pasar. Kini, fokus juga tertuju pada perkembangan politik di Washington serta kekhawatiran seputar profitabilitas di sektor teknologi kecerdasan buatan.
Bursa Asia Pasifik Dibuka Menguat Mengikuti Penguatan Wall Street, Jumat (12/9)
Di Jepang, indeks Nikkei 225 hanya mencatat kenaikan tipis 0,19% dan berakhir di level 48.039,85, sementara indeks Topix menunjukkan penguatan yang lebih solid sebesar 0,62%. Berbeda halnya dengan pasar Australia, di mana indeks S&P/ASX 200 justru terkoreksi 0,14% ke posisi 8.943,90. Sementara itu, harga berjangka indeks Hang Seng Hong Kong terpantau menguat ke level 27.165, lebih tinggi dibanding penutupan sesi Selasa di 26.957,77.
Perdagangan saham di China Daratan dan Korea Selatan tidak beroperasi karena libur nasional. Namun, data terkini sebelum libur menunjukkan bahwa indeks Shanghai Composite sempat naik 0,52%, sedangkan KOSPI Korea Selatan menguat signifikan 2,7% ke level 3.549,21.
Dari Selandia Baru, bank sentral setempat mengambil langkah moneter penting dengan memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin, menjadikannya 2,5%. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap pertumbuhan ekonomi yang masih tergolong lemah hingga pertengahan tahun 2025, dipengaruhi oleh hambatan domestik pada pasokan barang dan jasa serta ketidakpastian kebijakan ekonomi global. Sementara itu, pelaku pasar juga menanti keputusan kebijakan moneter dari Bank of Thailand yang dijadwalkan keluar pada hari ini.
Bursa Asia Pasifik Pagi Ini Menguat Usai Reli Wall Street Terhenti, Rabu (21/5)
Berbanding terbalik dengan sebagian besar pasar Asia, Wall Street justru mengalami pelemahan signifikan pada perdagangan Selasa. Indeks S&P 500 misalnya, turun 0,38% ke level 6.714,59, sekaligus mengakhiri reli tujuh hari beruntun yang impresif. Nasdaq Composite juga terkoreksi 0,67% ke posisi 22.788,36, sedangkan Dow Jones Industrial Average ditutup turun 91,99 poin atau 0,2% ke level 46.602,98.
Tekanan utama di pasar Amerika berasal dari anjloknya saham Oracle, menyusul kekhawatiran investor terhadap profitabilitas bisnis kecerdasan buatan (AI) perusahaan tersebut. Selain itu, sorotan juga tertuju pada dinamika politik di Washington, di mana penutupan sebagian aktivitas pemerintahan AS telah memasuki pekan kedua, menambah sentimen negatif bagi pasar.