Cermati Rekomendasi Saham Emiten Emas di Tengah Koreksi Harga

Ifonti.com JAKARTA. Setelah sempat mencetak rekor harga tertinggi yang memukau di level US$ 4.381,21 pada Senin (20/10/2025), pergerakan harga emas global mengalami volatilitas signifikan. Meskipun sempat menunjukkan penurunan, emas spot terakhir ditutup menguat 0,68% menjadi US$ 4.126,28 per ons troi pada Kamis (23/10/2025), menandai adanya upaya pemulihan setelah koreksi.

Tren pelemahan ini turut berdampak pada pasar domestik. Harga emas produk PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), yang akrab disebut emas Antam, juga terkoreksi. Berdasarkan informasi dari laman resmi Logam Mulia Antam, harga emas Antam turun Rp 16.000 per gram, mencapai level Rp 2.337.000 per gram pada Kamis (23/10/2025).

Menanggapi fenomena ini, Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Fath Aliansyah Budiman menjelaskan bahwa penurunan suatu komoditas, termasuk harga emas, sering kali terjadi setelah periode optimisme dan animo pelaku pasar yang sangat tinggi. “Ada potensi terjadi koreksi lanjutan akibat panic selling oleh pelaku pasar karena harga emas yang melambung tinggi tiba-tiba turun dalam,” jelas Fath dalam paparannya pada Rabu (22/10/2025).

IHSG Diramal Lanjut Menguat, Cermati Rekomendasi Saham untuk Jumat (24/10)

Fath mencermati bahwa pelaku pasar umumnya akan bereaksi negatif, mengikuti momentum pergerakan harga emas itu sendiri. Aksi panic selling yang masif berpotensi semakin menekan laju harga emas di pasar. Ia menyarankan, “Bagi yang belum punya posisi di emas, bisa menunggu sampai harga emas sepenuhnya stabil dan volatilitas menurun signifikan. Bagi yang sudah punya, bisa kurangi posisi.”

Fath memproyeksikan bahwa volatilitas harga emas masih akan tetap tinggi hingga tekanan jual mereda. Meskipun musim rilis laporan keuangan sudah mendekat, investor, menurut Fath, akan tetap lebih memfokuskan perhatian pada dinamika pergerakan harga komoditas emas. Hal ini disebabkan karena pelaku pasar telah mengantisipasi peningkatan kinerja para emiten emas di tengah kenaikan harga emas dunia sebelumnya, yang juga telah tercermin dari penguatan harga saham emiten emas.

“Namun laporan keuangan tidak lagi menjadi penggerak harga saham utama, tetapi investor akan lebih fokus ke pergerakan harga komoditas emas itu sendiri,” tegas Fath, menyoroti pergeseran prioritas investor emas.

Pandangan yang sedikit berbeda disampaikan oleh Equity Research Analyst Indo Premier Sekuritas Ryan Winipta dan Reggie Parengkuan. Mereka melihat pelemahan harga emas belakangan ini justru sebagai peluang strategis untuk membeli saham-saham yang memiliki korelasi kuat dengan emas (proxy emas).

Intip Rekomendasi Saham Emiten Blue Chip Ini Usai Cetak Kinerja Moncer

Ryan dan Reggie mencermati bahwa tekanan harga emas ini terutama dipicu oleh pembicaraan mengenai pelonggaran tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China, serta meningkatnya sentimen risk-on di pasar global. Namun, Indo Premier Sekuritas tetap mempertahankan proyeksi bahwa harga emas akan tetap tangguh hingga tahun 2026. Koreksi harga emas yang terjadi saat ini dinilai hanya bersifat sementara, mengingat faktor struktural pendorong kenaikan emas belum tergantikan.

“Faktor struktural yang mendasari tren kenaikan harga emas, yaitu kekhawatiran terhadap kondisi fiskal AS dan melemahnya nilai dolar AS, tidak berubah,” tulis Ryan dan Reggie dalam riset yang diterima Kontan, Kamis (23/10/2025). Hal ini menunjukkan bahwa fondasi fundamental harga emas masih kokoh.

Secara global, valuasi EV/Resources multiple perusahaan tambang emas tercatat meningkat signifikan, dari US$ 258 per ons troi pada Desember 2024 menjadi sekitar US$ 650 per ons troi saat ini. Rasio P/E (Price-to-Earnings) perusahaan tambang emas global juga naik menjadi sekitar 22 kali, dari kisaran 12-14 kali. Indo Premier Sekuritas menilai, selama harga emas terus menguat, saham-saham emas akan tetap menarik karena valuasi saham bergerak sejalan dengan kenaikan harga emas.

Beranjak pada rekomendasi spesifik, Indo Premier Sekuritas merekomendasikan beli saham MDKA dengan target harga Rp 3.000 per saham. Ryan dan Reggie juga menyarankan beli saham EMAS dengan target harga Rp 5.300. Di antara saham-saham yang belum mendapat peringkat resmi, Indo Premier Sekuritas juga menunjukkan minat pada saham ARCI. Berdasarkan estimasi mereka, saham ARCI diperdagangkan dengan valuasi sekitar 9 kali P/E untuk tahun 2026, yang dinilai lebih rendah dan menarik dibandingkan dengan rekan-rekannya di sektor yang sama.

  MDKA Chart by TradingView