Cum Dividen Interim Bulan Ini: Daftar & Rekomendasi Emiten Pilihan

Ifonti.com JAKARTA. Antusiasme investor di pasar modal kembali terpicu seiring berlanjutnya tren pembagian dividen interim yang kian semarak menjelang akhir tahun 2025. Sejumlah emiten dari berbagai sektor dijadwalkan akan melaksanakan periode cum dividen interim sepanjang November ini, menawarkan peluang menarik bagi para pemburu dividen.

Pergerakan pertama datang dari PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) yang akan menggelar cum dividen interim pada 5 Oktober 2025 dengan nominal Rp 20 per saham. Sehari berselang, tepatnya pada 6 November 2025, giliran PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) yang akan membagikan dividen sebesar Rp 53,4 per saham. Pada tanggal yang sama, tiga emiten lain juga akan menyusul: PT Segar Kumala Indonesia Tbk (BUAH) dengan Rp 12,5 per saham, PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSSS) sebesar Rp 3 per saham, dan PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA) sebesar Rp 5 per saham.

Tak hanya itu, 7 November 2025 akan menjadi hari penting bagi PT Sinergi Inti Plastindo Tbk (ESIP) yang menawarkan dividen interim Rp 0,5 per saham, PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) dengan Rp 40 per saham, serta PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) yang siap membagikan Rp 100 per saham. Agenda pembagian dividen interim ini akan berlanjut pada 10 November 2025, melibatkan empat emiten besar. Mereka adalah PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dengan Rp 28,3 per saham, PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) sebesar Rp 50 per saham, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) sebesar Rp 3,84 per saham, dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) sebesar Rp 22 per saham.

Fenomena maraknya pembagian dividen interim di November ini bukan tanpa alasan. Analis BRI Danareksa Sekuritas, Reza Diofanda, menjelaskan bahwa November memang kerap menjadi musim dividen interim. Hal ini dikarenakan banyak emiten yang telah menyelesaikan pembukuan kuartal ketiga dan memiliki proyeksi laba bersih yang cukup jelas hingga akhir 2025. “Di tengah kondisi pasar yang cenderung fluktuatif, pembagian dividen menjadi strategi untuk menjaga kepercayaan investor dan menjaga valuasi saham tetap menarik,” ujar Reza pada Jumat (31/10/2025).

Lebih lanjut, pembagian dividen interim juga seringkali diinterpretasikan sebagai sinyal optimisme manajemen emiten terhadap kinerja perusahaan di sisa tahun berjalan. Ini mengindikasikan bahwa arus kas emiten tetap sehat dan prospek laba bersih ke depan masih tergolong solid, memberikan keyakinan lebih bagi para investor saham.

Senada dengan pandangan tersebut, Praktisi Pasar Modal & Founder WH-Project, William Hartanto, mengungkapkan bahwa emiten-emiten yang berencana membagikan dividen interim tersebut berupaya meningkatkan daya tarik dan minat pelaku pasar untuk mengoleksi saham mereka. “Kalau dividen ini dibagikan bersamaan dengan pertumbuhan kinerja keuangan, maka akan menjadi sentimen yang positif,” kata William pada Jumat (31/10/2025).

Secara umum, William menilai dividen interim yang ditawarkan oleh seluruh emiten untuk periode November 2025 cukup menarik. Alasannya, posisi harga saham emiten-emiten tersebut relatif lebih rendah dan belum mengalami penguatan signifikan, sehingga menawarkan potensi keuntungan yang lebih besar bagi investor yang masuk pada waktu tepat.

Namun, para investor perlu mencermati strategi investasi dividen. William mengingatkan bahwa harga saham emiten pembagi dividen interim cenderung menurun sesudah periode cum date, seringkali akibat tekanan jual yang terjadi saat ex date berlangsung. Oleh karena itu, investor pemburu dividen disarankan melakukan pembelian saham jauh sebelum cum date. Meskipun demikian, risiko koreksi harga saat ex date bisa diabaikan jika investor berorientasi pada investasi jangka panjang.

Reza Diofanda juga memaparkan pandangan serupa. Ia menyarankan investor berorientasi jangka panjang untuk membeli saham pembagi dividen interim sebelum cum date, dengan catatan valuasi saham tidak terlalu premium. Sementara itu, bagi para trader, Reza menekankan pentingnya mewaspadai potensi tekanan harga saham usai cum date karena adanya aksi ambil untung jangka pendek. “Biasanya harga saham akan terkoreksi menyesuaikan nilai dividen, terutama jika yield dividennya tinggi,” imbuh Reza.

Dari daftar panjang emiten yang akan membagikan dividen interim pada November 2025, Reza Diofanda menyoroti beberapa saham yang layak dipertimbangkan investor, yakni SIDO, SMSM, dan MEDC.

  • Saham SIDO dipandang menarik karena stabilitasnya dan rekam jejak pembagian dividen yang rutin. Emiten ini ditargetkan mencapai kisaran level Rp 1.000—Rp 1.050 per saham, dengan potensi dividen yield sekitar 4%—5%.
  • Saham SMSM dinilai cocok untuk investor pemburu dividen jangka pendek berkat fundamentalnya yang kuat dan margin yang tinggi. Harga saham SMSM ditargetkan berada di kisaran Rp 1.600—Rp 1.700 per saham dengan dividen yield sekitar 5%—6%.
  • Adapun saham MEDC dianggap menarik jika harga minyak mentah global tetap stabil di level tinggi. Harga saham MEDC ditargetkan mencapai kisaran level Rp 1.500—Rp 1.600 per saham.

Di sisi lain, William Hartanto merekomendasikan saham MEDC, SIDO, MARK, SMSM, dan NSSS bagi investor yang secara spesifik mengincar potensi capital gain dari pergerakan harga saham, selain daya tarik dividennya.

Ringkasan

Sejumlah emiten dijadwalkan membagikan dividen interim pada November 2025, menarik minat investor. Emiten-emiten seperti MARK, MLPT, BUAH, NSSS, CNMA, ESIP, SMSM, TSPC, MEDC, TAPG, TPIA, dan SIDO akan melaksanakan cum dividen interim. Analis melihat pembagian dividen ini sebagai strategi untuk menjaga kepercayaan investor di tengah pasar yang fluktuatif dan sebagai sinyal optimisme manajemen terhadap kinerja perusahaan.

Investor perlu mencermati strategi investasi dividen, terutama potensi penurunan harga saham setelah cum date. Beberapa saham yang direkomendasikan oleh analis untuk dipertimbangkan adalah SIDO, SMSM, dan MEDC, dengan target harga dan potensi dividen yield tertentu. William Hartanto juga merekomendasikan MEDC, SIDO, MARK, SMSM, dan NSSS bagi investor yang mencari potensi capital gain.