Daftar 11 Saham Sinarmas dan Sektor Usahanya di Bursa Efek

Saham Sinarmas menjadi salah satu portofolio besar yang menarik perhatian investor di Bursa Efek Indonesia (BEI). Konglomerasi yang didirikan oleh Eka Tjipta Widjaja pada 1938 ini berkembang pesat ke berbagai sektor strategis di Indonesia. Mulai dari industri kertas, agribisnis, properti, telekomunikasi, hingga energi, seluruhnya dikelola melalui perusahaan publik yang terbuka bagi investor.

Bisnis tersebut kini diteruskan oleh generasi penerus, termasuk Franky Oesman Widjaja yang memegang peranan penting dalam ekspansi grup. Sinarmas juga terus memperkuat posisinya melalui diversifikasi usaha di berbagai lini bisnis. Berikut daftar lengkap 11 saham Sinarmas yang tercatat di BEI beserta profil serta kapitalisasi pasarnya per 6 Oktober 2025.

1. PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk (SMAR) mengelola bisnis sawit terintegrasi

PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk (SMAR) merupakan perusahaan agribisnis yang mengelola perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. Perusahaan ini memproduksi minyak goreng, margarin, mentega, serta berbagai turunannya yang digunakan dalam kebutuhan rumah tangga dan industri. SMAR memiliki rantai produksi terintegrasi yang membuat proses bisnisnya lebih efisien dan kompetitif. Keberadaan mereka juga memperkuat posisi Sinarmas di industri minyak nabati di pasar domestik dan global.

SMAR resmi melantai di BEI pada November 1992 dan sejak itu terus berkembang melalui ekspansi perkebunan serta peningkatan kapasitas produksi. Pada penutupan perdagangan 6 Oktober 2025, harga sahamnya berada di level Rp4.940 per saham. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp14,19 triliun yang menunjukkan minat investor cukup stabil. Perusahaan ini juga rutin merilis laporan keberlanjutan untuk memastikan praktik agrikultur yang bertanggung jawab.

2. PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) memproduksi kertas dan alat tulis sejak 1970-an

PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) awalnya beroperasi sebagai produsen soda api sebelum bergeser ke industri kertas pada 1978. Hingga kini, TKIM memproduksi berbagai jenis kertas, kemasan, dan alat tulis yang digunakan di banyak sektor industri kreatif dan perkantoran. Perusahaan ini memiliki fasilitas produksi besar dan jaringan distribusi luas yang membuatnya menjadi salah satu produsen kertas terbesar di Asia Tenggara. Produk-produknya juga telah menembus pasar internasional.

TKIM mencatatkan saham di BEI pada April 1990 dan menjadi salah satu pilar utama grup di lini pulp and paper. Pada perdagangan 6 Oktober 2025, harga saham TKIM berada di level Rp7.050 per saham. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp21,95 triliun, menunjukkan soliditas performa perusahaan. TKIM terus berinovasi dalam proses produksi ramah lingkungan untuk menekan emisi dan limbah bahan baku.

3. PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) memperkuat lini industri kertas Sinarmas

PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) merupakan pemain besar lain di industri kertas dalam grup Sinarmas. Perusahaan ini memproduksi pulp, kertas cetak, karton, dan berbagai jenis kemasan berbahan kertas yang digunakan oleh industri makanan, ritel, hingga logistik. INKP menjadi salah satu produsen terbesar di Indonesia dengan fasilitas produksi berskala besar. Produk-produknya tidak hanya dijual di dalam negeri, tetapi juga diekspor ke berbagai negara.

INKP melantai di BEI pada Juli 1990 dan menunjukkan pertumbuhan stabil dari waktu ke waktu. Pada penutupan 6 Oktober 2025, harga saham INKP berada di level Rp7.525 per saham. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp41,17 triliun. INKP juga aktif mengembangkan teknologi produksi yang efisien untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.

4. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mengembangkan kota mandiri berskala besar

PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dikenal sebagai perusahaan pengembang properti yang membangun BSD City di Tangerang Selatan. Proyek ini berkembang menjadi kota mandiri modern lengkap dengan hunian, pusat bisnis, fasilitas publik, dan area hiburan. BSDE menjadi salah satu pelopor pengembangan kawasan terintegrasi di Indonesia. Keberhasilan BSD City membuat nama Sinarmas semakin besar di sektor properti nasional.

BSDE melantai di BEI pada Juni 2008 dan terus memperluas berbagai proyek residensial maupun komersial. Pada perdagangan 6 Oktober 2025, saham BSDE berada di harga Rp1.025 per saham. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp21,70 triliun. Perusahaan ini juga merambah proyek-proyek baru di berbagai wilayah Indonesia untuk memperluas pangsa pasar.

5. PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) memperluas portofolio properti Sinarmas

PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) merupakan anak usaha BSDE yang fokus pada pembangunan kawasan komersial dan hunian sejak 1987. Proyek awalnya berlokasi di daerah Pangeran Jayakarta, Jakarta, sebelum berkembang ke berbagai kota besar lainnya. DUTI dikenal sebagai pengembang properti dengan konsep tata ruang modern dan kualitas bangunan yang konsisten. Perusahaan ini juga memiliki sejumlah aset properti strategis yang bernilai tinggi.

DUTI resmi tercatat di BEI pada November 1994 dan menjadi bagian penting dari ekspansi properti Sinarmas. Pada perdagangan 6 Oktober 2025, harga saham DUTI berada di level Rp4.440 per saham. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp8,21 triliun. DUTI juga terus melakukan diversifikasi proyek untuk menjangkau lebih banyak segmen pasar.

6. PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) mengembangkan kawasan industri dan hunian terintegrasi

PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) mengelola kawasan Kota Deltamas yang berlokasi di Cikarang Pusat. Kawasan ini menggabungkan zona industri, hunian, serta fasilitas publik seperti sekolah dan pusat komersial. DMAS menjadi salah satu kawasan industri favorit bagi investor global karena infrastrukturnya sangat lengkap. Kehadiran banyak perusahaan multinasional turut mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan ini.

DMAS melantai di BEI pada Mei 2015 dan terus memperluas kawasan industri Deltamas. Pada 6 Oktober 2025, harga saham DMAS berada di level Rp136 per saham. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp6,55 triliun. Perusahaan ini juga merencanakan ekspansi area baru untuk menarik lebih banyak investor internasional.

7. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) menjalankan bisnis batu bara hingga pembangkit listrik

PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) bergerak di sektor energi dengan fokus pada pertambangan batu bara, pembangkitan listrik, serta perdagangan mineral. Perusahaan ini memiliki sejumlah konsesi tambang yang menjadi sumber pemasukan utama. DSSA juga menjalankan bisnis perdagangan pupuk dan emas sebagai langkah diversifikasi. Hal ini membuat portofolio DSSA menjadi salah satu yang paling luas di kelompok usaha.

DSSA melantai di BEI pada Desember 2009 dan menunjukkan performa finansial kuat dari tahun ke tahun. Pada 6 Oktober 2025, harga saham DSSA mencapai Rp103.525 per saham. Kapitalisasi pasarnya berada di angka Rp797,71 triliun, menjadikannya salah satu saham terbesar di grup. DSSA juga berinvestasi dalam energi ramah lingkungan untuk mendukung keberlanjutan.

8. PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) memperkuat posisi Sinarmas di industri batu bara

PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) fokus pada pertambangan batu bara dan jasa pertambangan sejak didirikan pada 1997. Perusahaan ini mengelola beberapa konsesi tambang dengan tingkat produksi tinggi dan efisien. GEMS juga menyediakan layanan pertambangan untuk berbagai perusahaan energi lain di dalam negeri. Kemampuan operasionalnya membuat GEMS menjadi salah satu pemain penting dalam pasar batu bara Indonesia.

GEMS resmi tercatat di BEI pada November 2011 dan menarik minat tinggi dari investor. Pada 6 Oktober 2025, harga saham GEMS berada di level Rp8.950 per saham. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp52,65 triliun. GEMS juga memperluas pasar ekspornya untuk meningkatkan pendapatan di tengah fluktuasi harga batu bara global.

9. PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM) menawarkan layanan perbankan komersial

PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM) menyediakan layanan perbankan umum, termasuk tabungan, kredit, digital banking, dan pembiayaan. Bank ini dulu bernama Bank Shinta Indonesia sebelum diakuisisi oleh Sinarmas pada 1989. BSIM kini berkembang pesat dengan mengedepankan inovasi digital. Modernisasi layanan perbankan ini membuat BSIM semakin kompetitif di industri keuangan.

BSIM mulai diperdagangkan di BEI pada Desember 2010 dan menjadi salah satu aset penting bagi kelompok usaha. Pada 6 Oktober 2025, harga saham BSIM berada di level Rp895 per saham. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp17,47 triliun. BSIM juga meningkatkan literasi keuangan masyarakat melalui berbagai program edukatif.

10. PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menaungi layanan keuangan grup

PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) merupakan perusahaan holding yang mengelola berbagai layanan keuangan di bawah Sinarmas. Layanannya mencakup asuransi, pembiayaan digital, manajemen aset, sekuritas, dan solusi finansial lainnya. SMMA menjadi salah satu pilar penting yang menopang kekuatan grup di industri keuangan. Perusahaan ini juga aktif bertransformasi secara digital untuk meningkatkan pengalaman pengguna.

SMMA bergabung dalam grup sejak 1995 dan melantai di BEI pada tahun yang sama. Pada 6 Oktober 2025, harga saham SMMA berada di posisi Rp14.725 per saham. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp93,76 triliun. SMMA terus mengembangkan produk keuangan inovatif untuk menjangkau nasabah yang lebih luas.

11. PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) memperluas layanan telekomunikasi pascamerger

PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) merupakan perusahaan telekomunikasi yang menaungi XL dan Smartfren setelah merger. Meski FREN delisting, kepemilikan Franky Oesman Widjaja tetap tercatat di EXCL sehingga portofolio Sinarmas di sektor telekomunikasi tetap kuat. Perusahaan ini menyediakan layanan komunikasi, jaringan seluler, dan internet yang digunakan di seluruh Indonesia. Integrasi jaringan membuat layanan EXCL semakin kompetitif di pasar.

EXCL resmi diperdagangkan di BEI dan semakin diperkuat setelah peleburan FREN ke dalam entitas ini. Pada 6 Oktober 2025, harga saham EXCL berada di level Rp2.630 per saham. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp47,87 triliun. EXCL juga memperluas jaringan 5G untuk memenuhi kebutuhan digital masyarakat.

Itulah 11 saham Sinarmas yang tercatat di BEI beserta profil bisnis dan kapitalisasi pasarnya per 6 Oktober 2025. Portofolio ini menunjukkan bagaimana Sinarmas menguasai banyak sektor strategis melalui perusahaan-perusahaan publik. Jika kamu tertarik berinvestasi di saham Sinarmas, pastikan untuk memantau laporan keuangan serta perkembangan industri secara berkala. Investasi yang bijak selalu dimulai dari riset mendalam.

Transaksi QRIS Bank Sinarmas Melesat 100 Persen di 2024 Bos Danantara hingga Sinarmas Datangi IPO FORE, Kenapa? Intip Portofolio Saham Franky Widjaja di Bursa Efek