Apa saja saham milik Eka Tjipta Widjaja yang masih tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)? Pertanyaan ini sering muncul karena Eka Tjipta Widjaja dikenal sebagai pendiri Sinar Mas Group, salah satu konglomerasi terbesar di Asia Tenggara. Sinar Mas membangun fondasi bisnisnya melalui industri kertas sebelum berkembang ke agribisnis, energi, keuangan, telekomunikasi, dan properti.
Perusahaan-perusahaan tersebut terus tumbuh dan beroperasi meski sang pendiri wafat pada 2019. Saat ini, berbagai emiten di bawah grup tersebut masih aktif diperdagangkan oleh investor di pasar modal. Berikut rangkuman lengkap segmen usaha utama beserta emiten yang menjadi bagian dari portofolio besar Sinar Mas.
1. Segmen pulp & paper menjadi fondasi awal pertumbuhan Sinar Mas
Segmen pulp & paper merupakan fondasi pertama dari rangkaian saham milik Eka Tjipta Widjaja yang beredar di BEI. Pada sektor ini, Sinar Mas memiliki dua emiten besar, yaitu PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP). TKIM berdiri pada 1972 dan fokus pada produksi kertas, kemasan, serta alat tulis. Sementara itu, INKP berdiri enam tahun setelah TKIM dan berfokus pada produksi kertas dan karton kemasan.
Kedua perusahaan ini melantai di BEI pada 1990, menjadikannya bagian penting dari sejarah industri kertas Indonesia. TKIM resmi mencatatkan saham pada April 1990, sedangkan INKP menyusul pada Juli 1990. Produk-produk dari kedua perusahaan ini dipasarkan di dalam negeri sekaligus diekspor ke berbagai negara. Hingga awal November 2025, TKIM berada di harga Rp7.025, sementara INKP ditutup di Rp7.475 per saham.
2. Segmen agribisnis memperkuat bisnis sawit skala nasional
Di sektor agribisnis, Sinar Mas memiliki emiten besar bernama PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk (SMAR). Perusahaan ini mengelola perkebunan kelapa sawit luas yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. SMAR juga mengolah hasil panennya menjadi produk turunan seperti minyak goreng, margarin, dan mentega. Keberadaan SMAR menjadikannya salah satu perusahaan sawit dengan pengaruh besar di pasar minyak nabati nasional.
SMAR resmi melantai di BEI pada 1992 dan terus mengembangkan kapasitas produksinya hingga kini. Harga sahamnya per November 2025 berada di kisaran Rp5.250 per lembar. Perusahaan ini menjadi pilar penting dalam portofolio saham milik Eka Tjipta Widjaja karena kontribusinya yang besar terhadap industri agribisnis tanah air. Selain itu, sektor sawit tetap menjadi salah satu penggerak utama pendapatan grup tersebut.
3. Segmen energi memperluas ekspansi ke bisnis batu bara dan listrik
Segmen energi dalam Sinar Mas diwakili oleh dua emiten besar, yaitu PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dan PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS). DSSA berdiri pada 1998 dan bergerak di bidang pertambangan batu bara, pembangkit listrik, serta perdagangan pupuk. Perusahaan ini mencatatkan sahamnya di BEI pada 2009, menandai ekspansi grup ke sektor energi yang lebih terstruktur. Kehadiran DSSA menjadi tonggak penting dalam upaya Sinar Mas memasuki industri energi nasional.
Di sisi lain, GEMS berdiri pada 1997 dan melantai di BEI pada 2011. GEMS kemudian diakuisisi oleh DSSA pada 2023 sehingga memperkuat integrasi vertikal di sektor pertambangan batu bara. Perusahaan ini berfokus pada produksi, jasa pertambangan, hingga perdagangan batu bara. Kehadiran DSSA dan GEMS memperluas portofolio saham milik Eka Tjipta Widjaja ke sektor yang berkontribusi besar pada kebutuhan energi domestik.
4. Segmen pengembang properti dan real estate membangun kota mandiri
Segmen properti menjadi salah satu wajah paling dikenal dari Sinar Mas Group. Dalam sektor ini terdapat tiga emiten utama, yaitu PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS), dan PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI). BSDE dikenal luas sebagai pengembang kota mandiri BSD City di Tangerang Selatan yang kini menjadi pusat hunian dan bisnis. Kehadiran BSD City menjadi bukti kontribusi Sinar Mas dalam membangun kawasan urban modern.
DMAS juga memainkan peran penting melalui pengembangan kawasan industri dan hunian di Kota Deltamas, Cikarang. Sementara itu, DUTI berfokus pada pengembangan kawasan komersial di pusat Jakarta. Ketiganya berada di bawah Sinar Mas Land dan menjadi bagian penting dari daftar saham milik Eka Tjipta Widjaja. Dengan ekspansi properti yang masif, sektor ini tetap menjadi pilar bisnis terbesar dalam konglomerasi tersebut.
5. Segmen jasa keuangan memperkuat ekosistem keuangan dan teknologi digital
Dalam pilar jasa keuangan, terdapat dua emiten penting yaitu PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM) dan PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA). BSIM menyediakan layanan perbankan yang terus beradaptasi dengan perkembangan perbankan digital. Bank ini mengembangkan aplikasi, layanan transaksi online, hingga produk simpanan yang menyasar generasi muda. Transformasi digital membuat BSIM semakin relevan dalam dunia perbankan modern.
Sementara itu, SMMA mengalami perubahan besar dari perusahaan keuangan konvensional menjadi perusahaan berbasis teknologi. SMMA kini mengembangkan produk big data dan platform digital yang mendukung berbagai layanan finansial. Namun, perusahaan ini tetap mengelola portofolio bisnis seperti asuransi, sekuritas, dan pembiayaan. Posisi BSIM dan SMMA menjadikan sektor keuangan bagian strategis dari saham milik Eka Tjipta Widjaja di pasar modal.
6. Segmen telekomunikasi & teknologi memperluas layanan digital masyarakat
Segmen telekomunikasi Sinar Mas diwakili oleh perusahaan hasil merger bernama PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (EXCL). Perusahaan ini merupakan gabungan antara XL Axiata dan Smartfren yang sebelumnya berdiri sebagai dua entitas berbeda. Merger ini memperkuat infrastruktur jaringan telekomunikasi dan memperluas layanan internet nasional. EXCL kini beroperasi sebagai penyedia jaringan yang digunakan masyarakat di berbagai daerah.
Setelah merger, Franky Oesman Widjaja tercatat sebagai salah satu penerima manfaat akhir dari perusahaan tersebut. EXCL menjadi bukti bahwa Sinar Mas turut berkontribusi dalam pengembangan teknologi digital di Indonesia. Kehadiran EXCL menambah daftar saham milik Eka Tjipta Widjaja yang bergerak di sektor modern dengan potensi pertumbuhan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa grup tersebut tidak hanya kuat di sektor konvensional, tetapi juga adaptif terhadap perkembangan teknologi.
Itulah enam segmen utama yang membentuk portofolio saham milik Eka Tjipta Widjaja di Bursa Efek Indonesia. Meski sang pendiri telah tiada, perusahaan-perusahaan ini terus berkembang dan dikelola oleh generasi penerusnya. Keberadaan berbagai emiten tersebut menunjukkan luasnya kontribusi Sinar Mas bagi perekonomian nasional.