
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks dolar anjlok ke level 98,543, terendah sejak 21 Oktober 2025 setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) menggunting suku bunga 25 basis poin.
Pelemahan indeks dolar mencerminkan pelemahan mata uang dolar AS. Hal ini membuat mata uang lain menjadi lebih kuat.
Nilai tukar rupiah, misalnya, di pasar spot rupiah dibuka menguat pada awal perdagangan hari ini. Kamis (11/12/2025), rupiah dibuka di level Rp 16.675 per dolar Amerika Serikat (AS).
Ini membuat rupiah menguat 0,08% dibanding penutupan hari sebelumnya yang berada di level Rp 16.688 per dolar AS. Pergerakan rupiah sejalan dengan seluruh mata uang di Asia.
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menjelaskan bahwa ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada 2026 sebenarnya turun menjadi satu kali, dari proyeksi sebelumnya dua hingga tiga kali.
Rupiah Masih Menguat ke Rp 16.674 Per Dolar AS di Tengah Hari Ini (11/12)
“Namun investor menaruh harapan pada potensi pemangkasan yang lebih besar tahun depan apabila pejabat-pejabat the Fed termasuk kepala the Fed akan diisi oleh orang-orang pilihan Trump,” kata Lukman kepada Kontan, Kamis (11/12/2025).
Lukman juga menambahkan tekanan terhadap rupiah dapat berkurang apabila pelemahan dolar AS berlanjut. Meski demikian, ruang penguatan rupiah diperkirakan masih terbatas karena pasar juga mencermati potensi pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI), yang dapat menekan daya tarik rupiah.
Untuk mata uang utama, euro (EUR) menjadi sorotan berkat peluang kenaikan suku bunga, meskipun belum ada kepastian. Franc Swiss (CHF) juga menunjukkan kekuatan, tetapi saat ini sudah berada dekat level tertingginya terhadap dolar AS sejak 2011 sehingga potensi kenaikannya terbatas, kecuali didorong sentimen risk-off terkait geopolitik, perang, atau risiko pecahnya gelembung teknologi tahun depan.
Kemudian, Poundsterling (GBP) sempat menguat setelah pemerintah Inggris mengumumkan anggaran baru, namun Lukman menilai fundamental Inggris masih rapuh.
Simak Strategi Pilih Saham Saat Gerak IHSG yang Tak Sesuai Fundamental
Sementara itu, yen Jepang (JPY) masih bergerak fluktuatif di tengah tarik ulur antara sikap dovish pemerintah dan Bank of Japan (BoJ) yang cenderung hawkish. Adapun dolar Australia (AUD) belum terlihat kuat, meskipun inflasi masih tinggi dan Reserve Bank of Australia (RBA) mempertahankan sikap hawkish.
Rilis data ketenagakerjaan terbaru yang lemah juga menambah tekanan pada AUD.