Dolar AS Loyo! Peluang Emas Mata Uang Lain Bersinar Pekan Ini?

Ifonti.com – JAKARTA. Pergerakan Indeks Dolar Amerika Serikat (AS) atau DXY menunjukkan dinamika menarik pada pekan ini. Setelah sempat menguat di awal pekan, tren tersebut diperkirakan hanya bersifat sementara, mengingat DXY kembali menunjukkan pelemahan menjelang akhir pekan.

Berdasarkan data dari Trading Economics pada Jumat (7/11/2025) pukul 20.01 WIB, indeks dolar AS (DXY) tercatat di level 99,672. Angka ini mencerminkan penurunan sebesar 0,06% secara harian. Meskipun demikian, dalam rentang waktu sepekan, DXY masih menguat tipis hampir 0,01%, dan bahkan mencatatkan kenaikan lebih signifikan sebesar 0,91% dalam sebulan terakhir, menunjukkan adanya fluktuasi jangka pendek di tengah tren yang lebih luas.

Menanggapi volatilitas DXY sepanjang pekan ini, Alwy Assegaf, Research & Development dari Trijaya Pratama Futures, mengungkapkan bahwa indeks dolar AS berada dalam jalur kenaikan mingguan yang moderat. Menurut Alwy, pergerakan ini sangat dipengaruhi oleh beragamnya pandangan dari para pejabat bank sentral AS, The Fed, mengenai ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan atau Fed rate.

Analis: Koreksi Indeks Dolar AS pada Jumat (7/11/2025) Hanya Sementara

Selain faktor tersebut, Alwy menambahkan bahwa pergerakan pasar ke depan akan sangat bergantung pada rilis data tenaga kerja AS yang akan datang, seperti laporan ADP dan data PHK Challenger. Informasi-informasi penting ini berpotensi besar mengubah ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga The Fed.

“Mencuatnya kembali ekspektasi pemangkasan suku bunga ini didorong oleh data yang menunjukkan bahwa angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Amerika Serikat berada pada level tertinggi sejak tahun 2003, atau dalam dua dekade terakhir. Fenomena ini semakin meningkatkan spekulasi mengenai kapan The Fed akan mulai memangkas suku bunga. Akibatnya, pasar saat ini tampak kehilangan arah dan mencari pijakan baru,” jelas Alwy kepada Kontan, Jumat (7/11/2025).

Dengan sentimen pasar yang cenderung tidak menentu ini, Alwy memproyeksikan bahwa tren dolar AS secara keseluruhan masih tetap bearish. Oleh karena itu, ia menyarankan para investor untuk mulai mengalihkan perhatian dan mencermati valuta asing (valas) lain yang dinilai memiliki daya tarik dan prospek penguatan, seperti Dolar Australia (AUD), Poundsterling Inggris (GBP), maupun Euro (EUR).

“Dari mata uang Poundsterling, Euro, kemudian juga Aussie, terlihat masih sangat prospektif. Mengingat dolar AS cenderung melemah, mata uang lain yang menjadi lawannya secara otomatis akan menguat dengan sendirinya,” lanjut Alwy, menegaskan strateginya.

Menjelang akhir tahun, Alwy menggarisbawahi bahwa ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dan potensi penutupan pemerintahan atau shutdown AS yang telah dimulai sejak awal Oktober, masih akan menjadi sentimen utama yang menggerakkan Indeks Dolar AS (DXY). Alwy memproyeksikan bahwa DXY akan bergerak di kisaran 96-97 sebagai area support, dan di level 100-102 sebagai area resistance hingga penutupan tahun ini.

Ringkasan

Indeks Dolar AS (DXY) menunjukkan pelemahan menjelang akhir pekan setelah sempat menguat di awal pekan. Volatilitas DXY dipengaruhi oleh pandangan beragam pejabat The Fed tentang pemangkasan suku bunga, serta data tenaga kerja AS seperti laporan ADP dan data PHK Challenger. Munculnya ekspektasi pemangkasan suku bunga didorong oleh data PHK AS yang tertinggi sejak 2003.

Analis Trijaya Pratama Futures, Alwy Assegaf, memproyeksikan tren dolar AS secara keseluruhan masih bearish dan menyarankan investor untuk mencermati valuta asing lain seperti Dolar Australia (AUD), Poundsterling Inggris (GBP), dan Euro (EUR). Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dan potensi shutdown AS akan menjadi sentimen utama yang menggerakkan DXY hingga akhir tahun, dengan perkiraan support di 96-97 dan resistance di 100-102.