Drakor Typhoon Family: 7 Dampak Krisis IMF yang Bikin Ngeri

Drakor Typhoon Family menjadi sorotan sebagai drama terbaru TVN yang secara mendalam mengulas peristiwa kelam krisis IMF yang melanda Korea Selatan pada tahun 1997. Kisah ini berpusat pada perusahaan Typhoon Trading, sebuah entitas yang awalnya didirikan oleh Kang Jin Young (diperankan oleh Sung Dong Il), namun kini tampuk kepemimpinannya beralih ke tangan putra tunggalnya, Kang Tae Poong (Lee Jun Ho). Krisis ekonomi yang tak terduga ini memang memberikan dampak yang masif, merasuk ke dalam setiap sendi kehidupan masyarakat dan berbagai sektor usaha di Korea Selatan.

Menghadapi tekanan ekonomi yang begitu berat, pemerintah pada masa itu gencar menghimbau masyarakat untuk melakukan penghematan pengeluaran. Seruan serupa juga ditujukan kepada para pemimpin perusahaan agar tidak menyerah dalam mempertahankan nilai dan kelangsungan bisnis mereka. Berikut ini adalah tujuh gambaran nyata mengenai bagaimana krisis IMF 1997 menghantam Korea Selatan, seperti yang tergambar dalam drama tersebut:

1. Banyak perusahaan terpaksa mengambil langkah efisiensi ekstrem, yang berujung pada pemberhentian sejumlah besar karyawan. Akibatnya, angka pengangguran melonjak secara drastis, menciptakan ketidakpastian masa depan bagi banyak keluarga. 2. Bahkan perusahaan besar seperti Typhoon Trading harus menghadapi kenyataan pahit. Mereka menyampaikan permohonan maaf karena terpaksa menunda pembayaran gaji karyawan, situasi yang mendorong beberapa pekerja memilih untuk mengundurkan diri dan mencari peluang lain. 3. Dampak krisis juga dirasakan oleh para pencari kerja. Oh Mi Ho (Kwon Han Sol), misalnya, harus memupus harapannya ketika proses rekrutmen yang akan ia ikuti dibatalkan. Banyak perusahaan memilih menunda rekrutmen karyawan baru hingga situasi ekonomi Korea Selatan kembali stabil. 4. Sebagai tulang punggung keluarga, Oh Mi Seon harus mengambil keputusan berat. Ia terpaksa menunda impiannya untuk melanjutkan pendidikan, mengorbankan tabungannya demi memenuhi kebutuhan pokok keluarganya di tengah gejolak ekonomi. 5. Memimpin perusahaan di tengah krisis membutuhkan kewaspadaan ekstra. Kang Tae Poong, sebagai pemimpin baru, harus sangat berhati-hati terhadap berbagai pihak yang berpotensi melakukan penipuan dengan modus menawarkan kemitraan bisnis. 6. Sektor bisnis kecil dan menengah menjadi salah satu yang paling rentan. Banyak pengusaha yang tidak mampu bertahan memilih untuk menutup usahanya, bahkan tak jarang harus menjual rugi dagangannya demi menyambung hidup. 7. Kawasan pertokoan, ruko, hingga pasar tradisional mendadak sepi pengunjung. Guna menarik perhatian atau sekadar mendapatkan pemasukan, banyak pemilik properti memilih menyewakannya dengan harga obral atau di bawah rata-rata pasaran.

Di tengah badai krisis IMF 1997, berbagai sektor berjuang mati-matian untuk bertahan dengan caranya masing-masing. Berkat ketajaman dan insting bisnisnya, Kang Tae Poong yang baru saja memimpin Typhoon Trading berhasil mencegah perusahaannya menjadi korban penipuan. Keberhasilan ini sangat krusial, sebab jika penipuan itu terjadi, Kang Tae Poong tidak hanya akan menanggung kerugian finansial yang lebih besar, tetapi juga beban utang tambahan yang ditinggalkan oleh sang ayah yang telah meninggal dunia.

Ringkasan

Drama Korea Typhoon Family menyoroti dampak krisis IMF 1997 di Korea Selatan, berpusat pada perusahaan Typhoon Trading yang dipimpin oleh Kang Tae Poong. Krisis ekonomi menyebabkan pemerintah menghimbau penghematan dan perusahaan diminta untuk mempertahankan bisnis, namun banyak perusahaan terpaksa melakukan efisiensi ekstrem seperti PHK, yang menyebabkan pengangguran melonjak.

Dampak krisis IMF juga dirasakan oleh pencari kerja dan bisnis kecil, banyak yang harus menunda impian atau menutup usaha. Kang Tae Poong berhasil mencegah penipuan yang bisa memperburuk kondisi keuangan perusahaannya. Pertokoan dan pasar tradisional menjadi sepi pengunjung, dan banyak pemilik properti terpaksa menyewakan dengan harga murah.