Dunia Orkestra: Sejarah, Jenis & Alat Musiknya

Musik orkestra: sebuah simfoni sejarah, jenis, dan alat musiknya. Lebih dari sekadar permainan musik berkelompok, orkestra menyimpan sejarah panjang dan perkembangan yang memikat. Dari panggung elit istana hingga konser publik modern, perjalanan musik orkestra sungguh luar biasa.

Pengertian Musik Orkestra: Kata “orkestra” sendiri berakar dari bahasa Yunani kuno, berarti “tempat menari,” merujuk pada lokasi paduan suara yang bernyanyi dan menari. Namun, maknanya berevolusi. Pada abad ke-17, orkestra merujuk pada beragam susunan alat musik yang bervariasi antar wilayah. Italia, Perancis, dan Inggris lebih menonjolkan alat musik petik, sementara Jerman lebih menyukai alat tiup. Abad ke-18 menandai perubahan signifikan; “orkestra” mulai mengacu pada para musisi itu sendiri, membawakan repertoar beragam, dari simfoni dan overture hingga musik opera dan balet. Kini, orkestra juga merangkul musik pop, tradisional, bahkan musik film.

Sejarah Musik Orkestra: Sejarah orkestra diawali dengan penampilan eksklusif di hadapan bangsawan dan keluarga kerajaan. Mereka bahkan memiliki grup orkestra dan komposer pribadi. Konser publik masih belum ada hingga awal abad ke-18. Claudio Monteverdi, pada tahun 1607, menandai titik awal dengan opera Orfeo-nya, menggunakan 40 musisi dengan beragam instrumen. Era Baroque (1600-1750) menampilkan musik yang mengekspresikan satu emosi, dengan susunan orkestra yang lebih kecil (misalnya, 6 biola, 3 viola, 2 cello, dan harpsichord). “Concerts Spirituels” di Perancis (1725) menandai awal konser publik. Komposer seperti Mozart dan Beethoven kemudian muncul, bekerja independen dari patronase bangsawan, menciptakan karya yang membutuhkan hingga 40 musisi. Konser publik semakin umum, meskipun dengan harga tiket yang tinggi. Bayangkan, penonton di zaman Mozart dan Haydn dapat makan, minum, bahkan tidur selama pertunjukan! Abad ke-20 menyaksikan inovasi dan improvisasi, dengan konduktor yang semakin terkenal.

Di Indonesia, orkestra hadir lewat interaksi dengan bangsa Barat. Pedagang Portugis dan Eropa pada abad ke-16 memperkenalkan musik Barat ke lingkungan istana Jawa, mempengaruhi perkembangan budaya musik di Nusantara.

Jenis-Jenis Musik Orkestra: Jenis orkestra beragam, ditentukan oleh alat musik, karya, dan jumlah pemain:

  • String Orchestra (Orkes Gesek): Menggunakan alat musik gesek sebagai instrumen utama.
  • Symphony Orchestra (Orkestra Simfoni): Sejak abad ke-15, merupakan standar orkestra besar.
  • Chamber Orchestra (Orkes Kamar): Skala lebih kecil, dengan jumlah pemain dan ruang yang terbatas.
  • Theater Orchestra: Menambahkan saksofon dan combo band, seringkali juga mencakup karya simfoni.
  • Philharmonic Orchestra: Lebih kompleks, memperluas alat musik simfoni dengan beragam instrumen lainnya.
  • Cosmopolitan Orchestra: Penggunaan alat musik paling beragam, mencakup alat simfoni dan alat musik tradisional.

Alat Musik Orkestra: Orkestra umumnya menggunakan alat musik gesek, tiup, dan pukul, serta seringkali diiringi vokal solo atau grup. Contohnya:

  • Gesek: violin, biola (alto, pompossa, contrabass), cello.
  • Tiup: klarinet, saksofon, flute, trumpet, harmonika, tuba.
  • Pukul: drum, vibrafon, tabular bells.

Baca juga:

  • Ketimpangan Gender di Dunia Musik Klasik
  • Kidung Etnosia: dari Gunungkidul Membumikan Orkestra Campursari
  • Indra Lesmana Kritik Pemain Orkestra Musik Indonesia Raya di Istana


Ringkasan

Musik orkestra, berasal dari kata Yunani “tempat menari,” awalnya merujuk pada lokasi pertunjukan. Namun, maknanya berkembang menjadi beragam susunan alat musik dan kemudian kepada para musisi itu sendiri. Sejarahnya dimulai dengan pertunjukan eksklusif untuk bangsawan, berkembang menjadi konser publik pada abad ke-18, dengan komposer seperti Mozart dan Beethoven yang mengembangkan repertoar orkestra hingga kini.

Orkestra memiliki berbagai jenis, seperti orkestra gesek, simfoni, kamar, teater, filharmonik, dan kosmopolitan, masing-masing dengan karakteristik dan susunan alat musik yang berbeda. Alat musik yang umum digunakan meliputi alat gesek (violin, cello), tiup (klarinet, trompet), dan pukul (drum, vibrafon), seringkali diiringi vokal. Perkembangan orkestra di Indonesia dipengaruhi oleh interaksi dengan budaya Barat.