Ifonti.com – Harga emas kembali mencetak sejarah pada Selasa (2/9/2025), mencapai level rekor tertinggi sepanjang masa. Kenaikan dramatis ini, sebagaimana diungkapkan oleh analis kepada Reuters, didorong oleh konvergensi beberapa faktor fundamental yang kuat.
Penyebab utama lonjakan ini adalah ekspektasi yang semakin menguat akan adanya penurunan suku bunga Amerika Serikat. Selain itu, kekhawatiran mendalam mengenai independensi Federal Reserve, serta permintaan emas yang tangguh dari kalangan investor global dan bank sentral, turut menjadi pendorong signifikan. Kombinasi ketiga pilar ini diperkirakan akan terus menopang momentum harga emas, berpotensi membawanya menembus rekor baru dalam beberapa minggu ke depan.
Pada hari Selasa pukul 17.00 GMT, harga emas spot telah melesat hingga US$ 3.527,5, sebuah pencapaian rekor yang menakjubkan. Para analis kini memproyeksikan bahwa harga emas akan bergerak dalam rentang US$ 3.600 hingga US$ 3.900 dalam jangka pendek hingga menengah. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan untuk menyentuh angka psikologis US$ 4.000 pada tahun 2026, terutama jika lanskap ekonomi global dan ketegangan geopolitik tetap diselimuti ketidakpastian.
Kinerja emas sepanjang tahun ini sungguh luar biasa, dengan penguatan lebih dari 34%. Data dari jajak pendapat Reuters menunjukkan konsensus analis yang terus merevisi naik proyeksi harga rata-rata emas untuk tahun 2025; dari US$ 2.756 per ons pada Januari, melonjak menjadi US$ 3.065 pada April, dan terakhir mencapai US$ 3.220 pada Juli.
Sentimen pasar saat ini sangat dipengaruhi oleh pengakuan Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, mengenai peningkatan risiko ketenagakerjaan. Pernyataan ini sontak memicu spekulasi yang kuat di pasar keuangan akan potensi penurunan suku bunga pada bulan September. Ricardo Evangelista, analis senior dari ActivTrades, menyoroti bagaimana prospek dolar AS yang bearish—didukung oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, penarikan investasi dari aset-aset AS, dan ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan tarif—secara signifikan mendukung harga emas. Tercatat, dolar AS telah melemah hampir 11% sejak kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih pada Januari, sebuah kondisi yang membuat emas, yang dinilai dalam dolar AS, menjadi lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya.
Saham ANTM Terbang Ditopang Lonjakan Harga Emas, Ini Prospeknya ke Depan
Selain faktor suku bunga, isu independensi Federal Reserve juga menjadi perhatian serius. Kritikan Donald Trump terhadap Powell, serta upaya untuk menyingkirkan Gubernur Lisa Cook, telah menumbuhkan kekhawatiran yang mendalam, memicu aksi pembelian emas yang lebih intensif. Carsten Menke, analis dari Julius Baer, menyebut potensi campur tangan terhadap The Fed dan keraguan akan status dolar sebagai aset safe haven sebagai ‘kartu liar paling bullish’ bagi emas.
Tonton: Harga Emas Antam Memerah Pagi Hari ini (02 September 2025)
Tidak hanya itu, daya tarik emas juga diperkuat oleh meningkatnya kekhawatiran keamanan di Timur Tengah serta konflik antara Rusia dan Ukraina, diiringi oleh lonjakan permintaan bank sentral, terutama dari negara-negara berkembang.
Hal ini termasuk bank sentral Tiongkok yang menambahkan emas ke cadangannya untuk bulan kesembilan berturut-turut di bulan Juli.
Fenomena ini nyata terlihat dari langkah bank sentral Tiongkok yang secara konsisten menambah emas ke dalam cadangannya selama sembilan bulan berturut-turut hingga Juli. Data dari Dewan Emas Dunia (World Gold Council) lebih lanjut mengungkapkan tren global: bank sentral di seluruh dunia berencana untuk secara signifikan meningkatkan kepemilikan emas sebagai bagian dari cadangan mereka, sekaligus mengurangi ketergantungan pada cadangan dolar AS dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Michael Hsueh, analis logam mulia di Deutsche Bank, menyimpulkan bahwa “kombinasi kenaikan harga emas dan akumulasi agresif oleh bank sentral telah secara drastis meningkatkan porsi emas dalam cadangan banyak bank sentral”.
Emas Cetak Rekor, Harga Saham Emiten Emas Terbang