Emiten yang Bergabung MSCI Berpotensi Dorong Inflow Asing, Intip Prospek Sahamnya

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Morgan Stanley Capital International (MSCI) telah secara resmi mengumumkan hasil kocok ulang atau rebalancing indeks MSCI Global Standard dan MSCI Small Cap untuk periode Agustus 2025. Pengumuman ini menjadi sorotan utama bagi para pelaku pasar, mengingat potensi dampaknya terhadap pergerakan saham di bursa.

Menurut pandangan Oktavianus Audi, VP Equity Retail Kiwoom Sekuritas Indonesia, masuknya saham-saham baru ke dalam Indeks MSCI Global Standard dan MSCI Small Cap akan membawa sejumlah konsekuensi signifikan. Dampak pertama yang diharapkan adalah masuknya aliran dana asing, khususnya dari passive fund yang menjadikan MSCI sebagai acuan utama investasi mereka. Selanjutnya, ada potensi kenaikan harga saham dalam jangka pendek, seiring dengan terjadinya demand shock akibat lonjakan permintaan dari dana investasi global.

“Dari emiten yang baru menjadi konstituen MSCI, kami berpandangan beberapa emiten menarik untuk dicermati berdasarkan kinerja keuangannya hingga semester I-2025, antara lain TAPG, PTRO, dan RATU,” ujar Audi kepada Kontan, Jumat (8/8). Audi juga menambahkan bahwa pasar saat ini masih bisa memanfaatkan momentum jangka pendek. Meskipun demikian, investor perlu mengantisipasi beberapa risiko yang mungkin muncul, seperti aksi jual (sell off) setelah rebalancing serta overvaluation sementara, terutama jika kenaikan harga lebih banyak didominasi oleh faktor teknikal.

Senada dengan Audi, Rully Arya Wisnubroto, Head of Research & Chief Economist Mirae Asset, juga menegaskan bahwa saham yang berhasil masuk ke dalam Indeks MSCI memiliki potensi besar untuk menarik minat investor asing, khususnya institusi global. Hal ini karena penyesuaian portofolio mereka wajib mengikuti bobot indeks tersebut. Rully secara spesifik melihat masih adanya peluang kenaikan dalam jangka panjang untuk saham CUAN dan DSSA, sebagai pendatang baru di MSCI Global Standard.

“Sebagai penghuni baru, saya rasa CUAN dan DSSA memiliki fundamental yang baik,” ucap Rully kepada Kontan, Jumat (8/8). Sementara itu, untuk saham yang masuk ke MSCI Indonesia Small Cap, Rully menilai PTRO memiliki prospek paling menjanjikan. Prospek positif PTRO ini ditopang oleh outlook bisnis yang cemerlang, serta volume perdagangan dan kapitalisasi pasar yang telah melampaui ambang batas yang ditetapkan. Di sisi lain, beberapa saham seperti AADI, KPIG, RATU, dan TAPG disebut Rully masih memiliki volume perdagangan dan kapitalisasi yang baru memenuhi ambang batas minimum.

Berdasarkan analisis tersebut, Audi merekomendasikan untuk trading buy saham RATU dengan target harga Rp 8.400 per saham dan PTRO dengan target harga Rp 4.350 per saham. Selain itu, ia juga merekomendasikan buy saham TAPG dengan target harga Rp 1.500 per saham.

Diberitakan sebelumnya, dua saham domestik berhasil menembus indeks utama MSCI Global Standard, yaitu PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) milik konglomerat Prajogo Pangestu, dan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), anggota Grup Sinarmas. Di sisi lain, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) justru terdepak dari indeks utama dan berpindah posisi ke MSCI Indonesia Small Cap Indexes. Indeks MSCI Indonesia Small Cap juga menyambut lima saham baru, antara lain PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT MNC Tourism Indonesia Tbk (KPIG), PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), dan PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG).

Seluruh perubahan konstituen Indeks MSCI ini akan berlaku efektif pada 27 Agustus 2025, setelah penutupan perdagangan pada 26 Agustus 2025. Evaluasi berkala MSCI selanjutnya dijadwalkan pada 5 November 2025, dengan tanggal efektif implementasi perubahan pada 25 November 2025.

Ringkasan

Rebalancing indeks MSCI pada Agustus 2025 mengakibatkan beberapa saham Indonesia masuk ke dalam MSCI Global Standard dan MSCI Small Cap. Hal ini berpotensi meningkatkan aliran dana asing, terutama dari passive fund, dan mendorong kenaikan harga saham dalam jangka pendek. Beberapa emiten yang menarik perhatian analis antara lain TAPG, PTRO, RATU, CUAN, dan DSSA, berdasarkan kinerja keuangan dan prospek bisnisnya.

Analis merekomendasikan beberapa saham untuk trading buy dan buy, dengan target harga tertentu. Perubahan konstituen indeks MSCI akan efektif pada 27 Agustus 2025. Meskipun ada potensi keuntungan, investor perlu mempertimbangkan risiko seperti sell off pasca-rebalancing dan kemungkinan overvaluation sementara.