
Ifonti.com JAKARTA – Saham PT Bali Bintang Sejahtera Tbk. (BOLA) bergerak fluktuasi dalam sepekan terakhir pasca pengumuman akuisisi Robinhood Market atas Buana Capital Sekuritas dan PT Pedagang Aset Kripto (PT PAK).
Buana Capital Sekuritas merupakan perusahaan yang dimiliki Pieter Tanuri dengan kepemilikan 7,5%. Sedangkan, PT PAK merupakan anak usaha BOLA dengan porsi kepemilikan 70%. Sementara itu, Pieter Tanuri juga tercatat menjadi pemegang saham BOLA dengan kepemilikan 38,26%.
Corporate Secretary BOLA Yohanes Ade Bunian Moniaga mengatakan bahwa proses akuisisi Robinhood atas PT PAK telah mencapai tahap conditional share purchase agreement (CSPA) dan akan berlanjut apabila sudah ada persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
: Sekuritas Pieter Tanuri (Buana Capital) Diakuisisi Robinhood Amerika
Dia menegaskan akuisisi Robinhood belum resmi dan masih dalam tahap penawaran akuisisi. Hingga informasi ini dirilis manajemen di keterbukaan informasi pada Senin 15 Desember 2025, surat persetujuan juga sedang berproses di OJK.
“Penawaran rencana yang diberikan oleh Robinhood cukup menarik bagi perseroan dan sampai saat ini PT PAK belum menunjukkan kinerja yang baik,” tulis Yohanes, Senin (15/12/2025).
: : Kepemilikan Asing di Obligasi Indonesia Anjlok ke Titik Terendah Dua Dekade
Bali Bintang Sejahtera Tbk. – TradingView
Melansir Stockbit Sekuritas, saham BOLA pada penutupan perdagangan hari ini Senin (15/12) terpantau koreksi 2,15% ke Rp182. Walau turun, level harga saat ini mencerminkan pertumbuhan 7,69% dalam sebulan terakhir.
Dalam sepekan terakhir harga saham BOLA sempat melonjak pada Selasa (9/12) dengan kenaikan 12,80% ke Rp185. Kemudian pada 11 Desember 2025, manajemen BOLA menjelaskan di keterbukaan informasi atas adanya volatilitas transaksi.
: : Bank Mandiri (BMRI) Lelang Ulang Jaminan Sevel Indonesia Milik MDRN
“Perusahaan sedang dalam proses negosiasi penjualan anak perusahaan dari anak perusahaan (indirect subsidiary) perseroan. Akan tetapi, proses ini masih menunggu persetujuan dari OJK,” tulis manajemen.
Adapun, sepanjang Januari-September 2025, perusahaan pengelola klub sepak bola Bali United ini membukukan pendapatan Rp205,44 miliar, naik dari Rp179,30 miliar pada periode yang sama 2024.
Dari sisi bottom line, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih tercatat sebesar Rp78,80 miliar. Kinerja ini membaik dibanding rugi bersih yang diderita BOLA Rp48,50 miliar pada periode yang sama 2024.
Sementara bila menilik valuasi saham BOLA di level sekarang, tercatat rasio price to earnings (PE) annualised (disetahunkan) di level 10,45 kali dengan price to book value (PBV) di 1,56 kali.
_________________________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.