GOTO Tekan Rugi Bersih 78% di Semester I-2025, Cek Rekomendasi Analis

Ifonti.com JAKARTA. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menunjukkan perbaikan kinerja finansial yang signifikan dengan berhasil menekan kerugian bersih dan rugi usaha pada paruh pertama tahun 2025. Pencapaian positif ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan yang solid serta upaya efisiensi biaya yang ketat.

Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2025, GOTO membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 8,55 triliun, melonjak 10,62% secara tahunan (yoy) dari Rp 7,73 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Seiring dengan peningkatan pendapatan ini, perseroan juga berhasil menekan biaya dan beban operasionalnya. Alhasil, rugi usaha GOTO menyusut drastis hingga 90% menjadi Rp 171,59 miliar saja.

Tidak hanya itu, kerugian periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga mencatat penurunan impresif sebesar 78,51%. Angkanya menyusut dari Rp 2,69 triliun pada paruh pertama tahun lalu menjadi hanya Rp 580,01 miliar pada Juni 2025. Perbaikan ini menandai kemajuan signifikan dalam strategi keuangan GOTO.

Rekomendasi Saham GOTO Usai Rugi Bersih Turun, Layak Beli?

Lebih lanjut, perseroan sukses membukukan EBITDA Grup yang disesuaikan positif selama tiga kuartal berturut-turut, sebuah indikator penting profitabilitas operasional. Pada kuartal II-2025, EBITDA yang disesuaikan GOTO mencapai rekor tertinggi Rp 427 miliar, berbalik dari kondisi minus Rp 85 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Secara kumulatif, untuk enam bulan pertama 2025, EBITDA yang disesuaikan mencapai Rp 820 miliar, juga berbalik dari kerugian Rp 231 miliar per Juni 2024.

Direktur Keuangan GOTO, Simon Ho, menyatakan bahwa capaian kinerja GOTO ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan yang kuat dan peningkatan efisiensi di seluruh ekosistem bisnis perseroan. “Seiring dengan skala yang kami kembangkan, kami mengoptimalkan daya ungkit operasional dan menerapkan disiplin keuangan yang ketat untuk menjaga profitabilitas,” ujar Simon Ho, pada Rabu (13/8).

GOTO Chart by TradingView

Manajemen GOTO sendiri tetap mempertahankan panduan EBITDA grup yang disesuaikan untuk sepanjang tahun 2025 di kisaran Rp 1,4 triliun hingga Rp 1,6 triliun. Direktur Utama Grup GoTo, Patrick Walujo, menambahkan bahwa proyeksi ini didasarkan pada kondisi pasar saat ini, serta mencerminkan estimasi awal yang masih dipengaruhi ketidakpastian dan risiko. Ia juga menekankan bahwa investasi strategis di infrastruktur teknologi, termasuk migrasi cloud dan pengembangan kecerdasan buatan (AI), akan semakin memperkuat posisi GOTO untuk pertumbuhan berkelanjutan di masa depan.

Rugi Bersih Makin Menyusut, Cek Rekomendasi Saham GOTO

Optimisme manajemen selaras dengan pandangan Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta. Ia memperkirakan bahwa tren perbaikan kinerja GOTO, terutama dalam penurunan rugi bersih, akan terus berlanjut hingga akhir tahun. Menurut Nafan, pertumbuhan pendapatan dua digit yang diiringi oleh penyusutan beban, serta selesainya migrasi cloud, akan secara signifikan meningkatkan efisiensi perseroan. “Mungkin GOTO belum bisa mencetak laba bersih, tetapi tren penurunan rugi bersih paling realistis dan harus dipertahankan,” kata Nafan.

Berdasarkan analisisnya, Nafan merekomendasikan ‘akumulasi beli’ untuk saham GOTO, dengan target harga Rp 74 per saham. Pada penutupan perdagangan Rabu (13/8), saham GOTO tercatat melemah 1,54% menjadi Rp 64 per saham.

CPIN Kantongi Laba Rp 1,9 Triliun di Semester I-2025, Cek Rekomendasi Analis