KONTAN.CO.ID. Harga Bitcoin (BTC) kembali menunjukkan performa impresif, berpotensi menembus level US$125.000. Penguatan ini terjadi seiring dengan reli harga emas yang signifikan dan meredanya risiko inflasi, yang secara kolektif memperkuat keyakinan investor terhadap potensi pemangkasan suku bunga The Fed.
Pada perdagangan Kamis (2/10/2025), harga Bitcoin sempat mencapai kisaran US$121.000, menandai level tertinggi dalam tujuh pekan terakhir. Pergerakan BTC kali ini dinilai jauh lebih solid dan berkelanjutan dibandingkan reli pada pertengahan Agustus lalu, ketika aset kripto utama ini sempat menyentuh US$124.000 namun gagal mempertahankan posisinya.
Sentimen positif yang mendorong lonjakan Bitcoin datang dari data inflasi Amerika Serikat (AS). Indeks harga pengeluaran konsumsi personal (PCE) pada bulan Agustus tercatat naik 2,9% secara tahunan, sesuai dengan ekspektasi para analis. Data ini mengindikasikan bahwa laju inflasi kini berada dalam batas kendali, membuka ruang bagi kebijakan moneter yang lebih longgar.
Dengan terkendalinya inflasi, pasar semakin yakin bahwa The Fed akan melanjutkan program pelonggaran kebijakan moneternya. Menurut data CME FedWatch, probabilitas penurunan suku bunga acuan AS ke level 3,50% atau lebih rendah pada Januari 2026 kini melonjak menjadi 40%. Angka ini merupakan peningkatan signifikan dari hanya 18% pada pertengahan Agustus, mencerminkan pergeseran ekspektasi pasar yang dramatis.
Selain faktor makroekonomi tersebut, reli harga emas yang mencapai 16% dalam enam pekan terakhir turut memperkuat daya tarik aset alternatif seperti Bitcoin. Data dari Dewan Emas Dunia (World Gold Council) menunjukkan bahwa bank sentral global masih aktif melakukan akumulasi emas, memicu optimisme investor terhadap aset lindung nilai, dan secara tidak langsung mendorong minat pada Bitcoin sebagai aset digital yang serupa.
Dari sisi teknikal, pasar derivatif juga memancarkan sinyal bullish yang kuat. Data CoinGlass mengungkapkan bahwa lebih dari US$313 juta posisi short Bitcoin telah dilikuidasi antara hari Rabu dan Kamis. Ini mengindikasikan bahwa reli harga Bitcoin saat ini telah mengejutkan banyak pihak di pasar, sekaligus mengurangi potensi aksi ambil untung besar-besaran yang dapat menghambat kenaikan lebih lanjut.
Di samping itu, meredanya kekhawatiran di sektor teknologi juga memberikan dukungan sentimen. Kesuksesan penjualan saham OpenAI yang berhasil meraih valuasi US$500 miliar, serta redanya isu pembatasan ekspor chip AI ke China, telah membuat investor kembali percaya diri pada prospek aset berisiko secara keseluruhan, termasuk pasar kripto.
Dengan kombinasi faktor makroekonomi yang mendukung, reli emas yang substansial, serta sentimen positif dari pasar derivatif dan sektor teknologi, para analis melihat jalan Bitcoin menuju US$125.000 semakin terbuka lebar. Prospek ini didukung oleh fondasi pasar yang kini terlihat lebih kuat.
Sebagai informasi terkini, mengacu data Coinmarketcap pada pukul 07.47 WIB, harga Bitcoin terpantau berada di level US$120.286, menunjukkan kenaikan sebesar 1,37% dalam 24 jam terakhir.