Harga Buyback Emas Antam Melesat 32% hingga Jumat (8/8)

Ifonti.com – , JAKARTA — Harga buyback emas Antam kembali menunjukkan penguatan signifikan, menembus level Rp1,8 juta pada Jumat (8/8/2025). Berdasarkan data resmi dari Logam Mulia, patokan harga pembelian kembali emas oleh PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) ini melesat Rp16.000, mencapai Rp1.805.000 pada tanggal yang sama.

Kenaikan ini turut mendorong performa harga buyback emas Antam secara keseluruhan, dengan kenaikan mencapai 32,32% untuk periode berjalan tahun 2025. Sebelumnya, dalam catatan Bisnis, harga buyback emas dari PT Antam ini sempat mengukir rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di level Rp1.888.000 pada 22 April 2025. Namun, setelah pencapaian tersebut, harganya sempat melorot dan menunjukkan tren pergerakan cenderung sideways hingga Agustus 2025, sebelum kembali menguat.

Sebagai informasi, buyback emas didefinisikan sebagai transaksi penjualan kembali emas, baik itu dalam wujud logam mulia, batangan, maupun perhiasan. Meskipun harga yang ditawarkan untuk buyback umumnya lebih rendah dari harga jual emas pada waktu bersamaan, potensi keuntungan tetap ada. Investor dapat meraup cuan signifikan apabila terdapat selisih harga yang cukup besar antara harga jual awal dan harga buyback di kemudian hari.

Penting untuk diketahui, transaksi buyback emas Antam juga memiliki implikasi pajak. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 34/PMK.10/2017, penjualan kembali emas batangan ke Antam dengan nominal lebih dari Rp10 juta akan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22. Besarannya adalah 1,5 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan 3 persen untuk non-NPWP. Pajak ini akan dipotong langsung dari total nilai buyback emas.

Di sisi lain, pergerakan harga emas global turut menunjukkan tren penguatan. Dalam laporan Bisnis sebelumnya, harga emas di pasar spot tercatat naik 0,7% menuju posisi US$3.392,65 per troy ounce pada Jumat (8/8/2025), setelah sebelumnya sempat mencapai level tertinggi sejak 23 Juli di sesi awal. Sementara itu, emas berjangka AS juga menguat 0,6% ke level US$3.453,70 per troy ounce. Peter Grant, Wakil Presiden sekaligus Analis Senior Logam Mulia di Zaner Metals, menjelaskan bahwa “Ketegangan dagang yang terus berlangsung dan meningkatnya ketegangan geopolitik masih menjadi penopang utama pasar emas sebagai aset aman.”

Penguatan harga emas global ini didorong oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah gejolak geopolitik, seperti pemberlakuan tarif tinggi oleh Trump terhadap sejumlah negara yang efektif mulai Kamis ini, memaksa mitra dagang seperti Swiss, Brasil, dan India bergegas mencapai kesepakatan baru. Eskalasi konflik di Timur Tengah, dengan pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengenai target kendali militer penuh atas Gaza, juga turut memperkuat sentimen safe haven terhadap emas. Selain itu, emas juga diuntungkan oleh lingkungan suku bunga rendah, di mana penurunan imbal hasil aset lain menjadikan logam mulia semakin atraktif sebagai investasi. Data ekonomi terbaru yang menunjukkan kenaikan klaim awal tunjangan pengangguran di AS ke level tertinggi dalam sebulan terakhir mengindikasikan pelemahan pasar tenaga kerja, yang pada gilirannya dapat mendorong pelonggaran kebijakan moneter. “Data ini memperkuat ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh The Fed,” tambah Peter Grant, menggarisbawahi potensi stimulus lebih lanjut bagi pasar emas.