
Ifonti.com JAKARTA. Harga emas terpantau masih kuat di penghujung tahun 2025. Investor pun disarankan untuk mempertahankan kepemilikan emas hingga tahun 2026.
Melansir laman Trading Economics pada Jumat (26/12) pukul 12.20 WIB, harga emas menyentuh level US$ 4.509 per ons troi. Ini sudah naik 8,37% dalam sebulan terakhir. Sejak awal tahun, harga emas sudah naik 71,76% secara year to date (YTD).
Harga emas batangan bersertifikat Antam keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga terpantau naik pada Jumat (26/12/2025).
Mengutip situs Logam Mulia, harga pecahan satu gram emas Antam berada di Rp 2.589.000. Harga emas Antam itu naik Rp 13.000 jika dibandingkan dengan harga pada Kamis (25/12/2025) yang berada di level Rp 2.576.000 per gram.
Harga Perak Terbang Jelang Tutup Tahun, Penguatan Masih Terbuka di 2026
Sementara, harga buyback emas Antam berada di level Rp 2.448.000 per gram. Harga tersebut naik Rp 13.000 jika dibandingkan dengan harga buyback pada Kamis (25/12/2025) yang ada di Rp 2.435.000 per gram.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan, kenaikan harga emas sepanjang tahun 2025 disebabkan oleh permintaan bank-bank sentral yang masih kuat. Hal ini juga ditambah oleh permintaan ritel, walaupun permintaannya sempat melemah di November oleh harga yang tinggi.
“Situasi geopolitik yang memanas di Laut Karibia dan Laut China Selatan juga ikut mendukung permintaan. Pemangkasan suku bunga oleh The Fed sebanyak 3 kali tahun ini juga sangat berperan mendukung harga emas,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (26/12).
Pengamat Ekonomi, Mata Uang & Komoditas Ibrahim Assuaibi mengatakan, harga emas dunia masih akan naik hingga akhir tahun 2025.
“Kemungkinan besar harga emas dunia akan mencapai US$ 4.550 per ons troi, sedangkan logam mulia di kisaran Rp 2.650.000 – Rp 2.700.000 per gram,” katanya kepada wartawan, Rabu (24/12/2025).
Ibrahim menilai, harga emas dunia berpotensi berada di level US$ 5.500 per ons troi pada awal 2026. Seandainya terkoreksi, dia memperkirakan harga emas dunia kemungkinan besar berada di level US$ 4.150 ons troi.
Dalam hitungannya, dia memproyeksikan rata-rata harga emas dunia pada 2026 akan berada di level US$ 4.825 per ons troi.
Dari global, sentimen pendorong harga emas disebabkan kondisi geopolitik, situasi politik di Amerika Serikat, kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), perang dagang, serta penawaran dan permintaan atau supply and demand.
Dari sisi domestik, kenaikan harga emas akan didukung oleh menyusutnya pasokan logam mulia untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Ibrahim memperkirakan PT Freeport Indonesia hanya dapat memproduksi sebanyak 25 ton emas per tahun pada tahun 2026.
“Ini yang mendorong Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menerapkan bea keluar ekspor emas sebesar 7,5%–15% mulai tahun depan,” ungkapnya.
Lukman berpandangan, sentimen yang sama dengan tahun 2025 ini masih akan mendukung harga emas di tahun 2026. Terlebih, ada harapan apabila The Fed bisa lebih dovish di bawah kempemimpinan kepala baru pilihan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
“Yang sangat perlu dicermati adalah situasi geopolitk yang saat ini terfokus ke Laut Karabia dan Laut China Selatan, serta Perang Ukraina juga masih perlu terus dicermati,” katanya.
Pada kuartal I 2026, harga emas global diperkirakan bergerak di kisaran US$ 4.700 – US$ 4.800 per ons troi. Sementara, pada semester I 2025, harga emas bakal bergerak di level US$ 4.900 – US$ 5.100 per ons troi.
Sedangkan, harga emas Antam masih tergantung pada kurs rupiah terhadap dolar AS. “Apabila dengan asumsi kurs sekarang dan tidak ada masalah pasokan domestik, maka harga emas Antam akan naik sekitar 5-7% di kuartal I 2026 dan sekitar 9-13% di semester I 2026,” tuturnya.
Lukman pun melihat saat ini tak banyak pilihan yang bisa diambil oleh investor. Sarannya, investor sebaiknya terus mempertahankan kepemilikan dan menambahkannya bila perlu.
“Yang belum ada posisi bisa masuk secara bertahap dengan strategi dollar cost averaging (DCA),” paparnya.
Perak Bersinar pada 2025, Harga Melonjak Tajam Didukung Fundamental Kuat