Harga Minyak Dunia Menuju Penurunan Mingguan Terdalam Sejak Juni pada Jumat (8/8)

KONTAN.CO.ID. Harga minyak bergerak fluktuatif pada perdagangan Jumat pagi (8/8/2025) waktu Asia, namun tetap berada dalam lintasan penurunan mingguan terdalam sejak akhir Juni. Sentimen pasar saat ini terpukul oleh kekhawatiran yang meningkat terhadap prospek permintaan global, menyusul diberlakukannya tarif baru Amerika Serikat (AS) pada Kamis.

Harga Minyak Dunia Ditutup Turun Kamis (7/8), Brent ke US$ 66,43 & WTI ke US$ 63,88

Menurut laporan Reuters, kontrak berjangka Brent menunjukkan penurunan tipis 3 sen, mencapai US$ 66,40 per barel pada pukul 00.50 GMT. Dengan angka ini, Brent berpotensi mencatat koreksi lebih dari 4% sepanjang pekan ini. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melemah 6 sen atau 0,1% menjadi US$ 63,82 per barel, diproyeksikan anjlok lebih dari 5% sepanjang pekan ini.

Kekhawatiran utama yang menekan harga minyak adalah penerapan tarif impor yang lebih tinggi oleh AS terhadap sejumlah mitra dagang utamanya. Kebijakan ini, menurut catatan analis ANZ Bank, dikhawatirkan akan memperlambat aktivitas ekonomi global, yang pada gilirannya berpotensi menekan permintaan minyak secara signifikan. Selain itu, tekanan juga datang dari keputusan kelompok OPEC+ akhir pekan lalu. Mereka memutuskan untuk mengakhiri sepenuhnya pemangkasan produksi terbesar mereka pada September, lebih cepat dari jadwal semula, menambah pasokan di pasar.

Harga Minyak Menguat Hari Ini (7/8), Potensi Tekanan Hingga Akhir Tahun Tetap Ada

Pada penutupan perdagangan Kamis, harga WTI telah mencatat penurunan selama enam sesi berturut-turut, menyamai rekor penurunan beruntun terakhir yang terjadi pada Desember 2023. Jika pelemahan berlanjut pada Jumat, ini akan menandai penurunan beruntun terpanjang sejak Agustus 2021, menunjukkan tren bearish yang mengkhawatirkan.

Selain faktor ekonomi, faktor geopolitik juga turut mempengaruhi sentimen pasar. Kremlin pada Kamis mengonfirmasi bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu Presiden AS Donald Trump dalam beberapa hari mendatang. Pertemuan ini memunculkan harapan akan penyelesaian diplomatik perang di Ukraina, yang dapat mengurangi ketidakpastian di pasar energi.

Pejabat Rusia: Putin dan Trump Mungkin Bertemu Pekan Depan

Kendati demikian, tambahan tarif AS terhadap India yang diberlakukan karena pembelian minyak mentah Rusia sempat sedikit membatasi pelemahan harga. Namun, analis StoneX menilai kebijakan tersebut tidak akan berdampak signifikan pada arus ekspor minyak Rusia ke pasar global. Lebih lanjut, Trump pada Rabu juga mengisyaratkan kemungkinan pemberlakuan tarif serupa terhadap China, pembeli terbesar minyak mentah Rusia, seperti yang telah diterapkan pada impor India. Ancaman ini menambah lapisan ketidakpastian di pasar minyak global.