Ifonti.com JAKARTA. Pada Jumat pagi (14/11/2025), harga minyak bergerak menguat, memberikan sedikit nafas lega setelah pekan yang berat. Pukul 07.27 WIB, minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember 2025 diperdagangkan di New York Mercantile Exchange mencapai US$ 59,03 per barel, melesat 0,63% dibandingkan penutupan hari sebelumnya yang berada di level US$ 58,69 per barel.
Meskipun demikian, kenaikan di pagi hari ini belum mampu mengangkat harga minyak dari tekanan pekanan. Secara keseluruhan, harga masih terkoreksi dalam sepekan terakhir, didorong oleh serangkaian indikasi kuat yang menunjuk pada situasi kelebihan pasokan minyak global. Salah satu pemicu utama adalah proyeksi dari Badan Energi Internasional (IEA) yang memperkirakan adanya rekor surplus minyak pada tahun mendatang.
IEA sendiri pada Kamis lalu kembali merevisi naik perkiraan kelebihan pasokan ini. Hal tersebut terjadi karena negara-negara produsen di bawah bendera OPEC+ secara bertahap terus memulihkan tingkat pasokan mereka, sementara pertumbuhan permintaan global masih menunjukkan tanda-tanda yang lemah.
Sinyal bearish lain yang turut membayangi pasar minyak pekan ini datang dari Amerika Serikat. Data menunjukkan peningkatan signifikan pada stok minyak mentah AS, yang kini mencapai level tertinggi sejak Juni lalu, menambah tekanan pada sentimen pasar.
Harga Minyak Dunia Tertekan, Musim Dingin Bisa Jadi Pengungkit
Tekanan terhadap harga minyak mentah memang telah berlangsung cukup lama. Komoditas vital ini tercatat telah mengalami penurunan dalam enam dari tujuh pekan terakhir, semakin terbebani oleh ekspektasi pasar akan terus berlanjutnya kelebihan pasokan yang diakibatkan oleh strategi produksi dari kelompok OPEC+.