JAKARTA – Perdagangan awal pekan ini, Senin (15/9/2025), mencatat kenaikan tipis pada harga minyak global. Mengutip data Bloomberg pada pukul 07.21 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Oktober 2025 berada di level US$ 62,78 per barel. Angka ini menunjukkan peningkatan sekitar 0,14% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu yang tercatat US$ 62,69 per barel, demikian dilaporkan Ifonti.com.
Kenaikan harga minyak ini dipicu oleh evaluasi para pelaku pasar terhadap dua faktor kontradiktif: upaya pengetatan pasokan minyak dari Rusia di satu sisi, dan proyeksi potensi surplus pasokan minyak global menjelang akhir tahun di sisi lain. Dinamika ini menciptakan ketidakpastian yang mempengaruhi pergerakan harga komoditas strategis ini.
Di tengah kondisi tersebut, sentimen pasar juga sangat dipengaruhi oleh pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Seperti dilaporkan Bloomberg, Trump kembali mendesak negara-negara Eropa untuk menghentikan pembelian minyak dari Rusia. Sebelumnya, ia juga telah menegaskan kesiapannya untuk memberlakukan sanksi besar terhadap pasokan minyak mentah dari negara-negara anggota OPEC+, asalkan para anggota NATO juga melakukan langkah serupa.
Harga Minyak Naik, Tapi Terbebani Kekhawatiran Permintaan AS
Meskipun mayoritas negara Eropa telah berhasil mengurangi bahkan menghentikan impor minyak Rusia, beberapa anggota kunci NATO seperti Hongaria dan Turki masih mempertahankan pembelian mereka. Situasi ini semakin meningkatkan tekanan dari Trump terhadap aliansi tersebut. Puncaknya, Amerika Serikat dan sekutunya dalam kelompok G7 kini tengah bersiap untuk menerapkan tarif hingga 100% terhadap China dan India, sebagai respons atas terus berlanjutnya pembelian minyak dari Rusia.