Harga Minyak Terkoreksi Senin (18/8) Pagi, Investor Cermati Pertemuan Trump-Zelenskiy

Pasar komoditas global kembali menunjukkan dinamikanya. Harga minyak mengalami koreksi tipis pada perdagangan awal pekan ini, Senin (18/8/2025), setelah mengawali sesi dengan tren menurun. Berdasarkan data dari Bloomberg pada pukul 07.15 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September 2025 di New York Mercantile Exchange tercatat di level US$ 62,55 per barel. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 0,40% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu yang berada di US$ 62,80 per barel.

Koreksi harga minyak ini sebagian besar dipicu oleh pergeseran fokus investor ke pertemuan penting antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy. Pertemuan tersebut menjadi sorotan utama karena pemimpin Ukraina itu menghadapi tekanan signifikan dari AS untuk mencapai kesepakatan damai dengan Rusia, yang berpotensi mencakup penyerahan wilayah.

Agenda strategis ini semakin diperkuat dengan kehadiran para pemimpin Eropa terkemuka. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Prancis Emmanuel Macron, serta Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte dijadwalkan turut bergabung dalam pertemuan antara Trump dan Zelenskiy di Washington, mengindikasikan bobot geopolitik yang besar dalam diskusi ini.

Prospek kesepakatan damai ini, bagaimanapun, masih diwarnai ketidakpastian. Menteri Luar Negeri Marco Rubio, sebagaimana dikutip Bloomberg, menyatakan, “Kita masih jauh dari itu. Kita belum berada di ambang kesepakatan damai. Tapi saya rasa kemajuan telah dicapai.” Pernyataan ini menggarisbawahi tantangan kompleks dalam mencapai resolusi konflik.

Dalam konteks ini, Presiden Trump sebelumnya telah menegaskan kepada para pemimpin Eropa bahwa Amerika Serikat siap untuk berkontribusi pada jaminan keamanan apapun yang disepakati, dengan Presiden Rusia Vladimir Putin disebut-sebut siap menerimanya. Pernyataan ini menambah lapisan kompleksitas pada diskusi geopolitik.

Tidak mengherankan, berbagai pembicaraan mengenai penyelesaian perang Ukraina telah menciptakan iklim ketidakpastian di pasar. Kondisi ini secara langsung berkontribusi pada pergerakan harga minyak yang cenderung dalam kisaran sempit sepanjang periode terkini.

Selain volatilitas jangka pendek akibat isu geopolitik, harga minyak berjangka secara keseluruhan telah mengalami penurunan signifikan, yakni lebih dari 10% sepanjang tahun ini. Penurunan ini didorong oleh kekhawatiran yang terus-menerus seputar dampak potensial dari kebijakan perdagangan yang diterapkan oleh pemerintahan Trump, serta spekulasi mengenai rencana OPEC+ untuk kembali mengalirkan stok minyak ke pasar global, menambah tekanan pada suplai dan permintaan.