Ifonti.com JAKARTA. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menunjukkan kinerja penjualan yang solid sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025. Namun, di balik pertumbuhan pendapatan yang mengesankan, emiten konsumer grup Salim ini justru mencatat koreksi pada laba bersihnya dalam periode yang sama.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, penjualan bersih ICBP berhasil menembus angka Rp 56,26 triliun hingga September 2025. Angka ini menandai kenaikan sebesar 1,4% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 55,47 triliun. Peningkatan penjualan ini secara jelas merefleksikan permintaan yang tetap stabil di segmen makanan kemasan dan minuman, menunjukkan daya tahan produk-produk ICBP di pasar.
Secara lebih rinci, kontribusi terbesar datang dari segmen mi instan dengan penjualan Rp 42,02 triliun. Diikuti oleh segmen dairy yang menyumbang Rp 7,29 triliun, makanan ringan Rp 3,52 triliun, penyedap makanan Rp 3,48 triliun, nutrisi dan makanan khusus Rp 953 miliar, serta segmen minuman Rp 1,09 triliun. Diversifikasi produk ini menjadi penopang utama dalam menjaga stabilitas pendapatan perusahaan.
Meskipun penjualan bersih mengalami peningkatan, laba bruto ICBP justru mengalami penurunan 3,54%, menjadi Rp 19,90 triliun dari Rp 20,64 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan laba bruto ini tak terhindarkan akibat lonjakan beban pokok penjualan yang mencapai Rp 36,36 triliun, meningkat dari Rp 34,84 triliun pada September 2024. Peningkatan biaya produksi ini menjadi tantangan tersendiri bagi profitabilitas perusahaan.
Laba Indofood (INDF) Turun 10% di Tengah Kenaikan Penjualan per Kuartal III-2025
Di sisi lain, perusahaan berhasil menunjukkan perbaikan signifikan dalam efisiensi beban operasional. Beban penjualan dan distribusi tercatat menurun menjadi Rp 5,88 triliun dari Rp 6,04 triliun, begitu pula beban umum dan administrasi yang terkoreksi menjadi Rp 2,08 triliun dari Rp 2,20 triliun. Lebih lanjut, pendapatan operasi lain melonjak drastis menjadi Rp 1,08 triliun, naik signifikan dari Rp 404,02 miliar pada tahun sebelumnya, turut memberikan dorongan positif pada laba usaha. Dengan demikian, laba usaha ICBP berhasil tumbuh 6,2% mencapai Rp 12,74 triliun, dibandingkan Rp 11,99 triliun pada periode yang sama tahun 2024.
Namun, laba yang sudah membaik di level usaha kembali tertekan oleh beban keuangan yang melonjak tajam. Tercatat, beban keuangan membengkak hampir dua kali lipat menjadi Rp 3,01 triliun, dari sebelumnya Rp 1,54 triliun pada tahun sebelumnya. Lonjakan beban keuangan tersebut sebagian besar disebabkan oleh kerugian selisih nilai tukar mata uang asing dari aktivitas pendanaan yang mencapai Rp 1,43 triliun per akhir September 2025.
Sebagai dampaknya, laba sebelum pajak penghasilan ICBP menurun menjadi Rp 10,53 triliun dari Rp 11,96 triliun. Laba periode berjalan juga menyusut 12,6% menjadi Rp 8,19 triliun dibandingkan Rp 9,37 triliun pada sembilan bulan pertama 2024. Akhirnya, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih mencapai Rp 7,10 triliun per kuartal III-2025, turun 12,77% dari Rp 8,15 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laba per saham dasar turut terkoreksi menjadi Rp 610 dari Rp 699 per saham.
Bisnis Indofood CBP (ICBP) Ditopang Konsumsi, Simak Rekomendasi Sahamnya
Menanggapi situasi ini, Direktur Utama dan Chief Executive Officer ICBP, Anthoni Salim, menjelaskan bahwa dinamika pasar dan berbagai tantangan masih mewarnai situasi bisnis sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025. Di tengah ketidakpastian tersebut, ICBP berupaya beradaptasi dengan cepat, memfokuskan strategi pada kebutuhan konsumen, dan senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian.
“Kami terus memperkuat keunggulan operasional, mengoptimalkan portofolio, mendorong inovasi agar tetap relevan dengan selera konsumen yang terus berkembang, dan mempertahankan daya saing, serta menjaga posisi keuangan yang sehat untuk pertumbuhan berkelanjutan ke depannya,” tegas Anthoni Salim dalam keterangan resminya pada Jumat (31/10/2025).
Dari sisi neraca, ICBP melaporkan total aset per akhir September 2025 sebesar Rp 132,41 triliun, melonjak dari posisi akhir Desember 2024 sebesar Rp 126,04 triliun. Seiring dengan peningkatan aset, total liabilitas perusahaan juga tercatat naik menjadi Rp 61 triliun per September 2025, dari Rp 58,99 triliun di akhir Desember 2024. Menariknya, total ekuitas perusahaan juga menunjukkan lonjakan signifikan dari Rp 67 triliun di akhir tahun 2024 menjadi Rp 132,41 triliun per akhir September 2025. Sementara itu, total saldo kas dan setara kas pada akhir periode menunjukkan pertumbuhan pesat menjadi Rp 25,88 triliun per September 2025, dari Rp 19,28 triliun pada posisi yang sama tahun sebelumnya.
Ringkasan
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) mencatatkan pertumbuhan penjualan bersih sebesar 1,4% menjadi Rp 56,26 triliun pada kuartal III 2025, didorong oleh kontribusi signifikan dari segmen mi instan dan diversifikasi produk lainnya. Meskipun penjualan meningkat, laba bruto ICBP mengalami penurunan akibat kenaikan beban pokok penjualan. Perusahaan berhasil menekan beban operasional, namun laba usaha tetap tertekan oleh lonjakan beban keuangan, terutama akibat kerugian selisih nilai tukar mata uang asing.
Akibatnya, laba bersih ICBP pada kuartal III 2025 mengalami penurunan sebesar 12,77% menjadi Rp 7,10 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Direktur Utama ICBP, Anthoni Salim, menyatakan bahwa perusahaan terus beradaptasi dengan dinamika pasar dan tantangan bisnis dengan fokus pada kebutuhan konsumen dan kehati-hatian. Total aset perusahaan meningkat signifikan, seiring dengan kenaikan liabilitas dan ekuitas.