Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan akan kembali melemah pada awal pekan ini. Sebagai pengingat, IHSG sempat ditutup menguat 0,58% mencapai level 7.533 pada Jumat (8/8/2025). Meskipun demikian, dalam sepekan terakhir, IHSG terpantau melemah tipis 0,06%.
Alrich Paskalis Tambolang, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, memproyeksikan bahwa IHSG akan bergerak dalam rentang support 7.480 dan resistance 7.680 selama indeks belum mampu keluar dari area konsolidasi di awal pekan. “Kenaikan lebih lanjut perlu dikonfirmasi oleh breakout yang valid di atas resistance 7.680 dengan volume transaksi yang meningkat,” jelasnya pada Jumat (8/8/2025).
Sejalan dengan pandangan tersebut, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan IHSG rawan terkoreksi, dengan level support pada 7.490 dan resistance di 7.579 pada awal pekan. Herditya juga mengamati bahwa koreksi IHSG pekan ini masih disertai dengan tekanan jual yang signifikan.
Menurut Herditya, pergerakan IHSG selama sepekan terakhir didorong oleh beberapa faktor utama. Hal ini meliputi rebalancing Morgan Stanley Capital Index (MSCI) Global Standard dan Small Cap, serta rilis data ekonomi Indonesia yang mencatat pertumbuhan 5,12% pada kuartal II-2025. Perlu diketahui, pada Kamis (7/8/2025), MSCI secara resmi mengumumkan hasil tinjauan berkala (index review) untuk periode Agustus 2025, dengan memasukkan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) ke dalam Global Standard Index.
Selain itu, Herditya menambahkan bahwa rilis data neraca dagang China yang masih mencatat surplus meskipun menurun, penguatan harga komoditas emas global, dan apresiasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS turut memengaruhi pergerakan IHSG pekan ini. Alrich juga sependapat bahwa masuknya sejumlah emiten domestik ke indeks MSCI menumbuhkan optimisme akan masuknya kembali arus dana asing ke pasar modal Indonesia.
Namun, dalam sepekan ini, IHSG juga dipengaruhi oleh rilis indeks kepercayaan konsumen Indonesia bulan Juli yang berada di level 118,1, naik tipis dari 117,8 di bulan sebelumnya, mencatat angka tertinggi sejak April 2025. Alrich menguraikan, “Kenaikan indeks kepercayaan konsumen secara bertahap ini, setelah mengalami penurunan tajam pada bulan Mei 2025, diindikasikan sejalan dengan membaiknya prospek ekonomi karena meredanya kekhawatiran akan perang tarif, ekspektasi penurunan suku bunga, serta ekspektasi akan membaiknya daya beli masyarakat.”
Di sisi lain, penjualan sepeda motor pada Juli 2025 mengalami penurunan 2% secara tahunan (year on year/YoY), menyusul penurunan bulan sebelumnya sebesar 0,3% YoY. Namun, secara bulanan, terjadi kenaikan sebesar 15,3% (month to month/MoM). Dari perspektif teknikal, Alrich menyebutkan bahwa indikator Stochastic RSI membentuk golden cross di area oversold. Meskipun demikian, MACD masih menunjukkan penurunan dengan histogram negatif, mengindikasikan kehati-hatian dalam jangka pendek.
Ringkasan
IHSG diproyeksikan melemah di awal pekan dengan perkiraan rentang support 7.480 dan resistance 7.680. Analis memperkirakan koreksi IHSG dipengaruhi tekanan jual, rebalancing MSCI, dan rilis data ekonomi Indonesia yang mencatat pertumbuhan 5,12% di kuartal II-2025.
Pergerakan IHSG juga dipengaruhi oleh data neraca dagang China, harga komoditas emas, apresiasi Rupiah, dan indeks kepercayaan konsumen Indonesia. Meskipun penjualan sepeda motor mengalami penurunan tahunan, namun terdapat kenaikan bulanan, dan indikator teknikal menunjukkan sinyal kehati-hatian dalam jangka pendek.