Ifonti.com JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan akan melanjutkan tren penguatannya pada Rabu (3/9/2025), setelah berhasil menutup perdagangan hari sebelumnya di zona hijau. Berbagai katalis, mulai dari gejolak domestik hingga rilis data ekonomi krusial dari Amerika Serikat, siap menjadi pendorong utama pergerakan indeks harga saham gabungan tersebut.
Pada Selasa (2/9/2025), IHSG menunjukkan performa impresif dengan penguatan signifikan sebesar 65,51 poin atau 0,85%, memarkir diri di level 7.801,58 pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kenaikan ini ditopang oleh mayoritas saham, dengan 576 saham menguat, 126 melemah, dan 101 stagnan. Total volume transaksi mencapai 36,02 miliar saham dengan nilai fantastis Rp 15,48 triliun, mencerminkan aktivitas investor yang kembali bergairah di pasar saham.
Menurut Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, penguatan IHSG ini merupakan technical rebound yang wajar setelah mengalami koreksi cukup dalam, meskipun terjadi di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Senada, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, menyoroti membaiknya situasi keamanan dalam negeri yang kian kondusif sebagai pemicu utama. Kondisi ini berhasil mengembalikan kepercayaan investor dan mendorong mereka untuk kembali memburu saham-saham berfundamental kuat yang sebelumnya telah terkoreksi.
Selain faktor domestik, ekspektasi akan tren penurunan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia (BI Rate) turut menjadi sentimen positif yang memperkuat momentum. Namun, Alrich juga mencatat adanya aksi kehati-hatian investor yang cenderung melakukan trading jangka pendek, mengakibatkan penguatan IHSG sedikit berkurang menjelang penutupan perdagangan.
Untuk perdagangan Rabu (3/9/2025), Herditya memproyeksikan IHSG masih berpotensi melanjutkan penguatan, bergerak di rentang support 7.770 dan resistance 7.830. Sentimen yang akan dicermati investor meliputi perkembangan kondisi dalam negeri pasca-aksi demonstrasi yang terjadi belakangan ini, serta rilis data manufaktur AS dan isu seputar tarif AS yang baru-baru ini dinyatakan ilegal oleh pengadilan.
Alrich menambahkan, pergerakan pasar saham global juga akan menjadi pertimbangan. Indeks bursa Asia terpantau ditutup beragam seiring pencermatan hasil pertemuan SCO di Tianjin dan perkembangan isu tarif. Sementara itu, bursa Eropa dibuka melemah akibat sentimen negatif dari ketidakpastian tarif impor AS yang membebani sentimen global, meski indeks futures di Wall Street bergerak menguat terbatas.
Dari sisi analisis teknikal, Alrich mengamati bahwa IHSG telah berhasil kembali ke atas level MA20 di 7790. Indikator Stochastic RSI yang berada di area oversold mengindikasikan potensi rebound lanjutan dalam jangka pendek. Namun, sinyal MACD yang masih menunjukkan pelemahan, membuat IHSG diperkirakan akan bergerak fluktuatif pada kisaran 7.760-7.900 pada perdagangan esok.
Dengan support di 7.760, resistance di 7.900, dan pivot di 7.850, Alrich menjelaskan bahwa jika level 7.900 mampu ditembus, IHSG berpeluang menutup gap up di 7.942 dan membuka jalan menuju level psikologis 8.000. Sebaliknya, jika IHSG kembali bergerak di bawah 7.800, maka potensi untuk menguji level support di 7.630-7.650 akan terbuka.
Dalam menyikapi dinamika pasar saham ini, Herditya menyarankan investor untuk mencermati saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dengan target harga Rp 178 – Rp 180 per saham, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) di Rp 120 – Rp 126 per saham, dan PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) di Rp 7.300 – Rp 7.475 per saham. Sementara itu, Alrich merekomendasikan saham-saham seperti PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Sumarecon Agung Tbk (SMRA), PT Timah Tbk (TINS), PT Elnusa Tbk (ELSA), dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) untuk diamati pada perdagangan esok hari.