Pasar modal Indonesia mengakhiri pekan dengan catatan positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat tipis 6,92 poin atau 0,08% ke level 8.257,85 pada akhir perdagangan Jumat (10/10/2025). Penguatan ini menandai pembalikan arah setelah sempat tertekan pada sesi awal perdagangan, menunjukkan resiliensi pasar di tengah dinamika harian.
Pergerakan positif IHSG tersebut didukung oleh dominasi saham-saham yang naik. Sebanyak 338 saham berhasil mencetak kenaikan, melampaui 331 saham yang melemah dan 133 saham yang stagnan. Dukungan utama datang dari sembilan indeks sektoral yang bergerak di zona hijau, menjadi tulang punggung kenaikan IHSG.
Beberapa sektor menunjukkan kinerja cemerlang yang mendorong indeks. Sektor transportasi memimpin penguatan dengan melonjak 3,04%, diikuti oleh sektor infrastruktur yang naik 2,18%, dan sektor barang baku yang turut menguat 1,64%. Kinerja impresif ketiga sektor ini menjadi indikator positif bagi investor.
Namun, tidak semua sektor mampu mempertahankan momentum positif. Dua indeks sektoral terpaksa tergelincir ke zona merah, yaitu sektor keuangan yang terkoreksi 1,26% dan sektor barang konsumen siklikal yang melemah tipis 0,28%. Pelemahan di sektor-sektor ini sedikit menahan laju penguatan IHSG yang lebih signifikan.
Aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini juga menunjukkan volume yang substansial. Total volume transaksi mencapai 47,03 miliar saham, dengan nilai perdagangan yang membukukan angka fantastis Rp 23,45 triliun. Angka ini mencerminkan tingginya minat dan partisipasi investor di pasar modal.
Fokus beralih ke jajaran saham unggulan, daftar top gainers LQ45 mencatat beberapa nama yang patut diperhatikan. PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) memimpin dengan kenaikan signifikan 5,38%. Diikuti oleh PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) yang melonjak 5,02%, serta PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) dengan penguatan 4,65%.
Sebaliknya, pada daftar top losers LQ45, beberapa bank besar mengalami tekanan. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mencatat penurunan terdalam sebesar 4,05%. Kemudian, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga melemah 3,37%, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) turun 3,19%. Koreksi pada saham-saham perbankan ini menjadi perhatian tersendiri bagi pelaku pasar.
Ringkasan
IHSG ditutup menguat tipis pada hari Jumat, 10 Oktober 2025, naik 0,08% ke level 8.257,85, didukung oleh kenaikan 338 saham. Sektor transportasi, infrastruktur, dan barang baku menjadi pendorong utama penguatan indeks. Volume transaksi mencapai 47,03 miliar saham dengan nilai perdagangan Rp 23,45 triliun.
Saham ADMR, INKP, dan EXCL menjadi top gainers dalam indeks LQ45, sementara saham-saham perbankan seperti BBTN, BBRI, dan BMRI mengalami penurunan signifikan dan menjadi top losers. Sektor keuangan dan barang konsumen siklikal mengalami koreksi, menahan potensi penguatan IHSG yang lebih besar.