IHSG Lanjut Naik? Prediksi Saham Senin, 27 Oktober

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan Jumat (24/10/2025) dengan koreksi tipis 0,03%, menutup sesi di level 8.271,72. Meskipun demikian, kinerja IHSG sepanjang pekan ini tetap cemerlang, berhasil melesat hingga 4,5%, menunjukkan ketahanan pasar di tengah berbagai dinamika.

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menjelaskan bahwa pergerakan IHSG diwarnai oleh serangkaian sentimen baik dari dalam maupun luar negeri. Beberapa faktor domestik yang memengaruhi antara lain keputusan moneter dari Bank Indonesia (BI) dan rilis kinerja emiten untuk kuartal III-2025. Di sisi global, data suku bunga dan aktivitas industri dari China turut menjadi perhatian investor. Selain itu, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan gejolak harga emas dunia juga memainkan peran signifikan dalam membentuk sentimen pasar.

Optimisme pasar semakin kuat berkat meredanya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China, sebuah faktor positif yang disoroti oleh VP Equity Retail Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi. Arus modal asing juga memberikan dorongan substantial, tercermin dari aksi beli bersih investor asing senilai Rp 6,13 triliun sepanjang pekan ini. Tak hanya itu, kinerja keuangan sejumlah emiten besar yang tetap resilien, seperti laba bersih PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang tumbuh 5,7% Year-on-Year (YoY) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang meningkat 10,8% YoY, turut menopang laju IHSG.

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, menambahkan bahwa ekspektasi pasar terhadap potensi penurunan suku bunga oleh bank sentral AS, The Federal Reserve, pada pekan depan menjadi katalis positif. Investor juga menaruh harapan besar pada pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping yang diharapkan dapat mencairkan ketegangan hubungan dagang kedua negara. Prospek earning season kuartal III-2025 yang menjanjikan dan proyeksi perbaikan ekonomi domestik di kuartal IV-2025 semakin memupuk optimisme di kalangan investor.

Fokus ke The Fed

Memasuki pekan depan, perhatian utama pasar akan tertuju pada pertemuan The Fed. Bank sentral AS diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, membawa tingkat suku bunga menjadi 4%. Selain itu, sorotan juga akan diarahkan pada pertemuan penting antara Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping yang dijadwalkan pada Kamis, (30/10/2025) di Korea Selatan. Tak kalah penting, pasar juga akan mencermati hasil pertemuan antara Menteri Keuangan AS dengan wakil Perdana Menteri China yang akan berlangsung pada Sabtu (25/10/2025) dan Minggu (26/10/2025) di Malaysia.

Namun, di tengah potensi sentimen positif, Audi dan Herditya mengingatkan bahwa depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan harga komoditas emas yang masih rentan terhadap tekanan global akan tetap menjadi faktor yang mengiringi pergerakan IHSG pekan depan. Volatilitas ini memerlukan kewaspadaan bagi para pelaku pasar modal.

Menjelang pekan yang penuh dinamika, para analis memberikan proyeksi untuk pergerakan IHSG. Audi memprediksi indeks saham ini akan bergerak dalam rentang level support 8.271 dan resistance 8.302. Sementara itu, Herditya memperkirakan IHSG akan berfluktuasi di kisaran 8.220 hingga 8.320. Dari sisi analisis teknikal, Alrich Paskalis Tambolang melihat pembentukan candlestick shooting star yang mengindikasikan potensi koreksi. Selain itu, Stochastic RSI juga berpotensi membentuk Death Cross di area pivot. Dengan mempertimbangkan indikator ini, Alrich memperkirakan IHSG berpotensi menguji level support 8.200 dan resistance 8.300 di pekan mendatang.