
Ifonti.com – JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mengawali perdagangan Kamis (13/11/2025) pagi dengan penguatan yang positif, didorong oleh mulai terasa efek dari kebijakan moneter yang lebih longgar serta program paket stimulus ekonomi pemerintah. IHSG dibuka melonjak 13,91 poin atau 0,17 persen, mencapai posisi 8.402,48. Namun, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 justru menunjukkan sedikit koreksi, turun 1,25 poin atau 0,15 persen ke posisi 845,66.
Penguatan IHSG ini tak lepas dari fundamental ekonomi domestik yang cenderung membaik akhir-akhir ini. Ratna Lim, Kepala Riset Phintraco Sekuritas, menjelaskan bahwa tren penurunan suku bunga BI dan paket stimulus dari pemerintah telah memberikan dorongan signifikan bagi pasar. “Penguatan IHSG antara lain ditopang oleh data ekonomi domestik yang cenderung mulai membaik akhir-akhir ini, seiring dengan adanya tren penurunan suku bunga oleh BI dan paket stimulus dari pemerintah,” ujarnya di Jakarta, Kamis.
Prospek kebijakan moneter yang akomodatif semakin menguatkan sentimen positif. Bank Indonesia (BI) bahkan mengindikasikan peluang penurunan BI rate lebih lanjut, dengan ekspektasi adanya penurunan sebesar 50 basis poin (bps) lagi hingga akhir Maret 2026. Selain itu, maraknya berbagai aksi korporasi emiten di pasar saham Indonesia, seperti pembelian kembali saham (buyback), pembagian dividen interim, penawaran umum terbatas (rights issue), penempatan privat (private placement), dan akuisisi, turut menjadi katalis positif yang menarik perhatian investor.
Di tengah dinamika domestik, perhatian pasar global juga tertuju pada perkembangan internasional. Pelaku pasar terlihat melakukan rotasi dari sektor teknologi ke saham-saham blue chips, seiring dengan prospek dibukanya kembali pemerintahan Amerika Serikat (AS) yang sempat terhenti.
Pada awal pekan, Senat AS telah menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) untuk mencairkan pendanaan federal bagi sebagian besar lembaga hingga 30 Januari 2026. Selanjutnya, RUU tersebut akan dibawa ke DPR untuk dilakukan pemungutan suara pada pekan ini. Dengan mayoritas anggota DPR AS yang berasal dari Partai Republik, RUU tersebut kemungkinan besar akan disetujui. Setelah itu, RUU akan ditandatangani oleh Presiden Trump menjadi undang-undang, yang secara resmi mengakhiri government shutdown. Pembukaan kembali pemerintahan AS akan memungkinkan dirilisnya kembali berbagai data indikator ekonomi resmi yang sebelumnya tertunda akibat penutupan. Data ekonomi ini sangat penting karena akan membantu investor dan The Fed dalam menilai kondisi ekonomi AS secara lebih akurat.
Pentingnya data ekonomi ini tercermin dari masih terbaginya pendapat anggota The Fed mengenai prospek pemangkasan suku bunga pada Desember 2025. Namun, menurut CME FedWatch, terdapat peluang sebesar 61,9 persen akan ada pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps pada Desember 2025, naik dari peluang sebelumnya sebesar 57,8 persen, menandakan ekspektasi pasar yang lebih kuat terhadap pelonggaran kebijakan moneter.
Dari kawasan Eropa, pasar bersiap menyambut rilis data ekonomi krusial. Inggris dijadwalkan merilis data pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pendahuluan kuartal III 2025 yang diperkirakan sebesar 0,2 persen secara kuartalan (qoq) dan 1,4 persen secara tahunan (yoy), sedikit melambat dari kuartal II 2025 yang mencapai 0,3 persen (qoq) dan 1,4 persen (yoy). Sementara itu, dari Euro Area, akan dirilis data produksi industri bulan September 2025 yang diperkirakan naik 0,7 persen secara bulanan (mtm) setelah sebelumnya terkoreksi 1,2 persen (mtm) pada Agustus 2025.
Perdagangan kemarin, Rabu (12/11), menunjukkan sentimen positif yang kuat di bursa saham Eropa. Indeks Euro Stoxx 50 menguat 0,20 persen, indeks FTSE 100 Inggris naik 0,12 persen, indeks DAX Jerman melonjak 1,22 persen, serta indeks CAC Prancis menguat 1,04 persen. Di Wall Street, bursa saham AS juga mayoritas ditutup menguat; indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,68 persen ditutup di level 47.254,00, dan indeks S&P 500 menguat 0,05 persen ke level 6.850,62. Indeks Nasdaq Composite, bagaimanapun, menunjukkan sedikit pelemahan 0,06 persen, ditutup pada level 25.517,33.
Pagi ini, bursa saham regional Asia menampilkan pergerakan yang bervariasi. Indeks Nikkei Jepang menguat 69,19 poin atau 0,14 persen ke 51.125,00, disusul indeks Shanghai Tiongkok yang naik 15,38 poin atau 0,38 persen ke 4.015,45. Sebaliknya, indeks Hang Seng Hong Kong melemah 73,23 poin atau 0,26 persen ke 26.822,50, dan indeks Strait Times Singapura turun tipis 2,13 poin atau 0,02 persen ke 4.567,48.