Pada penutupan perdagangan sesi I Rabu, 20 Agustus 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat signifikan. IHSG ditutup di level 7.901,84, melonjak 38,89 poin atau setara dengan 0,49%.
Penguatan ini terjadi di tengah antisipasi pasar terhadap pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang dijadwalkan hari ini. Menjelang keputusan penting tersebut, pergerakan IHSG diproyeksikan akan cenderung terbatas.
Oktavianus Audi, VP Equity Retail Kiwoom Sekuritas Indonesia, menganalisis bahwa pergerakan IHSG saat ini menunjukkan tren sideways dalam rentang yang cukup sempit. Kondisi ini dipicu oleh beragam sentimen global dan domestik, termasuk penantian rilis kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia, yaitu 7 Days Reverse Repo Rate, serta pengumuman risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dari bank sentral Amerika Serikat (The Fed).
“Pergerakan IHSG juga sangat dipengaruhi oleh sikap The Fed, terutama pasca gencatan tarif yang diberlakukan selama 90 hari ke depan antara Amerika Serikat (AS) dan China,” ujar Audi kepada Kontan pada Rabu (20/8/2025).
Audi lebih lanjut menjelaskan bahwa apabila The Fed mengambil sikap dovish – yakni cenderung melonggarkan kebijakan moneternya – hal tersebut akan membawa dampak positif yang signifikan bagi pasar saham global dan mendorong masuknya capital inflow ke pasar negara berkembang (emerging markets), termasuk Indeks Harga Saham Gabungan di Indonesia.
Berdasarkan proyeksi tersebut, Audi memperkirakan bahwa IHSG berpotensi melanjutkan tren penguatan hingga akhir bulan ini.
“Jika The Fed bersikap dovish, kami memproyeksikan IHSG akan bergerak menguat dalam rentang 7.750 hingga 8.150 poin sampai akhir Agustus 2025,” pungkas Audi.