IHSG Menguat pada Akhir Pekan, Sentimen Menkeu Baru hingga The Fed Jadi Penggerak

Ifonti.com JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan Jumat (12/9/2025) dengan penguatan signifikan, melonjak 1,37% dan bertengger di level 7.854. Meskipun demikian, dalam perspektif mingguan, performa IHSG masih mencatatkan koreksi tipis sebesar 0,17%.

Pergerakan IHSG sepanjang pekan ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor fundamental dan sentimen pasar. Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menyoroti salah satu sentimen utama yang memicu koreksi mingguan, yaitu pergantian kepemimpinan di Kementerian Keuangan yang kini dijabat oleh Purbaya Yudhi Sadewa. Bahkan, pada hari pengumuman pergantian menteri, Senin (8/9/2025), IHSG langsung terkoreksi sebesar 1,28%.

Dari sisi eksternal, dinamika ekonomi global turut membentuk sentimen pasar. Data ekonomi China menunjukkan tren yang beragam namun sebagian besar positif. Neraca dagang per Agustus 2025 melonjak menjadi US$ 102,33 miliar, naik signifikan dari US$ 91,29 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, indeks harga konsumen (CPI) China tercatat turun 0,4% secara tahunan (YoY), setelah stagnan pada Juli 2025. “Rilis data neraca dagang dan inflasi China yang cenderung menguat juga turut memengaruhi IHSG pekan ini,” terang Herditya kepada Kontan, Jumat (12/9/2025).

Perkembangan dari Amerika Serikat juga menjadi perhatian. Inflasi tahunan AS pada Agustus 2025 meningkat menjadi 2,9%, mencapai level tertinggi sejak Januari, setelah sebelumnya stabil di 2,7% pada Juni dan Juli. Angka ini sejalan dengan ekspektasi pasar. Lebih lanjut, Herditya menambahkan, “Adanya ekspektasi akan pemangkasan suku bunga The Fed (bank sentral AS) pada September ini juga ikut mengarahkan IHSG pekan ini.”

Tak hanya sentimen global, beberapa katalis positif domestik juga turut mewarnai pergerakan pasar. Rencana Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk menyuntikkan dana segar sebesar Rp 200 triliun ke lima bank besar nasional menjadi angin segar bagi pasar modal. Selain itu, tren penguatan harga emas global yang berkelanjutan dalam beberapa waktu terakhir juga memberikan pengaruh terhadap dinamika pasar saham domestik.

Menatap pekan depan, Herditya memperkirakan IHSG masih berpeluang melanjutkan momentum penguatan. Untuk perdagangan Senin (15/9), ia memproyeksikan IHSG akan bergerak dengan level support di 7.807 dan level resistance di 7.877.

Potensi penguatan ini akan ditopang oleh beberapa faktor, meliputi rilis data industri China, hasil rapat Bank Indonesia mengenai suku bunga acuan yang diperkirakan akan tetap di level 5%, serta kelanjutan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed. Di samping itu, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan arah pergerakan harga komoditas emas juga diperkirakan menjadi sentimen penting yang akan memengaruhi IHSG pada awal pekan mendatang.

Ringkasan

IHSG ditutup menguat 1,37% pada Jumat (12/9/2025), mencapai level 7.854, meskipun mengalami koreksi mingguan 0,17%. Penguatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk sentimen positif dari rencana penyuntikan dana Rp 200 triliun ke lima bank besar oleh Menkeu baru, Purbaya Yudhi Sadewa, dan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed. Pergantian Menkeu sebelumnya sempat menyebabkan koreksi IHSG sebesar 1,28% pada Senin (8/9/2025).

Data ekonomi China yang beragam, termasuk neraca dagang yang meningkat dan inflasi yang turun, juga mempengaruhi IHSG. Inflasi AS yang meningkat ke 2,9% dan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed turut menjadi sentimen global yang berpengaruh. Prospek IHSG pekan depan diprediksi positif, didukung oleh data industri China, keputusan BI terkait suku bunga, dan potensi penurunan suku bunga The Fed, serta pergerakan nilai tukar rupiah dan harga emas.