IHSG Sesi I Turun 0,38 Persen, Rupiah Loyo ke Rp 16.764 per Dolar AS

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi perdagangan siang ini, Selasa (18/11), dengan kinerja yang kurang menggembirakan, berakhir di zona merah. IHSG tercatat merosot 32,293 poin atau setara 0,38 persen, mengakhiri perdagangan di level 8.384,588. Penurunan ini mencerminkan sentimen negatif yang mendominasi pasar saham domestik sepanjang sesi pertama.

Senada dengan kinerja IHSG, indeks saham unggulan LQ45 juga ditutup melemah 2,404 poin atau 0,28 persen, bertengger di posisi 847,518. Gambaran umum pasar modal menunjukkan bahwa saham-saham yang mengalami penurunan jauh lebih banyak, yakni 384 saham, dibandingkan dengan 224 saham yang menguat dan 200 saham yang stagnan. Hal ini mengindikasikan tekanan jual yang cukup dominan.

Aktivitas perdagangan saham siang ini cukup ramai, dengan frekuensi transaksi mencapai 1.576.374 kali. Total volume saham yang diperdagangkan membukukan angka fantastis, yakni 26,145 miliar saham, dengan nilai transaksi harian mencapai Rp 11,53 triliun. Angka ini mencerminkan dinamika tinggi yang terjadi di bursa, meskipun tren pasar cenderung lesu.

Di tengah pelemahan IHSG, beberapa saham terpantau mengalami koreksi signifikan dan menjadi perhatian. Saham-saham dengan penurunan terbesar atau top losers pada perdagangan siang ini meliputi Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk (PJHB) yang anjlok 110 poin (14,97 persen) ke level 625; diikuti oleh Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK) yang merosot 20 poin (14,49 persen) ke 118; kemudian Multitrend Indo Tbk (BABY) terkoreksi 48 poin (12,00 persen) menjadi 352; serta Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) yang turun 725 poin (8,29 persen) ke 8.025; dan Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) dengan penurunan 8 poin (8,16 persen) ke angka 90.

Sementara itu, dari sektor nilai tukar, mata uang Garuda juga tidak luput dari tekanan. Berdasarkan data dari Bloomberg, nilai tukar rupiah siang ini tercatat melemah 28,00 poin atau 0,17 persen, berada di level Rp 16.764 per dolar Amerika Serikat. Ini menambah daftar sentimen negatif yang membayangi pasar keuangan.

Kondisi pasar saham domestik yang lesu ini sejalan dengan pergerakan mayoritas bursa saham Asia. Pada perdagangan siang ini, hampir seluruh indeks utama di kawasan tersebut juga terpantau di zona merah. Indeks Nikkei 225 di Jepang anjlok 1.387,398 poin (1,01 persen) ke 48.927,101. Demikian pula Indeks Hang Seng di Hong Kong merosot 387,080 poin (1,47 persen) menjadi 25.997,199. Sementara itu, Indeks SSE Composite di China turun 22,209 poin (0,56 persen) ke 3.949,830, dan Indeks Straits Times di Singapura melemah 19,500 poin (0,44 persen) ke 8.379,570. Pelemahan regional ini mengindikasikan tekanan global yang turut mempengaruhi kinerja pasar modal.