
Ifonti.com, JAKARTA – Indeks dolar Amerika Serikat (AS) menunjukkan ketangguhan yang signifikan pada awal pekan, bertahan di sekitar level 99,8 pada hari Senin (3/11). Capaian ini menempatkan dolar pada posisi tertinggi dalam tiga bulan terakhir, sebuah cerminan dari kompleksitas sentimen investor yang terus mencermati dinamika perkembangan perdagangan global serta menantikan data ekonomi utama yang akan dirilis.
Memicu optimisme pasar, Gedung Putih mengumumkan pada akhir pekan lalu bahwa telah terjadi kemajuan berarti dalam hubungan perdagangan AS-Tiongkok. Tiongkok menyatakan akan menangguhkan kontrol ekspor tambahan pada tanah jarang, material krusial dalam industri teknologi modern, serta mengakhiri investigasi terhadap sejumlah perusahaan semikonduktor AS. Sebagai respons, Amerika Serikat berkomitmen untuk menghentikan tarif pada produk-produk tertentu dan membatalkan rencana pungutan 100% yang sebelumnya diusulkan pada ekspor Tiongkok. Informasi ini dikutip dari Tradingeconomics.
Kesepakatan penting ini merupakan hasil langsung dari pertemuan puncak strategis yang berlangsung pada minggu sebelumnya. Dalam pertemuan tersebut, Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping berdialog intensif dengan tujuan utama untuk menstabilkan hubungan antara kedua negara adidaya ekonomi tersebut, sebuah langkah yang disambut baik oleh pasar global.
Di sisi domestik, prospek ekonomi AS masih diselimuti ketidakpastian. Penutupan pemerintah AS yang berlarut-larut telah menyebabkan penundaan rilis beberapa laporan ekonomi utama, termasuk data pekerjaan bulanan yang sangat dinanti. Meskipun demikian, para investor tidak akan kehilangan arah sepenuhnya, sebab mereka dapat menggali informasi penting dari indikator swasta yang dijadwalkan rilis pekan ini, seperti laporan pekerjaan ADP dan indeks PMI ISM.
Sementara itu, dari ranah kebijakan moneter, Federal Reserve pekan lalu telah mengambil langkah yang secara luas diantisipasi pasar dengan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps). Kendati demikian, Ketua Fed, Jerome Powell, memberikan peringatan tegas bahwa potensi penurunan suku bunga lanjutan pada bulan Desember mendatang tidak dapat dipastikan, mengisyaratkan pendekatan yang hati-hati dalam menjaga stabilitas ekonomi.