Indokripto Koin Semesta (COIN), Emiten Kripto Pertama Himpun Rp 220 Miliar dari IPO

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) telah mencatatkan sejarah baru di pasar modal Indonesia. Pada Rabu, 9 Juli 2025, COIN resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham (IPO), menjadikannya emiten kripto pertama yang diperdagangkan secara publik.

Sebagai perusahaan induk, COIN membawahi dua entitas penting dalam ekosistem aset kripto nasional. Pertama, PT Central Finansial X (CFX), yang merupakan Bursa Aset Kripto pertama di Indonesia. Kedua, PT Kustodian Koin Indonesia (ICC), lembaga penyimpan aset kripto yang vital untuk keamanan transaksi.

Hajatan IPO ini berhasil mengumpulkan total dana segar sebesar Rp 220 miliar, dengan harga penawaran awal Rp 100 per saham. Antusiasme investor begitu tinggi, tercermin dari lonjakan harga saham COIN yang langsung melesat 35% ke level Rp 135 per saham setelah resmi diperdagangkan. Selama masa penawaran umum perdana saham yang berlangsung dari 2 hingga 7 Juli, calon investor menyambut positif saham COIN, yang terbukti dari kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga lebih dari 180 kali, dengan total pemesanan mencapai lebih dari 200.000 calon investor.

Dana yang diperoleh dari IPO, setelah dikurangi biaya-biaya terkait, akan dialokasikan untuk memperkuat operasional kedua anak usaha COIN. Sekitar 85% dari dana tersebut akan disalurkan kepada PT Central Finansial X dalam bentuk penyertaan modal. Sementara itu, sisa 15% dana IPO akan diberikan kepada PT Kustodian Koin Indonesia juga dalam bentuk penyertaan modal, yang secara spesifik akan digunakan sebagai modal kerja.

Direktur Utama PT Indokripto Koin Semesta Tbk, Ade Wahyu, menyoroti tingginya antusiasme publik terhadap saham COIN sebagai indikator kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap aset kripto sebagai instrumen investasi. Ade optimistis bahwa momentum ini akan menjadi landasan awal yang kokoh bagi COIN untuk mewujudkan ekosistem aset kripto yang transparan, teregulasi, dan berpegang teguh pada prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Ia juga meyakini bahwa industri aset kripto nasional akan terus tumbuh positif dan berkelanjutan, dengan harapan Bursa CFX dan Lembaga Kustodian ICC tidak hanya menjadi tulang punggung industri di Indonesia, tetapi juga pusat perdagangan aset kripto di kawasan Asia Tenggara. “Dengan memutuskan menjadi perusahaan terbuka, COIN semakin memperkuat ekosistem aset kripto yang terintegrasi, teregulasi, dan pencatatannya dapat diawasi publik,” tegas Ade di gedung BEI, Rabu (9/7).

Senada, Direktur Keuangan COIN, Abraham Nawawi, menegaskan komitmen perusahaan dalam memanfaatkan dana IPO untuk mendukung kebutuhan modal kerja entitas anak, yakni CFX dan ICC. Abraham meyakini bahwa perusahaan akan mampu meningkatkan pendapatan secara signifikan pada akhir tahun 2025 melalui pengembangan produk dan usaha yang dilakukan oleh anak-anak perusahaan, termasuk memperkenalkan produk derivatif kripto. “Sepanjang tahun 2025, CFX juga terus mendorong pertumbuhan produk derivatif yang berfungsi sebagai lindung nilai, sehingga pada saat harga spot aset kripto menurun tetap ada transaksi derivatif untuk memasang posisi lindung nilai,” jelas Abraham, menunjukkan strategi mitigasi risiko di pasar kripto.

Ade Wahyu menambahkan bahwa kehadiran COIN di bursa saham menandai sebuah momentum bagi Indonesia untuk beralih dari sekadar menjadi pasar menjadi pusat perdagangan aset kripto di Asia Tenggara. Hingga 31 Agustus 2025, komposisi pemegang saham COIN mencakup PT Megah Perkasa Investindo dengan 3,52 miliar saham (23,99%), PT Bahana Nusantara Indojaya 2,93 miliar saham (19,93%), Budi Mardiono 1,16 miliar saham (7,93%), PT Teknologi Anak Nusantara 750 juta saham (5,1%), dan masyarakat mengempit 6,33 miliar saham (43,05%).

Kinerja Keuangan

PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) menunjukkan kinerja keuangan yang luar biasa selama enam bulan pertama tahun 2025. Perusahaan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 25,6 miliar per semester I-2025, sebuah loncatan signifikan dari kerugian senilai Rp 1,99 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Raihan laba yang mengesankan ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan yang melonjak drastis, mencapai Rp 113,14 miliar, meningkat signifikan dari hanya Rp 600 juta pada tahun sebelumnya.

Secara rinci, sumber pendapatan COIN bervariasi. Jasa transaksi spot menjadi kontributor utama dengan Rp 77 miliar, diikuti oleh jasa perpetual sebesar Rp 16,56 miliar. Pendapatan juga berasal dari jasa penyimpanan aset kripto sebesar Rp 12,57 miliar dan jasa registrasi anggota bursa Rp 1,75 miliar. Selain itu, perusahaan juga meraih pendapatan dari jasa sewa perangkat lunak, yang terdiri dari transaksi spot Rp 2,59 miliar dan transaksi perpetual Rp 1,38 miliar, serta jasa tahunan keanggotaan sebesar Rp 575 juta.

Direktur Utama COIN, Ade Wahyu, mengklaim bahwa pencapaian kinerja keuangan ini menandai selesainya fase konsolidasi dan transformasi di perusahaan. Ia menekankan bahwa performa ini merupakan cerminan dari model bisnis portofolio yang sepenuhnya mendukung ekosistem kripto, yang kini telah beroperasi secara penuh dan efisien. “Kami akan terus memperkuat portofolio usaha dan terus berupaya menangkap peluang baru untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan,” papar Ade.

Untuk lebih mendongkrak pendapatan menjelang akhir tahun 2025, Ade menyatakan bahwa strategi perusahaan akan berpusat pada pengembangan produk-produk baru dan memperkuat lini usaha melalui entitas anak, dengan fokus khusus pada pendorong pengembangan produk derivatif kripto. Ini menegaskan komitmen COIN untuk inovasi dan pertumbuhan berkelanjutan di pasar kripto Indonesia.

Ringkasan

PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) menjadi emiten kripto pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui IPO dan berhasil menghimpun dana sebesar Rp 220 miliar. COIN merupakan perusahaan induk dari PT Central Finansial X (CFX), Bursa Aset Kripto pertama di Indonesia, dan PT Kustodian Koin Indonesia (ICC), lembaga penyimpan aset kripto. Dana IPO akan digunakan untuk memperkuat operasional kedua anak usaha tersebut melalui penyertaan modal.

Antusiasme investor terhadap IPO COIN sangat tinggi, tercermin dari kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 180 kali. Pada semester I-2025, COIN mencatatkan laba bersih sebesar Rp 25,6 miliar, meningkat signifikan dari kerugian tahun sebelumnya, didorong oleh pertumbuhan pendapatan dari berbagai jasa terkait aset kripto. Perusahaan berencana mengembangkan produk-produk baru, termasuk derivatif kripto, untuk meningkatkan pendapatan dan memperkuat ekosistem kripto di Indonesia.