Ifonti.com JAKARTA. Prospek saham sektor perbankan di Indonesia tampak kian cerah dan menarik perhatian para investor. Dua katalis utama yang menopang optimisme ini adalah kebijakan Menteri Keuangan Prubaya Yudhi Sadewa yang menyuntikkan likuiditas signifikan ke bank Himbara, serta keputusan Bank Indonesia (BI) yang kembali memangkas suku bunga acuan menjadi 4,75% pada bulan ini.
Langkah-langkah strategis ini tidak hanya memperkuat fundamental perbankan, tetapi juga menciptakan sentimen positif yang kuat bagi para emiten perbankan. Oleh karena itu, para analis pasar telah menyusun rekomendasi saham dari sejumlah bank terkemuka, menawarkan panduan investasi yang komprehensif bagi Anda yang ingin mengoptimalkan portofolio di tengah dinamika pasar.
Berikut adalah ulasan mendalam mengenai rekomendasi saham sektor perbankan pilihan para ahli:
1. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
Saham BBRI tetap menjadi perhatian, meskipun masih menanti aturan teknis dari Kementerian Keuangan terkait penyaluran pembiayaan koperasi desa dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) perumahan. Diproyeksikan, pencairan dana mungkin tidak mencapai plafon Rp 3 miliar per koperasi karena proses seleksi yang ketat.
Adapun tantangan utama bagi BBRI datang dari kualitas kredit mikro. Rasio Non-Performing Loan (NPL) untuk segmen ini tercatat sebesar Rp 2,4 triliun pada paruh pertama 2025, melampaui ekspektasi awal. Hal ini berpotensi meningkatkan asumsi biaya kredit, meskipun bank telah menyiapkan buffer overlay senilai Rp 2 triliun untuk mitigasi risiko.
Meski demikian, prospek jangka menengah BBRI tetap positif. Pertumbuhannya diprediksi akan didukung oleh perbaikan saluran pendanaan melalui ekosistem payroll, ekspansi segmen wholesale di sektor kesehatan dan pendidikan, serta tren normalisasi bunga simpanan yang menguntungkan. Oleh karena itu, para analis merekomendasikan:
- Rekomendasi: Add
- Target harga: Rp 4.900
(Riset oleh Handy Noverdanius, Owen Tjandra, dan Elizabeth Noviana dari CGS International Sekuritas, tanggal 21 Agustus 2025)
2. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
Kinerja PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) pada periode Januari–Juli 2025 menunjukkan penurunan laba bersih sebesar 5,2% secara tahunan. Tekanan ini terutama diakibatkan oleh melambatnya pertumbuhan pendapatan bunga bersih dan kenaikan biaya provisi. Kendati demikian, penyaluran kredit BBNI berhasil tumbuh 6,3% secara tahunan, sesuai target, berkat dorongan kuat dari segmen korporasi, institusi, serta pembiayaan konsumer seperti payroll dan KPR.
Strategi BBNI dalam mengandalkan Dana Pihak Ketiga (DPK) berbasis dana murah atau CASA (Current Account Saving Account) juga terbukti efektif, dengan pertumbuhan impresif sebesar 19,4% YoY mencapai Rp 625,7 triliun. Meskipun margin bunga bersih (NIM) sempat tertekan, posisinya masih dalam jalur ekspektasi, didukung oleh perbaikan biaya dana yang berangsur membaik.
Namun, investasi saham BBNI tetap menghadapi sejumlah risiko, seperti pertumbuhan kredit yang lebih rendah dari perkiraan, potensi likuiditas ketat akibat yield Surat Berharga Negara (SRBI) yang tinggi, stagnasi NIM, serta kenaikan Cost of Fund (CoF) dan Cost of Credit (CoC) yang melebihi proyeksi. Meskipun demikian, saham BBNI telah mencatat momentum positif dengan return bulanan sebesar 7,5%, mengindikasikan prospek yang menarik meskipun koreksi sehat masih mungkin terjadi setelah reli sektor perbankan.
- Rekomendasi: Buy
- Target harga: Rp 5.110
(Riset oleh Akhmad Nurcahyadi dari KB Valbury Sekuritas, tanggal 3 September 2025)
3. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menunjukkan performa cemerlang pada Semester I-2025 dengan mencatatkan total laba bersih sebesar Rp 1,7 triliun, tumbuh signifikan 13,6% secara tahunan (YoY). Kinerja positif ini utamanya didorong oleh lonjakan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar 55,1% YoY, mencapai Rp 9,3 triliun, seiring dengan ekspansi margin bunga bersih (NIM) yang mencapai 4,4%.
Prospek saham BBTN semakin diperkuat dengan peluncuran program KUR Perumahan terbaru (Permenko No.13/2025). Program ini melengkapi skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang sudah ada, dengan menyediakan subsidi pembiayaan yang menguntungkan baik bagi pengembang maupun pembeli rumah, menempatkan BBTN pada posisi strategis sebagai pemimpin di segmen pembiayaan perumahan.
Meskipun BBTN masih menghadapi tantangan struktural terkait kualitas aset dan komposisi pendanaan, arah kebijakan saat ini justru membuka lebih banyak peluang daripada risiko. Faktor-faktor pendorong utama yang akan menopang pertumbuhan BBTN meliputi percepatan penyaluran FLPP, keberhasilan implementasi KUR Perumahan, dan pemulihan pertumbuhan Dana Murah (CASA). Dengan potensi tersebut, analis saham merekomendasikan:
- Rekomendasi: Buy
- Target harga: Rp 1.600
(Riset oleh Prasetya Gunadi dan Brandon Boedhiman dari Samuel Sekuritas Indonesia, tanggal 28 Agustus 2025)
4. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) melaporkan laba bersih secara bank-only sebesar Rp 27,5 triliun untuk periode Januari–Juli 2025, angka ini menurun 6% secara tahunan (YoY). Capaian tersebut hanya mencapai 56% dari konsensus pasar, mengindikasikan kinerja yang sedikit di bawah ekspektasi awal.
Penurunan kinerja BMRI ini largely disebabkan oleh lonjakan biaya operasional (opex) sebesar 27% YoY, yang mengakibatkan penurunan Pre-Provisioning Operating Profit (PPOP) sebesar 7% YoY. Hal ini terjadi meskipun pendapatan bunga bersih (NII) mencatat pertumbuhan moderat 2% YoY dan non-interest income (non-II) naik 6% YoY.
Di sisi positif, biaya kredit (CoC) berhasil ditekan hingga 0,7%, lebih rendah dari target manajemen yang berkisar 1%–1,2%. Penyaluran kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri sama-sama menunjukkan pertumbuhan solid 10% YoY. Namun, pertumbuhan deposito berjangka yang melonjak 21% YoY jauh melampaui pertumbuhan dana murah (CASA) yang hanya 7% YoY.
Meskipun demikian, prospek saham BMRI di masa mendatang tetap menjanjikan. Tekanan pada margin bunga bersih (NIM) di seluruh sektor perbankan, termasuk BMRI, diperkirakan akan berangsur mereda seiring dengan kondisi likuiditas pasar yang terus membaik, membuka potensi penguatan kinerja ke depan.
- Rekomendasi: Buy
- Target harga: Rp 7.100
(Riset oleh Jovent Muliadi dan Axel Azriel dari Indo Premier Sekuritas, tanggal 1 September 2025)