Investor Institusi Borong Kripto di Tokocrypto, Transaksi Melonjak 50%!

Ifonti.com – JAKARTA. Pasar kripto Indonesia menunjukkan sinyal positif dengan peningkatan transaksi dari investor institusional. Fenomena ini kian mengukuhkan aset kripto sebagai pilihan investasi yang menarik bagi kalangan institusi, yang melihatnya sebagai instrumen diversifikasi portofolio yang potensial.

Calvin Kizana, CEO Tokocrypto, mengungkapkan bahwa kontribusi transaksi dari investor institusional dan VIP di platformnya sudah mendekati 50%. Ia bahkan optimis angka ini akan terus bertumbuh, menandakan dominasi investor institusional yang semakin kuat di pasar kripto.

“Jika kita menggabungkan investor institusi dengan VIP, yang notabene adalah high network individual, kontribusinya sudah hampir 50%. Secara volume, tren ini akan terus meningkat,” jelas Calvin saat ditemui di Jakarta Barat, pada Rabu (26/11/2025).

Data dari OJK per Januari 2025 mencatat, sebanyak 556 investor institusional telah aktif berinvestasi di aset digital. Angka ini semakin memperkuat keyakinan bahwa pasar kripto semakin dilirik oleh pemain besar.

Volume Transaksi Kripto di Asia Pasifik Tembus US$ 2,36 Triliun

Selain itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga mencatat adanya partisipasi emiten dalam investasi kripto. Tiga emiten tercatat telah mengalokasikan sebagian aset mereka ke dalam bentuk aset kripto.

Ketiga perusahaan tersebut adalah PT Eastparc Hotel Tbk (EAST), PT Wira Global Solusi Tbk (WGSH), dan PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA). Langkah ini menunjukkan diversifikasi investasi ke ranah aset digital yang semakin meluas.

Emiten-emiten ini diketahui memiliki beragam aset digital dalam portofolio mereka, termasuk Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Solana (SOL), dan XRP. Pilihan aset ini mencerminkan strategi investasi yang bervariasi untuk mengoptimalkan potensi keuntungan.

Lebih jauh lagi, survei dari Coinbase dan EY-Parthenon secara global menunjukkan bahwa lebih dari 75% investor institusional berencana untuk meningkatkan alokasi dana mereka ke aset digital pada tahun 2025. Bahkan, 59% di antaranya berencana mengalokasikan lebih dari 5% dana kelolaan mereka ke kripto atau produk turunannya. Ini adalah sinyal kuat adopsi institusional yang semakin masif.

“Tren global ini, ditambah dengan dukungan regulasi yang semakin jelas di Indonesia, menunjukkan bahwa adopsi aset digital telah memasuki fase yang jauh lebih matang di kalangan institusi,” imbuh Calvin, menegaskan optimisme terhadap perkembangan pasar kripto.

Sempat Menurun di September, Bagaimana Prospek Transaksi Kripto Selanjutnya?

Menyambut peluang pertumbuhan yang semakin solid ini, Tokocrypto baru-baru ini meluncurkan pembaruan layanan Tokocrypto Prestige, sebuah program eksklusif yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan investor institusional dan pengguna VIP. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan layanan yang lebih personal dan premium bagi para investor besar.

Calvin juga memprediksi bahwa tahun 2026 akan menjadi tahun percepatan adopsi institusional di industri aset digital. Regulasi yang semakin kuat dan minat yang terus meningkat dari institusi akan menjadi pendorong utama.

“Dengan regulasi yang semakin solid dan minat institusi yang terus tumbuh, Indonesia berpotensi menjadi salah satu pasar aset kripto paling progresif di Asia,” pungkasnya, menutup diskusi dengan pandangan optimis terhadap masa depan kripto di Indonesia.

Ringkasan

Transaksi kripto di Tokocrypto mengalami peningkatan signifikan dari investor institusional, mencapai hampir 50% dari total transaksi jika digabungkan dengan investor VIP. CEO Tokocrypto, Calvin Kizana, optimis bahwa tren ini akan terus meningkat, menandakan dominasi investor institusional di pasar kripto Indonesia. Data OJK per Januari 2025 mencatat 556 investor institusional aktif berinvestasi di aset digital, dan beberapa emiten BEI juga telah mengalokasikan aset ke kripto seperti Bitcoin dan Ethereum.

Survei global menunjukkan bahwa lebih dari 75% investor institusional berencana meningkatkan alokasi dana ke aset digital pada tahun 2025. Tokocrypto meluncurkan layanan Tokocrypto Prestige untuk investor institusional dan VIP, dan memprediksi tahun 2026 akan menjadi tahun percepatan adopsi institusional dengan dukungan regulasi yang semakin solid. Calvin Kizana meyakini Indonesia berpotensi menjadi pasar kripto paling progresif di Asia.