Ifonti.com, JAKARTA — Kabar baik bagi pasar modal Indonesia! Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan adanya 13 calon emiten yang siap meramaikan lantai bursa. Per Jumat, 28 November 2025, ke-13 perusahaan ini masih dalam proses (pipeline) pencatatan saham di BEI. Menariknya, tujuh di antaranya merupakan perusahaan dengan skala aset yang sangat besar atau bisa disebut raksasa.
Direktur Penilaian Perusahaan Tercatat BEI, I Gede Nyoman Yetna, menjelaskan bahwa dari 13 perusahaan yang antre untuk Initial Public Offering (IPO), terdapat dua perusahaan dengan aset skala kecil, empat perusahaan dengan aset skala menengah, dan sisanya, tujuh perusahaan, memiliki aset skala besar.
Nyoman menambahkan, “Tujuh dari 13 perusahaan ini menggunakan laporan keuangan per Juni 2025 sebagai dasar dalam melakukan penawaran umum saham.” Ini menunjukkan keseriusan mereka untuk segera melantai di bursa.
Baca Juga: Jejak Rugi Berkepanjangan Superbank sebelum IPO
Lebih lanjut, Nyoman berharap proses IPO perusahaan-perusahaan ini dapat berjalan lancar dan selesai di sisa tahun 2025. “Apabila tidak terdapat kendala atau perhatian khusus dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI terkait penawaran umum dan pencatatan, kami optimis mereka dapat merealisasikan pencatatan sahamnya,” ujarnya.
Baca Juga: Superbank Siap IPO, Analis Soroti Profitabilitas hingga Persaingan Ketat Bank Digital
Selain IPO, BEI juga mencatat adanya aktivitas korporasi lainnya. Terdapat satu perusahaan yang sedang dalam proses rights issue, 23 emisi obligasi dari 17 perusahaan, dua Exchange Traded Fund (ETF) yang juga dalam proses pencatatan, serta satu Dana Investasi Real Estat (DIRE) yang sedang dalam proses serupa.
Seperti yang telah diketahui, salah satu calon emiten yang paling dinanti adalah PT Super Bank Indonesia Tbk. (SUPA) atau lebih dikenal dengan Superbank. Bank ini berpotensi meraup dana segar hingga Rp3,06 triliun melalui IPO ini.
Baca Juga: Superbank IPO, Daftar Emiten Grup Emtek Milik Eddy Sariaatmadja Makin Panjang
Berdasarkan prospektus yang diterbitkan pada Selasa, 25 November 2025, Superbank berencana untuk melepas maksimal 4,40 miliar saham baru. Jumlah ini setara dengan 13% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Dengan nilai nominal Rp100 per saham, harga penawaran awal (bookbuilding) IPO Superbank berada di kisaran Rp525 hingga Rp695 per saham. Jika semua berjalan sesuai rencana, Superbank berpotensi mengumpulkan dana segar antara Rp2,31 triliun hingga Rp3,06 triliun.
Rencananya, sekitar 70% dari dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja, khususnya dalam rangka penyaluran kredit. Sisanya, sekitar 30%, akan dialokasikan untuk belanja modal yang mendukung kegiatan usaha perseroan.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan 13 calon emiten yang sedang dalam proses IPO, dengan tujuh di antaranya merupakan perusahaan berskala besar. Perusahaan-perusahaan ini menggunakan laporan keuangan per Juni 2025 dan diharapkan dapat melantai di bursa pada sisa tahun 2025 jika tidak ada kendala dari OJK dan BEI.
Salah satu calon emiten yang paling dinanti adalah PT Super Bank Indonesia Tbk. (SUPA) yang berpotensi meraup dana segar hingga Rp3,06 triliun melalui IPO. Dana ini akan digunakan untuk modal kerja, khususnya penyaluran kredit, dan belanja modal yang mendukung kegiatan usaha perseroan.