IPO Superbank: OJK dan BEI Mengaku Belum Terima Kabar?

Jakarta, IDN Times – Isu terkait rencana Penawaran Umum Perdana (IPO) PT Super Bank Indonesia, atau yang lebih dikenal sebagai Superbank, tengah hangat diperbincangkan di kalangan investor. Namun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara tegas menyatakan belum menerima informasi resmi apapun mengenai kabar ini. Spekulasi mencuat setelah beredarnya bocoran prospektus rencana IPO Superbank di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam beberapa waktu terakhir.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Eksekutif Pasar Modal, Derivatif Keuangan, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menegaskan kepada awak media pada Minggu (16/11/2025) bahwa, “Saya belum mendapatkan update-nya.” Pernyataan ini sekaligus menepis dugaan adanya proses pengajuan resmi yang telah sampai ke meja OJK.

1. Respon Bursa Efek Indonesia Terhadap Isu IPO Superbank

Senada dengan OJK, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga menahan diri untuk tidak berkomentar mengenai rumor IPO Superbank. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menjelaskan bahwa sebagai regulator, pihaknya tidak dapat mengungkapkan informasi yang belum siap atau layak untuk dipublikasikan. “Kami dari regulator tentu belum bisa menyampaikan informasi dulu sebelum informasi itu layak untuk disampaikan,” ujarnya.

Nyoman justru mengalihkan perhatian dengan mengungkapkan capaian BEI tahun ini. Ia menyebutkan bahwa BEI telah sukses mencatatkan lima IPO dari perusahaan kategori “lighthouse” sepanjang tahun berjalan.

2. Target IPO Perusahaan “Lighthouse” Masih Berlanjut

Optimisme BEI tidak berhenti sampai di situ. Nyoman menambahkan bahwa masih ada tiga perusahaan “lighthouse” lain yang berada dalam daftar antrean (pipeline) dan diharapkan dapat melantai di bursa pada sisa tahun ini. “Ada di pipeline tiga yang mudah-mudahan akan tercatat tahun ini, jadi lebih dari target,” kata Nyoman, menunjukkan proyeksi yang melampaui ekspektasi.

Sebagai informasi, kategori perusahaan “lighthouse” merujuk pada entitas dengan nilai kapitalisasi pasar (market capitalization) di atas Rp3 triliun, disertai dengan free float saham minimal 15 persen, atau nilai free float-nya mencapai Rp700 miliar. Kriteria ini menunjukkan perusahaan dengan fundamental yang kuat dan memiliki potensi besar di pasar modal.

3. Rincian Prospektus IPO Superbank yang Beredar

Meskipun belum ada konfirmasi resmi, prospektus Superbank yang beredar di kalangan investor menyajikan rincian jadwal dan potensi penawaran yang signifikan. Menurut dokumen tersebut, Superbank dikabarkan akan memasuki masa penawaran awal (bookbuilding) pada 17-24 November 2025, dengan tanggal efektif diperkirakan jatuh pada 3 Desember di tahun yang sama. Selanjutnya, penawaran umum perdana saham dijadwalkan akan berlangsung pada 5-9 Desember 2025, dan pencatatan sahamnya di pasar modal diproyeksikan pada 11 Desember 2025.

Superbank, yang beroperasi di sektor perbankan digital, disebut-sebut akan melepas 5,2 miliar lembar saham biasa Seri A, jumlah yang setara dengan 15 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan valuasi ini, bank digital tersebut digadang-gadang mampu meraup dana segar hingga Rp5,36 triliun. Dokumen awal itu juga menyebutkan PT Mandiri Sekuritas, CLSA Sekuritas Indonesia, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, dan PT Sucor Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek yang akan mengawal proses IPO ini.

Menyikapi derasnya rumor pasar, Juru Bicara Superbank akhirnya angkat bicara, meskipun tanpa mengonfirmasi atau membantah secara langsung isu IPO. Pihak Superbank menegaskan bahwa fokus utama perusahaan saat ini adalah menjaga dan memperkuat kinerja dengan menghadirkan solusi keuangan inovatif, memperluas basis nasabah, serta mempererat kolaborasi strategis dengan ekosistem tepercaya. Tujuannya adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif di Indonesia. “Superbank tidak memberikan komentar atas rumor atau spekulasi pasar. Fokus kami adalah menjaga kinerja yang kuat melalui solusi keuangan inovatif, pertumbuhan jumlah nasabah, serta kolaborasi dengan ekosistem tepercaya untuk mendorong pertumbuhan inklusif di Indonesia,” ujar Juru Bicara Superbank, menegaskan prioritas strategis perusahaan.

Grab, Singtel, dan KakaoBank Tambah Investasi Rp1,2 T di Superbank
Pasar Modal Terpengaruh Redenominasi? Begini Kata BEI-OJK
OJK Bersiap Naikkan Free Float Saham Jadi 10 Persen

Ringkasan

Isu IPO Superbank tengah menjadi perbincangan hangat, namun OJK dan BEI menyatakan belum menerima informasi resmi terkait hal tersebut. Kepala Eksekutif Pasar Modal OJK menegaskan belum mendapatkan update, sementara Direktur Penilaian Perusahaan BEI enggan berkomentar sebelum informasi layak dipublikasikan. Meskipun demikian, prospektus IPO Superbank yang beredar menyebutkan potensi penawaran 5,2 miliar lembar saham atau 15% dari modal, dengan perkiraan dana segar hingga Rp5,36 triliun.

BEI tetap optimis dengan target IPO perusahaan “lighthouse,” dengan tiga perusahaan lain dalam daftar antrean yang diharapkan melantai di bursa tahun ini. Superbank sendiri menanggapi rumor dengan menyatakan fokus pada penguatan kinerja melalui solusi keuangan inovatif, perluasan basis nasabah, dan kolaborasi strategis untuk mendorong pertumbuhan inklusif. Pihak Superbank juga menegaskan tidak akan memberikan komentar atas rumor atau spekulasi pasar.