IPO Superbank (SUPA) tuntas, investor menanti Emtek (EMTK) boyong Vidio

Ifonti.com  JAKARTA. Gelaran Initial Public Offering (IPO) PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) diproyeksikan akan mendorong prospek PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK). 

Seperti diketahui, SUPA resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 17 Desember 2025, dengan total dana segar yang dihimpun mencapai sekitar Rp2,79 triliun.

Dalam masa penawaran umum perdananya, IPO SUPA mengalami kelebihan permintaan alias oversubscribe hingga 318 kali dengan lebih dari satu juta order investor. 

Selain Superbank, pelaku pasar dan investor tengah tertuju pada aksi korporasi entitas Emtek lainnya yaitu Vidio. Platform OTT ini dikabarkan tengah dipersiapkan untuk IPO pada 2026. 

Vidio saat ini merupakan salah satu platform OTT terbesar di Indonesia, dengan target pertumbuhan pelanggan hingga delapan juta pengguna dalam 2–3 tahun ke depan

Cermati Rekomendasi Saham TBS Energi Utama (TOBA) yang Buyback 825 Juta Saham

Pada 2024 valuasi Vidio dikabarkan telah mencapai Rp14,96 triliun. Ini melampaui valuasi beberapa emiten media digital yang telah tercatat di bursa. 

Jika rencana IPO terealisasi, Vidio berpotensi menjadi IPO sektor teknologi & media berskala jumbo, sekaligus memperpanjang “IPO effect” di lingkungan Emtek.

CEO Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya menuturkan dirinya memang sudah mendengar rumor Vidio akan IPO sejak pertengahan tahun ini dari berbagai media.

“Jika memang, 2026 akan menjadi tahun yang menarik karena kecenderungan suku bunga yang akan menurun sehingga investor akan cenderung berinvestasi ke growth stock, salah satunya adalah sektor teknologi,” ucap Bernardus, Sabtu (27/12/2025). 

Dari sisi makro, lanjut dia, prospek penurunan BI Rate pada 2026 berpotensi menjadi wind at the back bagi saham teknologi dan digital. 

Dengan kisaran suku bunga acuan yang diproyeksikan menuju 2,5%–1%, likuiditas diperkirakan kembali mengalir ke aset berisiko, termasuk saham-saham berbasis pertumbuhan seperti Emtek.

Tren global penurunan suku bunga serta meningkatnya minat investor terhadap aset digital di kawasan Asia Tenggara turut memperkuat daya tarik emiten dengan ekosistem digital terintegrasi.