IRSX Berubah! Simak Prospek Bisnisnya Sekarang

JAKARTA – Perusahaan teknologi yang sebelumnya dikenal sebagai PT Aviana Sinar Abadi Tbk (IRSX) kini secara resmi berganti nama menjadi PT Folago Global Nusantara Tbk. Perubahan identitas ini menandai sebuah langkah strategis yang signifikan, sekaligus menegaskan fokus perseroan pada penggabungan sektor digital, hiburan, dan teknologi untuk memperluas jangkauan bisnisnya.

Transformasi ini tidak hanya sebatas perubahan nama, melainkan juga diikuti dengan restrukturisasi bisnis yang komprehensif. Melalui serangkaian akuisisi dan pendirian entitas baru, Folago Global Nusantara (IRSX) kini memiliki lima anak usaha yang siap mendorong pertumbuhan di berbagai lini. Langkah ini meliputi akuisisi dua perusahaan, pendirian dua perusahaan baru, serta perubahan nama pada satu entitas anak yang sudah ada.

Secara detail, langkah pertama adalah akuisisi 80% saham PT Tiger Wong Internasional dari tangan figur publik Baim Wong. Perusahaan ini kemudian bertransformasi menjadi PT Folago Digital Media, yang akan fokus pada bisnis jual beli produk digital, terutama digital gift, memanfaatkan potensi pasar yang terus berkembang.

Langkah strategis kedua melibatkan akuisisi PT Jaya Gemilang Wong, yang kini beroperasi sebagai PT Folago Karya Indonesia Tbk. Entitas ini menjadi ujung tombak perseroan dalam mengembangkan Folago Multi Channel Networking (MCN) dan platform Folago TikTok Go. Direktur Utama Folago Global Nusantara, Subioto Jingga, menjelaskan bahwa Folago MCN dirancang untuk mengoptimalkan potensi para kreator konten dan jenama, khususnya melalui format live commerce yang interaktif dan terbukti meningkatkan penjualan. Sementara itu, Folago TikTok Go akan fokus pada pemaksimalan potensi kreator TikTok dengan strategi yang berpusat pada viralitas, kolaborasi, dan monetisasi yang relevan dengan preferensi audiens.

Perubahan nama juga terjadi pada anak perusahaan yang sebelumnya bernama PT Aviana Semesta Anugerah, yang kini dikenal sebagai PT Folago Gaya Hidup. Entitas ini akan menjadi pilar penting dalam mendukung ekspansi Folago Global Nusantara di sektor ritel dan gaya hidup, dengan menawarkan berbagai produk seperti voucher F&B, layanan restoran, akses ke tempat bermain, hotel, dan berbagai penawaran menarik lainnya.

Inovasi juga menjadi fokus utama dengan didirikannya PT Folago Artificial Intelligence Commerce. Anak perusahaan ini akan berdedikasi untuk mengembangkan produk-produk canggih seperti digital twin dan avatar seller berbasis AI yang dirancang khusus untuk kebutuhan e-commerce. Subioto Jingga menerangkan, teknologi digital twin adalah kemampuan AI untuk mereplikasi manusia secara virtual, sementara avatar seller akan membantu merekomendasikan produk yang paling sesuai berdasarkan data dan preferensi pembeli, dalam format video, audio, foto, atau lainnya.

Melengkapi ekosistemnya, Folago Global Nusantara juga mendirikan PT Folago Pictures Indonesia, yang akan berfungsi ganda sebagai production house (PH) dan entitas talent management. Anak usaha ini telah meluncurkan aplikasi film pendek inovatif bernama “Tidak Tidur”, dengan rencana ambisius untuk mengakuisisi lebih dari seribu film drama China demi memperkaya pustaka kontennya.

Dalam perannya sebagai talent management, PT Folago Pictures Indonesia bertekad untuk mengembangkan talenta-talenta baru di industri hiburan. “Kami berkomitmen untuk mengelola sekitar 3.000 talenta, mendampingi mereka hingga dikenal luas di industri hiburan,” tegas Subioto. Di sisi production house, fokus tidak hanya terbatas pada film pendek, tetapi juga akan merambah produksi film layar lebar. Subioto menambahkan, “Lini ini menjadi tonggak penting bagi kami dalam memperkuat posisi di industri perfilman Indonesia dan Asia,” menunjukkan ambisi besar perseroan di kancah perfilman.

Jauh sebelum transformasi identitas ini, IRSX, atau kini Folago Global Nusantara, telah mendapatkan persetujuan penting dari para pemegang saham. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dilaksanakan pada 25 September lalu, perseroan memperoleh lampu hijau untuk melaksanakan aksi korporasi Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I (PMHMETD I), atau lebih dikenal sebagai rights issue.

Aksi rights issue ini melibatkan penerbitan hingga 12.390.094.754 saham baru, atau sekitar 12,39 miliar saham. Bersamaan dengan itu, akan diterbitkan pula Waran Seri II sebanyak-banyaknya 1.858.514.214 unit, atau sekitar 1,8 miliar waran, memberikan potensi penguatan struktur permodalan yang signifikan bagi perseroan.

Subioto Jingga mengungkapkan bahwa dana segar yang terkumpul dari rights issue ini akan dialokasikan untuk memperkuat modal kerja sekaligus mengakselerasi berbagai ekspansi usaha yang tengah direncanakan. Optimisme tampak jelas dari target keuangan perseroan; hingga akhir tahun ini, Folago Global Nusantara membidik pendapatan mencapai Rp 300 miliar, dengan proyeksi laba bersih sekitar 25% dari total pendapatan.

Dalam upaya memperkaya ekosistem hiburan digital, Subioto juga membeberkan rencana kemitraan strategis. Perseroan tengah menjajaki kolaborasi dengan Multivision Plus untuk produksi film pendek di Indonesia, dengan estimasi investasi sebesar Rp 10 miliar. Tak hanya itu, Folago Global Nusantara juga mengincar kerja sama dengan mitra dari Hong Kong untuk produksi 20 film drama pendek China awal, yang membutuhkan investasi sekitar Rp 20–30 miliar.

Meski dengan visi besar, Subioto tidak menampik adanya tantangan yang menyertai lini bisnis ini. Tantangan utama mencakup keterbatasan variasi produk yang tersedia di pasar, serta daya serap pengguna internet di Indonesia yang berpotensi menghambat pertumbuhan aktivitas belanja melalui kanal daring. Oleh karena itu, melalui ekosistem Folago, perseroan berharap dapat memberdayakan lebih banyak kreator untuk semakin terhubung dan berkembang di dalam ekosistem digital yang dinamis.

Peluncuran aplikasi film “Tidak Tidur” juga dihadapkan pada persaingan ketat dari berbagai platform over-the-top (OTT) besar yang telah lebih dahulu hadir. Namun, Subioto tetap optimistis bahwa Folago Global Nusantara memiliki keunikan yang akan menarik pelanggan baru. Tanpa merinci detail sepenuhnya, ia menyebutkan bahwa aplikasi “Tidak Tidur” akan mengusung sistem penjualan yang tidak biasa. “Kami menggunakan sistem afiliator, yang justru menjadi salah satu pendobrak dan membedakan aplikasi kami dengan yang lain,” jelasnya, menyoroti inovasi yang diharapkan menjadi pembeda utama.

Sejak melakukan initial public offering (IPO) pada 7 Februari 2023 dengan harga perdana Rp 101 per saham, pergerakan saham IRSX telah menarik perhatian investor. Meskipun pada penutupan perdagangan Jumat (3/10/2025) saham IRSX sempat ditutup melemah 8,57% ke level Rp 256, performa dalam sebulan terakhir menunjukkan kenaikan lebih dari 101%. Secara keseluruhan, sejak melantai di bursa, saham perusahaan ini telah melonjak signifikan sebesar 175,15%, mencerminkan respons positif pasar terhadap prospek bisnisnya.

Ringkasan

PT Aviana Sinar Abadi Tbk (IRSX) kini resmi berganti nama menjadi PT Folago Global Nusantara Tbk, menandakan fokus pada digital, hiburan, dan teknologi. Transformasi ini meliputi akuisisi, pendirian entitas baru, dan perubahan nama anak perusahaan, termasuk akuisisi saham PT Tiger Wong Internasional dan PT Jaya Gemilang Wong. Folago Global Nusantara juga mendirikan PT Folago Artificial Intelligence Commerce dan PT Folago Pictures Indonesia untuk mengembangkan teknologi AI dan produksi film.

Perubahan ini didukung oleh rights issue untuk memperkuat modal kerja dan ekspansi, menargetkan pendapatan Rp 300 miliar dengan laba bersih 25%. Tantangan bisnis meliputi variasi produk dan daya serap pengguna internet, namun Folago optimis dengan kemitraan strategis dan inovasi seperti sistem afiliator pada aplikasi film “Tidak Tidur”. Saham IRSX menunjukkan kenaikan signifikan sejak IPO, mencerminkan respons positif pasar terhadap prospek bisnis Folago.