KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) telah resmi mengantongi persetujuan dari para pemegang sahamnya untuk menjalankan program pembelian kembali saham atau buyback saham ITMG. Aksi korporasi signifikan ini akan melibatkan nilai maksimum hingga Rp 2,49 triliun.
Keputusan untuk melakukan buyback saham ini hadir sebagai langkah strategis yang diambil ITMG di tengah dinamika pasar yang menantang, ditandai oleh tekanan pada harga batubara global serta volatilitas tinggi di pasar saham.
Menurut analisis Muhammad Wafi, seorang pakar dari Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), program buyback saham ITMG ini bukan sekadar strategi defensif. Lebih dari itu, langkah ini merupakan indikator kuat dari keyakinan manajemen bahwa valuasi saham ITMG saat ini berada jauh di bawah nilai intrinsiknya yang seharusnya.
Ditopang oleh posisi kas yang sangat kuat dan tingkat utang yang minim, ITMG diyakini memiliki kelapangan likuiditas yang cukup untuk melaksanakan buyback saham ini tanpa perlu mengorbankan atau mengganggu stabilitas operasional perusahaan.
Wafi menjelaskan kepada Kontan pada Selasa (4/11/2025), bahwa ada dua tujuan utama di balik aksi buyback saham ITMG. “Tujuan utamanya adalah untuk menstabilkan harga saham dan secara signifikan memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham, terutama di tengah tren penurunan harga batubara. Di samping itu, buyback saham juga menjadi metode yang efisien untuk mengalokasikan surplus kas perusahaan yang belum sepenuhnya terserap untuk inisiatif atau proyek baru,” paparnya.
Aksi korporasi ini, lanjut Wafi, berpotensi memicu dampak positif dalam jangka pendek. Buyback saham akan berperan sebagai katalis pendorong sentimen positif di pasar, sekaligus meningkatkan kinerja laba per saham (earnings per share/EPS) ITMG seiring dengan berkurangnya jumlah saham yang beredar di publik.
“Selain untuk menggenjot kepercayaan investor, langkah strategis ini juga menegaskan dan memperkuat posisi ITMG sebagai salah satu emiten batubara dengan fundamental yang sangat solid,” tambah Wafi.
Melihat ke depan, Wafi memproyeksikan kinerja keuangan ITMG pada kuartal IV-2025 akan tetap solid. Meskipun demikian, potensi tekanan pada margin tetap ada karena harga jual rata-rata (ASP) batubara yang belum pulih sepenuhnya. Namun, ekspor yang berkelanjutan ke pasar-pasar premium seperti Jepang dan Filipina diharapkan mampu menopang performa ITMG hingga tahun 2026.
“Peluang pertumbuhan bagi ITMG akan muncul dari potensi rebound pada harga batubara, yang didorong oleh peningkatan permintaan dari negara-negara konsumen besar seperti India dan Tiongkok,” jelas Wafi. Namun, ia juga menyoroti sejumlah tantangan, termasuk tingginya biaya logistik dan tekanan global yang terus-menerus terkait isu Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG).
Dengan mempertimbangkan valuasi saham ITMG yang masih tergolong murah, Wafi menegaskan bahwa saham ITMG saat ini masih berada di posisi undervalued. Hal ini didukung oleh rasio Price-to-Earnings (PER) yang berada di bawah 6 kali dan imbal hasil dividen (dividend yield) yang menggiurkan, mencapai lebih dari 12%.
“Secara keseluruhan, untuk horizon investasi jangka menengah hingga panjang, ITMG tetap menawarkan daya tarik yang kuat,” pungkas Wafi. Oleh karena itu, Korea Investment & Sekuritas Indonesia mempertahankan rekomendasi buy saham ITMG dengan target harga optimis di level Rp 26.000 per saham.
Ringkasan
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) telah menyetujui program buyback saham senilai hingga Rp 2,49 triliun sebagai respons terhadap tekanan harga batubara global dan volatilitas pasar. Langkah ini dipandang sebagai indikator keyakinan manajemen terhadap valuasi saham ITMG yang undervalued, didukung oleh posisi kas yang kuat dan minim utang. Tujuan utama buyback adalah menstabilkan harga saham, memberikan nilai tambah bagi pemegang saham, dan mengalokasikan surplus kas perusahaan.
Aksi korporasi ini berpotensi memicu sentimen positif dan meningkatkan laba per saham (EPS). Meskipun margin mungkin tertekan akibat harga jual batubara yang belum pulih, ekspor ke pasar premium diharapkan menopang kinerja ITMG. Korea Investment & Sekuritas Indonesia mempertahankan rekomendasi buy saham ITMG dengan target harga Rp 26.000 per saham, mengingat valuasi saham yang masih murah dan potensi pertumbuhan dari rebound harga batubara.