
Ifonti.com – Tahun 2025 menjadi salah satu periode paling bersejarah bagi pasar modal Indonesia. Setelah sempat terpuruk pada kuartal-I, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru menutup tahun dengan prestasi gemilang, mencerminkan ketahanan sekaligus transformasi pasar.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman mengatakan, sepanjang semester-I 2025, pergerakan IHSG berada dalam tekanan kuat akibat kombinasi faktor global dan geopolitik. Indeks komposit bahkan sempat menyentuh level terendah di 5.996.
IHSG Anjlok Ikuti Bursa Global Terimbas Kebijakan Tarif AS
“Terutama ketika Presiden Trump mengumumkan mengenai tarif dagang resiprokal dengan US. Itu yang membuat beberapa kondisi sehingga indeks kita tertekan sampai 5.996,” kata Iman Rachman dalam konferensi pers di Jakarta Selasa (30/12).
Lebih lanjut ia membeberkan bahwa tekanan tersebut dipici kondisi global dan geopolitik. Termasuk kebijakan tarif dagang resiprokal Amerika Serikat, pelemahan nilai tukar rupiah, serta eksalasi konflik di Timur Tengah.
Tak berdiam dalam kondisi terpuruk, menghadapi kondisi tersebut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Self Regulatory Organization (SRO) pasar modal mengambil langkah cepat dan terukur. Salah satunya melalui kebijakan buyback saham tanpa RUPS, disertai dialog soliditas dan penguatan sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan pasar.
Dukung Kebijakan Buyback Tanpa RUPS, Analis Pasar Modal: Beri Sinyal Saham Murah dengan Fundamental Solid
Selain itu, dilakukan pula berbagai penyesuaian regulasi, mulai dari penetapan trading hub, pembahuan aturan Auto Rejection Bawah (ARB), hingga penyempurnaan mekanisme perdagangan. Menurut Iman, langkah-langkah ini menjadi fondasi penting bagi pemulihan pasar modal nasional.
Memasuki paruh kedua 2025, sentimen pasar mulai berbalik positif. Perbaikan kondisi global terjadi seiring tiga kali penurunan suku bunga The Fed, ditambah kebijakan pro-growth pemerintah di dalam negeri, termasuk injeksi likuiditas Rp 200 triliun yang kemudian diperkuat dengan dukungan pembiayaan melalui Bank Pembangunan Daerah (BPD).
“Dengan adanya penyesuaian atau adjustment dari aturan yang dibuat oleh OJK maupun Bursa dan SRO menyebabkan pasar modal kita rebound di paruh kedua 2025,” jelas Iman.
Dana Pemerintah Rp 200 Triliun di BI Masuk Sistem Perbankan, Celios: Belum Tentu Dorong Ekonomi, Malah Ada Risiko ini
Di sisi lain, pemulihan pasar juga ditopang oleh berbagai inovasi dari Bursa Efek Indonesia. Sepanjang 2025, BEI meluncurkan 10 produk dan layanan baru. Antara lain International Carbon Trading pada Februari 2025, kontrak berjangka indeks asing, warrant terstruktur tipe put, perluasan underlying warrant terstruktur, serta kehadiran liquidity provider untuk saham.
Selain itu, BEI juga memperluas underlying Short Selling Restriction (SSR) dari 5 menjadi 10 saham, membuka format distribusi data dan simulasi kode domisili investor, serta meluncurkan unsponsored Depository Receipt (DR) linkage bersama Singapore Stock Exchange. Selain itu, BEI bersama SMV menerbitkan 3 indeks co-branded.
Penyesuian Trading Halt dan ARB untuk Jaga Likuiditas dan Confidence Investor di Pasar Saham
Serangkaian kebijakan dan inovasi tersebut berbuah pada kinerja pasar yang impresif. IHSG mencatatkan All Time High (ATH) pada 8 Desember 2025 di level 8.711, sekaligus mendorong kapitalisasi pasar menembus Rp 16 kuadriliun.
Sepanjang 2025, IHSG tercatat 24 kali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Namun juga mencatatkan trading halt atau penghentian sementara akvititas perdagangan saham sebanyak dua kali.
“Beberapa kali All Time High selama setahun ini? 24 kali. Saya ngitungin tiap hari. Karena tiap hari, tiap tutup saya hitungin, setahun ini 24 kali All Time High,” bebernya.
Gila! Harga Bitcoin Sentuh Level All-Time High di USD 118.000, Kapitalisasi Pasar Global Tembus USD 2,34 Triliun
Menutup tahun 2025, pasar saham Indonesia ditutup di zona hijau pada level 8.646. Angka tersebut naik 0,03 persen atau 2.68 poin dengan volume transaksi tercatat 38,747 miliar saham dan nilai transaksi mencapai Rp 20,039 triliun. Adapun frekuensi transaksi tercatat 2.578.000 kali.
“Hari ini menjadi momentum refleksi sekaligus bentuk apresiasi kami yang sebesar-besarnya atas dukungan, sinergi dan kontribusi seluruh pemangku kepentingan yang telah berkolaborasi dalam menghadapi tahun 2025,” pungkasnya.